webnovel

Malaikat yang Sayapnya Patah

Editor: Wave Literature

Ling Ran merasa sedikit lega telah menyelesaikan 1/10 dari misinya.

"Dokter Zhou, bagaimana menurutmu?"

Ling Ran bertanya kepada dokter Zhou, karena dia tidak bisa menilai seberapa cepat dan bagus proses penjahitan yang baru saja dia lakukan itu.

Padahal kenyataannya, kemampuan Ling Ran dalam mengambil keputusan hanya setingkat dengan dokter magang.

Untuk Hal ini, seorang dokter harus memiliki lebih banyak pengalaman untuk benar - benar mengukur kemampuannya sendiri.

Bagaikan suku aborigin yang harus sering berkompetisi berburu di gunung untuk menilai apakah dirinya ini orang yang cepat atau lambat.

Dokter Zhou keheranan saat menatap ke arah Ling Ran, berpikir apakah Ling Ran ini hanya main-main dengannya atau memang bersungguh-sungguh.

Jika dia hanya ingin mengerjai Dokter Zhou, itu tidak seharusnya dilakukan di depan pasien. Jika ini bukan untuk mengerjai Dokter Zhou, apakah dia masih perlu menanyakan hal itu?

Apakah dia ingin mendapatkan pujian? Ataukah dia hanya ingin memamerkan kemampuannya?

Pemikiran ini memenuhi pikiran Dokter Zhou.

Setiap dokter bedah mempunyai keunikannya masing-masing.

Ada yang saat operasi menyetel musik simfoni, musik rock, hip-hop, dan bahkan ada yang menyetel komedi Guo Degang(komedian cross talk, mirip seperti stand up comedy). Itu semua merupakan hal yang biasa bagi para dokter bedah. Candaan yang agak kasar dan kotor juga merupakan karakter yang dimiliki oleh dokter bedah.

Dan dokter yang suka memarahi orang lain dan yang suka dipuji... itu semua tergantung pada kemampuan yang dimiliki dokter tersebut. Jika dia memiliki teknik yang bagus, tentu saja dia berhak memarahi orang lain, dan juga bisa meminta pujian dari orang lain.

Dokter Zhou terlihat agak tidak senang. Dia menebak dokter muda yang ada di hadapannya ini adalah dokter ahli yang berasal dari rumah sakit lain, yang kemudian datang ke Yunhua untuk mengembangkan skillnya.

Walaupun sama-sama praktek, dokter magang dan houseman tidaklah sama dengan dokter yang melakukan pertukaran dengan rumah sakit lokal lainnya.

Dokter Zhou berpikir rumah sakit mana tempat Ling Ran bekerja sesungguhnya, dan ia pastinya telah mendapatkan banyak pujian setelah melakukan operasi, dengan begitu, sikapnya yang unik ini bisa dipahami.

Dia pasti ingin dipuji dengan menawarkan bantuan.

Meski begitu, walau teknikmu sangat bagus, bukan berarti aku juniormu yang bisa diperlakukan seperti ini.

Dalam hati Dokter Zhou merasa tak nyaman, dia mendongakkan kepalanya, lalu tersenyum dan berkata: "Jahitan yang sangat sempurna."

Dalam hati Dokter Zhou berkata 'Anak - anak zaman sekarang ini, tidak bisakah seorang ahli dari luar rumah sakit tidak mempermalukan rumah sakit lain'.

Dokter Zhou berkutat dalam pikirannya, sebelum mengingat ketenangan yang dipelajarinya semasa muda, dan dia lalu bertanya pada Ling Ran: "Kita sebelumnya belum pernah bertemu, siapa namamu?"

Dia menebak, jika orang tersebut melakukan suatu hal, pasti dia ingin dikenal. Seperti halnya ksatria yang menghancurkan batu atau mengalahkan harimau, apa lagi tujuannya jika bukan untuk dikenal oleh banyak orang.

Dokter Zhou memutuskan untuk mengikuti permainan Ling Ran karena dia terkagum terhadap tekniknya.

Ling Ran yang adalah seorang mahasiswa magang, menjawab apa yang ditanyakan: "Aku Ling Ran, kemarin baru melakukan pembagian tim dan masuk ke departemen UGD."

"Ling Ran.." Dokter Zhou mengingat dalam benaknya.

"Dokter Ling, tanganmu sangat panjang, sangat cocok untuk menjadi dokter ahli bedah." Wang Jia yang biasanya tidak nyaman dengan para dokter magang, terpukau terhadap ketampanan Ling Ran, bahkan dia tidak masalah memanggil Ling Ran dengan menambahkan kata 'dokter' di depannya.

Dokter magang yang dipanggil 'dokter' oleh pasiennya, itu saja sudah bisa membuat mahasiswa magang sangat bahagia bagaikan terbang di atas awan.

Terlebih lagi dipanggil 'dokter' oleh dokter dan suster lain. Awan yang sudah bisa terbayangkan kemudian bisa mengeluarkan air hujan kebahagiaan.

Ling Ran tersenyum lebar mendengar perkataan suster Wang.

Seluruh tubuh Suster kecil Wang Jia itu pun menjadi mati rasa saat dia melihat senyum Ling Ran.

Tiba - tiba, seorang suster datang berlari dan memanggil

"Dokter Zhou apa ada waktu? Ada pasien datang di ranjang nomor 3."  

UGD tidak pernah kekurangan pasien yang kondisinya darurat. Pasien yang tertusuk pisau di dada adalah keadaan darurat, pasien yang mulutnya tertancap pecahan lampu juga adalah keadaan darurat.

Dokter Zhou menganggukan kepalanya, lalu mengikuti suster itu pergi, di belakangnya, Ling Ran tidak mau ketinggalan, dia juga mengikuti suster dan Dokter Zhou. 

Menjadi dokter magang harus berusaha memanfaatkan semua kesempatan yang ada.

Wang Jia juga pergi dipanggil oleh suster lainnya. Dokter punya kesibukan sendiri, begitu juga dengan suster.

Dokter Zhou sebenarnya tidak suka diikuti oleh seorang dokter ahli dari rumah sakit lain, tapi dia juga tidak mengatakan apa-apa.

Suster yang memanggil tadi juga tidak berpendapat apapun, hanya melihat sekilas ke arah Ling Ran, lalu menjelaskan kondisi dari pasien: "Pasien ranjang nomor 3 mengalami luka akibat perkelahian di kepala, dan darah telah mengalir lebih dari satu jam, korban telah minum alkohol, dan sekarang dalam keadaan sadar. Tidak ada muntah, tidak ada pendarahan melalui hidung, telinga dan organ dalam, dan tidak ada permasalahan pada pergerakan tubuhnya."

Sesampainya di ranjang nomor tiga, terlihatlah seorang anak muda yang bertato penuh di tangannya, bentuk matanya segitiga, hidungnya kecil, dan tubuhnya berotot. Kedua kakinya duduk bersila di atas kasur, tangan kirinya menekan lukanya di sebelah kiri dengan kain kasa. Dia tersenyum saat berbicara kepada dua teman gengnya yang seumuran dengannya.

Seorang yang terlihat lebih tua seketika langsung berkata ketika melihat orang berjas putih datang: "Aduh.. dokternya sudah datang. Dok, cepat periksa kakakku, dia dikeroyok oleh seratus orang, jika bukan karena kungfunya hebat, hari ini dia tidak akan bisa datang kemari, yang harus kalian lakukan hanyalah menjahit lukanya…"

"Kalau kalian tidak membiarkanku lewat, bagaimana aku dapat memeriksanya?" Dokter lalu berkata lagi: "Kerabat korban dimohon untuk menunggu di luar, jika ada masalah kami akan memanggilmu."

"Tidak bisa, kami harus berada di sini dan melihatnya." dua orang tersebut menggelengkan kepalanya, dan mata keduanya lalu melotot.

"Tempat ini kecil, dan jika ada kalian di sini, bagaimana aku bisa melakukan operasi." Dokter Zhou sudah pernah menemui situasi seperti ini, dia juga menanggapinya dengan sabar dan tidak ikut emosi.

Seorang dokter tidak bisa memilih pasiennya, terutama pasien yang ada di UGD. Menemui kerabat dari pasien merupakan hal yang rumit, mereka harus bersabar di setiap keadaan. 

Keduanya terus menggeleng-gelengkan kepala mereka: "Kakak tidak boleh sendirian.."

"Hanya satu orang boleh tinggal, yang lain menunggu di luar dan melakukan prosedur pembayaran." Suara Dokter Zhou terdengar tenang.

"Kami sudah membayar!" dua orang ini terlihat terdengar sedikit panik.

"Luka yang dia alami cukup serius, kamu harus membayar lebih, cukup satu orang yang tinggal di sini."

Dokter Zhou menjulurkan tangannya sembari berbicara , dan kedua orang tersebut lalu memberi jalan pada sang dokter.

Setelah beberapa saat kemudian, mereka menghilang tanpa jejak.

Akan tetapi, ketenangan yang diharapkan oleh Dokter Zhou tidak datang juga.

Setelah pria bertato itu diberi obat bius lokal, dia merasa badannya sudah tidak apa-apa, lalu dia dengan menggebu-gebu bercerita tentang perkelahiannya, walaupun dia sedang dalam proses debridemen lukanya.

Saat berbicara, lukanya terbuka, dokter Zhou sudah memperingatinya untuk tidak berbicara, tapi dia tidak menghiraukan.

Dokter Zhou mengeluarkan banyak keringat setelah bersusah payah melakukan debridemen ini. Dia lalu meletakkan penjepitnya dan memperingatkan sekali lagi: "Sehabis ini, kami akan mulai menjahit lukamu, kamu jangan berbicara lagi, bagaimana jika jarumnya salah tusuk?"

"Jarum salah tusuk merupakan kecelakaan di sesi operasi, jika itu terjadi kalian harus ganti rugi." Pria bertato itu tidak bergerak dan berkata lagi: "Mengobati adalah tugas kalian, kalian harus menjalankannya dengan baik. Guan Yu.. Guan Yun atau terserah apapun itu, dia saja tetap makan, minum, dan bercakap-cakap sambil bermain catur walau ada racun di tubuhnya, Bian Que juga tidak melarangnya"

Dokter Zhou lalu melihat ke atas dan tak bisa berkata-kata: "Hua Tuo yang membersihkan racunnya" 

"Hah! aku tidak tahu tentang hal itu, tapi aku tahu semua tentang Guan. Apakah kamu benar - benar orang pintar? Hua Tuo yang membersihkan racunnya? Candaan macam apa itu??"

"Hua Tuo itu adalah… Sudahlah lupakan". Dokter Zhou sudah dibuat pusing oleh pria ini, dan dia lalu berbalik dan bertanya pada Ling Ran: "Apakah kamu mau menjahit lukanya?"

Dokter Zhou berpikir: 'Seorang yang ahli datang dari rumah sakit lain untuk pamer keahliannya. Kalau begitu, beri saja dia tantangan yang susah'

Ling Ran tanpa ragu langsung maju ke depan.

Bagi seorang dokter magang, setiap kesempatan latihan yang datang itu sangat berharga, bagaikan boneka yang masih baru dibeli.

"Tolong menoleh sedikit." Ling Ran membetulkan posisi duduknya, lalu mengambil penjepit dan jarum jahitnya.

Pria bertato itu sadar akan kehadiran Ling Ran yang masih muda, dan dengan tidak puas dia berkata: "Kenapa ganti orang? Aku beritahu, aku telah mendatangi banyak rumah sakit. Jika lukaku ini tidak kalian jahit dengan bagus, kalian jangan berpikir akan…."

Pria yang berkata dengan menggebu-gebu itu tiba-tiba tersadar akan ekspresi tercengang dari Dokter Zhou, dia pun semakin jengkel: "Hei, mau apa kamu!"

Dokter Zhou kembali ke kesadarannya setelah mendengar teriakan, kemudian menatap ke arah Ling Ran, lalu kembali menatap ke arah pria bertato itu dan berkata: "Lukamu telah selesai dijahit."

Menjahit luka di bagian kepala merupakan hal yang mudah bagi para dokter bedah, tapi ketika dilakukan saat pasien juga dalam keadaan berbicara, dan melakukan operasi dengan kecepatan yang sama, dia baru pertama kali ini melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Teknik semacam ini sudah merupakan teknik dengan level tertinggi yang dilakukan dalam operasi yang resikonya besar, seperti melakukan operasi dengan keadaan jantung yang tidak berhenti berdetak dan darah yang terus mengalir. 

Tapi, teknik yang setinggi ini, sayang sekali jika hanya digunakan untuk menjahit kepala botak ini.

Ling Ran yang telah selesai membuat simpul terakhir, merasa teknik jahitan ini tidak sia-sia. 

Dia dengan gaya cool-nya menggoyangkan kepala pria bertato itu ke kanan dan ke kiri, bagaikan bermain dengan mainan Transformer lalu berkata: "Sempurna."

Yang terlihat dari cermin hanyalah bekas darah yang ada di kepala pria bertato, jahitannya sangat rapi hingga tidak terlihat.

Sesuai sifat Ling Ran, dia hanya bisa bernafas lega.

Hal yang membuatnya sedikit jengkel adalah jika bentuk jahitan menjadi melembung seperti hasil jahit pisang yang dilakukan para perempuan di universitas.

"Ini lebih cepat dari sebuah perkelahian, ya.. terjahit dengan bagus dan rapi…" pria bertato itu sering keluar masuk rumah sakit, dan mengerti jahitan mana yang bagus dan tidak. Dia lalu berkata: "Dok, berikan kartu namamu, kami akan langsung menghubungimu jika aku membutuhkanmu."

Ling Ran sebenarnya tertarik untuk memberikan kartu nama, tetapi dia tidak punya. Sambil menutup lukanya, dia lalu berkata: "Aku tidak punya kartu nama, tapi aku bekerja di rumah sakit ini."

Pria bertato itu menepuk pahanya sendiri dan berkata: "Ok, kalau begitu aku akan pergi berkelahi dengan beberapa orang lagi, jika ada saudara-saudaraku yang terluka, semua akan kuserahkan padamu."

Dia dengan senang berkata sambil melambaikan tangannya yang tidak terluka dan berkata: "Semuanya, ayo kita bantai lagi mereka!"

"Bantai! Bantai!" Dari luar UGD, datanglah pria bertato lainnya yang bergerombol dan berteriak serentak.

Ling Ran melihat 2/10 misinya telah terselesaikan. Dalam benaknya, dia menanti-nanti untuk menyelesaikan misinya.

Setiap menemukan malaikat yang sayapnya patah, itu adalah harta bagi para dokter magang.