webnovel

01 awal

Aku pikir akan menjalani masa mudaku dengan bersenang-senang, sukses dalam berkarir untuk menghasilkan banyak uang. Seperti perempuan pada umumnya. Atau mungkin berbeda? Aku yang tinggal di desa dan tentu akan berbanding terbalik dengan Wanita-wanita kota pada umumnya. Tetapi Aku juga ingin merasakan bagaimana uang hasil kerja kerasku sendiri dan bersenag-senahg dan bercengkrama dengan teman-teman ku. sayangnya, aku tidak memiliki semua itu. Aku ingin membuat banyak kenangan sebanyak mungkin yang akan kuingat dimasa tuaku nantinya, sayangnya semua itu seperti mustahuil untukku yang memiliki catatan sebagai penjual kue keliling. Sungguh menyedihkan.

Semuanya berantakan. Sungguh, tetapi tidak membuatku kecewa meskipun ada sedikit kesedihan di dalam diriku karena tidak bisa melakukan apapun yang aku inginkan. Aku harus bersyukur dengan apa yang sudah di berikan kepadaku bukan.

Kuncinya adalah..

Selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita Miliki dan diberikan tuhan…

"Aku akan pergi ke kota untuk mencari uang, nek." Ucap Rachel sambil berjalan menuju Kasur sang nenek yang baru saja diperiksa dokter.

Wanita yang sudah berumur sekitar 50 tahun lebih. Entahlah, aku lihat Wanita tua itu terlihat sangat muda dan masih terlihat sangat kuat untuk melakukan apapun. "Hey, nenek bisa melakukan pekerjaan meski sakit"

Rachel menghela nafas. "Lihatlah Wanita tua ini, dok. Sudah tua dan ingin terus bekerja. Aku harap dokter bisa menyuruhnya berhenti bekerja" Rachel yang kesal sebab Neneknya ini tidak pernah mau mendengarkannya untuk berhenti bekerja.

Dokter itu tertawaa ." Rachel benar, nek. nenek seharusnya beristirahat dan biarkan Rachel bekerja. Di usia sekarang tidak baik untuk nenek bekerja" sahut dokter Jang membenarkan.

Sedangkan Rachel menyilangkan kedua tangannya dan mengangkat dagunya sambil menatap sang nenek penuh kemenangan.

"dengarkan apa kata dokter, itu semua demi kebaikan nenek"

"hey, dokter. Umurku memang tua. Tapi lihatlah kulitku ini, apakah ada garis-garis?" tunjuknya kewajah dokter sambil mengulur kedua tangannya.

"ada, tapi tetap saja nenek harus istirahat karena kanker payudara nenek" Suara itu terdengar lirih setelah mengatakan hal yang membuat Rachel sedih.

Melihat bagaimana mereka berdua begitu bersemangat dan tidak ada rasa ketakutan sama sekali meskipun tau Nenek Saen akan operasi.

Dokter itu menghela nafas dan menunjukan hasil CT scan yang sudah ia bawa sejak tadi setelah pemeriksaan nenek Sean saat dirumah sakit. Dokter Jang membawa hasil scan kerumah Nenek Scan untuk menunjukan penyakit apa yang tengah digrogoti Wanita tua periang itu.

"Ada lebih dari 2 titik dan 3 dibagian kiri." Ucap dokter Jang sambil menunjuk ke arah hasil scan dari kedua payudara Nenek Saen.

"apa berbahaya, dokter?" Tanya Rachel dengan wajah pucat.

"itu hanya benjolan kecil, benjolannya terletak di bagian pinggir." Rachel melirik kearah neneknya dan mendapatkan sebuah ide untuk mengerjai sang nenek untuk tetap dirumah dan membiarkannya bekerja ke kota. " jadi, nenek harus operasi,dok?"

Nenek Saen langsung melotot dan melirik kea rah dokter Jang meminta jawaban. Melihat bagaimana Rachel memberikanya kode untuk mengerjai Wanita tua itu. ia pun mengikuti rencana yang di inginkan Rachel.

"benar, Nenek harus dioperasi untuk pengangkatan Kanker"

"a-apa? Apa itu aku berarti aku akan kehilangan?"

"jika nenek tidak mendengarkan kami. Mungkin nenek akan kehilangannya"

"Jadi, bentuknya tidak akan berubah Jika aku istirahat?"

Dokter Jang terkekeh. "itu tidak akan terjadi jika nenek beristirahat. Aku bisa menghilangkannya tanpa menyentuhnya sedikitpun."

"Ah, itu melegakan. Hm, baiklah. Aku akan istirahat."

"Hanya saja…."

Seketika semuanya menegang. Termasuk Rachel yang sejak tadi menahan tawa melihat sang nenek dibohongi. Atau mungkin apa yang dikatakan Dokter adalah benar. Entahlah.

Dokter Jang menarik nafas Panjang, kali ini dia menatap Nenek dan Rachel bergantian. Tatapannya menjadi serius. "Hanya saja, aku tidak bisa menjamin bahwa itu akan tumbuh lagi. Setelah mempelajari keterangan nenek. Aku khawatir jika timbul lagi"

"Penyebab kanker ini adalah usia yang terus bertambah, dan terpaparnya radiasi dari radioterapi."

Detik itu juga senyumanku hilang, aku sepontan menundukkan kepala, merasakan nyeri yang menikam jantungku secara perlahan setelah mendengar ucapan dokter yang sudah memeriksa sang nenek." Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk membuat nenek sembuh total"

"Jika sesudah operasi. Aku harap nenek tidak melakukan pekerjaan berat dan sering berolah raga. Memakan makanan sehat. Seperti buah dan sayuran…

"buah yang asam seperti Jeruk. Terutama anggur, karena kulitnya mengandung antioksidan yang tinggi."

"dan pantangan untuk Nenek untuk tidak makanan dengan kandungan lemak. Seperti paha ayam, daging asam, krim dari susu, mentega dan makanan yang mengandung banyak minyak lainnya"

"Baiklah, dok. Aku akan mengurus nenek kalau begitu"

"lalu bagaimana dengan pekerjaanmu"

"Aku akan mengurus kebun nenek."

"tidak—

Mereka berdua menoleh kearah nenek Yang menggeleng kuat setelah Rachel mengatakan akan mengambil alih kebunnya. "Siapa bilang aku akan mengizinkanmu mengurus kebunku?" sahut Wanita tua itu dengan menyipitkan kedua matanya.

"lalu jika bukan diriku siapa? Ah, apa nenek ingin bekerja lagi!"

"Hey.hey,hey Apa kau melupakan pamanmu ini?" sahut pria yang baru saja masuk.

Pria itu adalah paman Rachel yang baru saja datang dari kota. "Paman bisa menjaga nenekmu. Ah benar, dia kan ibuku. Paman akan menjaganya dan kamu tak perlu khawatir"

Rachel tidak bisa mengatakan apapun selain menghela nafas Panjang. "Aku akan mencari uang untuk biaya pengobatan, Nenek"

"tidak perlu keras. Pamanmu ini bisa di andalkan. Yang penting kau disana bisa mencoba pengalaman baru."

"Nah, sudah dipastikan. Kau akan berangkat besok ke kota"

"Apaa! Ini terlalu cepat"

"Lebih cepat lebih baik bukan"

Rachel menatap Sang nenek nya penuh curiga. Ada perasaan yang membuatnya menaruh kecurigaan dengan Wanita tua itu.

"Ah, Rachel. Kau bisa menggunakan rumah paman disana. Kau tidak perlu menyewa tempat tinggal lagi"

Tidak ada pilihan lain. ia yang sejak dulu sangat ingin pergi ke kota dan mencari pekerjaan saat ini sudah di depan mata. Aku tidak bisa mendapatklan kesempatan ini dua kali bukan?.

"Baiklah, aku akan pergi besok"

Dokter Jang terkekeh. "Aku juga akan menjaganya, kau tidak perlu khawatir."

Kadang Rachel bingung melihat sikap Neneknya bersikap baik-baik saja, padahal Nenek sedang sakit. Jika saja aku menjadi nenek, mungkin akau akan menangis jika mengetahui penyakit apa yang tengah aku derita. "nenek aneh, kami semua disini mengkhawatirkan, nenek. Kenapa nenek ingin sekali aku ke kota setelah mendengar kabar

penyakit, nenek"

"sulit dipercaya." Sahut Dokter membenarkan.

"Nenek ingin kamu menikah"

Seketika Aku melotot tidak percaya mendengar ucapan nenek barusan. apa? menikah? Bukankah terlalu dini untuknya menikah? Lagipula aku ingin bekerja dan menghasilkan banyak uang. Dan apa ini?

"ah, nenek mengizinkanku ke kota untuk mencari jodoh ya? Bukankah itu terdengar mengerikan"

"Nenek ingin cucu nenek menikah. Apa salahnya? Di usia yang tidak lagi muda seperti kalian tadi. Bukankah aku harus istirahat. Dan tetap Bahagia? Kemungkinan besa raku akan sembuh jika keinginanku tercapai"

"kami tidak mengatakan hal itu" gumam Rachel mengingat-ingat kejadian beberapa menit yang lalu.

~~~~~~