webnovel

Hanya Seorang pengemis

Editor: Wave Literature

Mereka berdua berjalan. Lelaki itu berjalan di depan sang gadis. Karena peringatan dari Ling Mo Han, walaupun gadis itu masih mengikutinya, dia menjaga jarak tiga langkah darinya. Dan Feng Jiu tahu dengan jelas kalau paman itu tidak terbiasa berada di dekat wanita, kalau tidak, dia tidak akan jatuh pingsan saat ia menciumnya tanpa sengaja.

Walaupun dia merasa tidak terlalu nyaman dengan hal tersebut, tapi bagaimanapun pria itu adalah seorang paman yang sudah berusia dewasa, akan lebih baik jika dia tidak mengungkit kejadian itu untuk menghindari kecanggungan antara mereka berdua.

Tapi ada sesuatu yang membuat suasana hatinya membaik. Semakin dalam dia masuk hutan, dia berhasil mengumpulkan tanaman obat ajaib di sepanjang jalan. Tanaman itu telah dimasuki oleh aura roh, walaupun mereka berasal dari jenis yang biasa saja, setidaknya itu sudah cukup membuat suasana hatinya menjadi lebih baik.

[Eh? Apakah itu Semanggi Merah? Itu adalah tanaman terbaik untuk mengobati luka luar!]

Setelah melihat banyak tanaman obat ajaib yang tumbuh di antara rerumputan liar, dia berlari kesana dengan gembira lalu mengambilnya perlahan. Bagaimanapun juga, Semanggi Merah itu adalah tanaman ajaib yang bernilai cukup mahal dan mereka hanya bisa ditemukan di kedalaman hutan,tidak pernah terlihat di tepi luar hutan.

Tanaman obat ini sebenarnya sama dengan tanaman obat paling berharga yang berasal dari abad ke-21. Baik dari nama maupun bentuknya, mereka benar-benar terlihat mirip. Yang membedakan hanyalah orang-orang disini yang berlatih kekuatan mistis dan aura roh dan kebanyakan tanaman obat adalah tanaman ajaib. Tanaman itu telah dirasuki oleh aura roh, membuat efeknya meningkat lebih kuat.

'Wuuush!'

Saat itu, terdapat suara angin melaju ke arahnya. Feng Jiu yang sedang mengambil tanaman obat ajaib itu bahkan tidak sempat menoleh. Tetapi, dia menghindar ke samping dengan cepat. Kemudian, dia menggenggam tanaman Semanggi Merah yang telah diambilnya.

Mendengar suara dari depan, Ling Mo Han menoleh dengan cepat. Tangannya terangkat saat sebuah panah tajam menuju si pengemis kecil. Namun saat dia melihat gadis itu menghindar, dia diam-diam menurunkan kembali tangannya dan mengarahkan pandangan menuju orang-orang yang datang dari arah lain.

Feng Jiu menatap ke arah dimana dia berjongkok tadi, dan disana terdapat sebuah panah tajam yang menancap di tanah. Kalau tadi dia tidak segera menghindar, panah itu akan menancap tepat di tubuhnya.

Dihadapkan dengan serangan misterius yang hampir membunuhnya, bibir Feng Jiu merekah menjadi senyuman namun kedua matanya tidak menampakkan sedikitpun kegembiraan saat dia melihat ke arah orang-orang yang datang.

Itu adalah sebuah tim berisi sekitar 20 orang. Pemimpin dari tim itu adalah seorang pria paruh baya yang terlihat tenang. Disampingnya, ada seorang lelaki muda sekitar usia 20 tahun dan seorang gadis muda yang berusia sekitar 15 atau 16 tahun. Di belakang mereka, semua orang memakai pakaian yang sama seperti seragam, mereka nampak seperti anggota dari sebuah klan dan sedang menjalankan misi pelatihan.

Mengamati kelompok itu tanpa sedikitpun bergerak, tatapan Feng Jiu tertuju pada gadis muda itu. Dia melihat sang gadis memakai baju berbentuk tube dress yang berwarna merah jambu, dadanya yang menggairahkan setengah terbuka dan terlihat sangat memikat, pinggangnya yang ramping nampak terikat dengan rapat, sebuah busur ajaib berada di tangannya dengan beberapa anak panah berada di punggungnya. Sudah jelas, panah yang mengarah tepat kepadanya tadi telah ditembakkan oleh gadis itu.

"Berikan Semanggi Merah itu!"

Gadis muda itu menatap dengan penuh kesombongan saat dia melihat ke arah Feng Jiu yang kotor dan acak-acakan, dia mengejek: "Seorang pengemis bukannya berjongkok di jalanan untuk meminta-minta tapi malah datang kesini untuk cari mati, kamu pasti sudah bosan hidup!"

Feng Jiu tidak menyembunyikan tatapannya yang sedang mengamati gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki, lalu dia pun membalas ejekan gadis itu dengan nada mengolok-olok dan berkata: "Kenapa kamu tidak menetap di rumah bordil dan malah pergi kesini untuk memamerkan tubuhmu di depan umum, siapa yang ingin kamu rayu?"

Sesaat setelah perkataan Feng Jiu keluar dari mulutnya, Ling Mo Han yang berdiri di depannya merasa ujung bibirnya berkedut, dia menggelengkan kepala sambil berpikir pada dirinya sendiri: [Apakah benar dia seorang perempuan? Kelakuannya persis seperti bajingan yang kasar.]

Ketika orang-orang di sekeliling gadis itu mendengarnya, ekspresi mereka menjadi kejam, dan tatapan mereka bagaikan tusukan pisau yang mengarah pada Feng Jiu. Hanya pemimpin mereka dan si lelaki muda saja yang ekspresinya tidak berubah, namun mereka melihat ke arah Feng Jiu seolah mereka melihat mayat yang sudah mati...

"Kamu cari mati ya!"