webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · Fantasy
Not enough ratings
369 Chs

Dann dan Kegelapan

=Ami POV=

Tuk tuk tuk tuk.

Kupukulkan tongkat pada lantai untuk memecahkan keheningan. Kami masih dengan pikiran kami masing-masing mengenai dimana kiranya benda itu berada.

"Apakah mungkin, jika sbenarnya tuan Hadiyaksa sudah tidak memilikinya lagi? Namun beliau mengatakan kalau menyimpannya dengan baik sehingga semua orang berpikir kalau itu sungguh masih ada?" gumam Ge. Dia masih sesekali meringis menahan nyeri di tubuhnya, namun tetap bersemangat untuk terus mencari.

Tuk tuk tuk tuk.

Aku tidak ingin merepon. Terlalu banyak hal yang menjadi kemungkinan di kepalaku. Aku mengangkat tongkat tuan Hadiyaksa dan memainkannya seperti sedang bermain pedang. Ada sesuatu yang terasa berbeda di tanganku.

Aku mencoba untuk mengoyangkan tongkat itu dengan seperti mengocoknya. Ada suara lirih yang kudengar.

"Teman-teman …," ujarku meminta perhatian. Tuan Presiden dan Ten segera menolehku, mereka tidak begitu minat dengan permainanku.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com