77 Pikiran yang Mengganggu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ke Xin Ya terkejut dengan kemunculan Guan Xi Lin di hadapannya.

Semua orang berkata bahwa dia sudah mati. Ke Xin Ya juga memikirkan hal yang sama. Oleh karena itu, saat Guan Xi Lin tiba-tiba muncul di hadapannya, dia justru merasa terkejut. Bukannya merasa senang.

"Kamu... Kamu masih belum mati?" Wajah Ke Xin Ya menjadi pucat. Suaranya pun gemetar saat melihat pria itu.

Guan Xi Lin menatap tepat ke arah Ke Xin Ya. Banyak emosi yang terlihat di dalam matanya. Dia tidak tahu kenapa dia datang kesini. Mungkin karena dia merasa diperlakukan tidak adil. Karena dia selalu berpikir bahwa Ke Xin Ya adalah kekasihnya.

Jiu Kecil sudah bertanya pada Guan Xi Lin apakah dia mencintai Ke Xin Ya atau tidak. Dan dia menjawab bahwa itu tidak bisa disebut cinta, tapi selalu ada perasaan suka di hatinya. Lagipula, setelah berpikir bahwa wanita itu akan menjadi istrinya sejak kecil, perlakuan Guan Xi Lin terhadap Ke Xin Ye selalu berbeda dengan perlakuan terhadap orang lain.

Namun, wanita yang selalu dia kira akan menjadi istrinya, kini akan menikahi orang lain. Orang yang akan dia nikahi itu tidak lain adalah sepupunya. Entah kenapa, hal itu membuat hati Guan Xi Lin merasa tidak nyaman.

Tapi sekarang, Guan Xi Lin benar-benar ingin tahu apakah Ke Xin Ya melakukan itu karena keinginannya sendiri atau tidak.

Setelah mendengar kabar, Ayah Ke dan Ibu Ke bergegas ke sana. Mereka melihat sosok tinggi di halaman. Tiba-tiba jantung mereka berhenti berdetak. Ekspresi mereka langsung berubah.

"Xi Lin?"

Guan Xi Lin menoleh, dan melihat dua senior dari keluarga Ke. Lalu dia berkata. "Aku ke sini hanya ingin meminta jawaban." Setelah mengucapkannya, Guan Xi Lin membalikkan badan dan menatap tepat ke arah Ke Xin Ya.

Melihat wajah putrinya yang pucat, matanya tidak berani menatap Guan Xi Lin. Hati Ibu Ke teriris, dan dia segera melangkah maju untuk memeluk putrinya. Dia menatap Guan Xi Lin dengan pandangan yang tidak senang.

"Apa yang kamu lakukan disini? Pertunanganmu dengan putri kami sudah tidak berlaku. Apa pentingnya bagimu kalau Ya Kecil akan menikah?"

"Oh, Xi Lin! Pertunangan itu hanya diputuskan setelah kedua keluarga Guan dan Ke berdiskusi. Dan untuk pernikahan antara Ya Kecil dan sepupumu, itu juga diputuskan setelah senior dari kedua keluarga Guan dan Ke setuju." ucap Ayah Ke sambil menghela nafas dalam hati dan menatap Guan Xi Lin.

Walaupun Guan Xi Lin datang dari keluarga yang terhormat. Sayangnya, dia seorang yatim piatu. Dalam hal posisi maupun status, Guan Xi Lin sama sekali tak sebanding dengan sepupunya.

"Kamu juga menyetujuinya?" Guan Xi Lin masih menatap Ke Xin Ya. Guan Xi Lin sangat ingin meminta jawaban.

Namun, melihat Guan Xi Lin yang memaksa putrinya menjawab, Ibu Ke marah.

"Memangnya kenapa kalau Ya Kecil menyetujuinya? Apakah bersama Guan Xi Ruan akan lebih buruk daripada bersamamu? Kenapa kamu tidak mau berkaca dan melihat apa yang bisa kamu berikan? Kamu bahkan tidak punya keluarga. Bagaimana bisa statusmu di keluarga Guan bisa disandingkan dengan Guan Xi Ruan?"

Kata-kata Ibu Ke sangat tajam dan penuh dengan sindiran. Dia terus berkata: "Tidak ada salahnya memberitahumu agar kau sebaiknya menyerah saja. Senior dari keluarga Guan sudah memberitahu kami, pada seleksi Ketua Muda dari seluruh anggota keluarga Guan, Guan Xi Ruan pasti akan menang dan menjadi Ketua Muda! Seleksi itu akan dilakukan 3 hari lagi. Itu artinya Ya Kecil akan segera menjadi Istri Ketua Muda. Ketika Xi Ruan akhirnya mengambil alih posisi Kepala Keluarga, dia akan menjadi Istri dari Kepala Keluarga Guan. Jika dia menikahimu, apa yang akan dia dapatkan?"

Mendengar kata-kata Ibu Ke, Guan Xi Lin tidak mengatakan sepatah katapun. Dia hanya menatap Ke Xin Ya dengan pandangan yang serius. Ke Xin Ya berlindung di balik badan ibunya. Guan Xi Lin akhirnya berbalik dan pergi tanpa mengatakan apapun.

Ayah Ke melihat tangan Guan Xi Lin yang menggantung lemas di sisi tubuhnya . Dia bertanya dengan terkejut: "Kenapa tangan kanannya terlihat lumpuh?"

Ibu Ke menjawab dengan nada acuh tak acuh.

"Kenapa kamu memperdulikan apa yang terjadi padanya? Mulai saat ini, Ya Kecil kita tidak ada hubungannya dengan pria itu."

"Aku akan kembali dulu ke kamar."

Ke Xin Ya segera kembali ke kamarnya setelah mengatakan itu dan langsung mengunci pintu. Dia berjalan menuju meja rias, lalu duduk di depan meja. Dia menatap jepit rambut kayu yang ada di dalam kotak perhiasannya. Kemudian, dia tiba-tiba melemparnya menuju keranjang di ujung ruangan.

"Aku membuat pilihan yang tepat. Aku tidak akan menyesalinya. Aku pasti tidak akan menyesal!"

Ke Xin Ya tidak menghiraukan ketidaknyamanan di hatinya. Kedua matanya penuh dengan tekad yang kuat. Dia tahu bahwa tidak peduli seberapa baik perlakuan Guan Xi Lin padanya, Guan Xi Lin tidak akan bisa memberi apa yang diinginkan oleh Ke Xin Ya.

avataravatar
Next chapter