webnovel

BERUSAHA

meskipun berkali kali gagal, tetapi kami tetap mencoba untuk terus mendatangi orang² pintar lainya,

jujur saja aku kasihan dengan ibuku, aku merasa selalu membuatnya repot, tetapi mau bagaiman? aku juga ingin sebuah kesembuhan,

pada sekitar 2012 aku pergi berobat di salah satu usulan tetangga, pada saat itu adiku berusia 6tahunan, dan setiap aku pergi berobat adiku selalu di titipkan ke rumah orang tua ibu, karna disana lebih banyak yang jagain,

aku ibu dan ayah kesana seminggu sekali karna jarak yang menurut kami jauh, dan seperti biasa aku selalu antusias untuk berobat, karna benar² ingin sembuh,

beberapa kali kami kesana, sebenarnya aku merasa ada perubahan meskipun tidak signifikan, tetapi karna jarak dan biaya, ahirnya kami berhenti, dan aku sejujurnya sedih pada saat itu,

aku memang ingin sembuh, tetapi aku juga tak mau membuat ibu dan ayahku habis²an soal biaya,

terkadang sedih karna merasa ingin sekali seperti yang lain, tetapi aku harus tetap terlihat tegar dan berpura pura seakan tidak kenapa napa,

yang membuat aku sangat sedih itu ketika ada acara di desa sebelum covid , di desa ayahku sering ada orkes pasar malam terkadang atau perayaan 17 agustus, ingin sekali ikut serta, tetapi lagi² harus menahan sebuah keinginan,

iya aku tau ini semata mata karna yang maha kuasa sedang menguji kesabaranku dan kesabaran orang tuaku,

aku hanya mendengar cerita orang² tentang meriahnya acara, dalam hati aku selalu berkata

( ya allah aku ingin sekali seperti teman²ku, apakah aku bisa seperti mereka?)

setelah menginjak usia remaja, rasa sedih itu semakin menjadi jadi, karna untuk acara keluarga pun belum tentu aku bisa ikut,

karna diriku, ibuku jadi ikut²an tak bisa kemana mana, dia lebih memilih untuk menemani aku daripada mengikuti keinginannya pergi bersama teman²nya, ya...

itu karna ibuku sayang padaku, dia selalu hawatir dengan kondisiku ketika aku sendirian dirumah,

iya,! aku setiap pagi selalu sendirian di rumah karna ibuku harus pergi ke kebun melatinya, dan ayahku harus bekerja di tempat orang lain karna dia sudah tidak bekerja di jakarta semenjak adiku usia 4 tahun,

mayoritas di desa ayahku kebanyakan warganya memang bekerja di kebun melati, di petik, lalu di jual di penampungan khusus bunga melati, upah yang tak tentu karna harganya yang tak pasti tergantung ramai orang menikah atau hari idul fitri, yaa biasanya ketika hari² itu harganya lumayan mahal,

tetapi juga terkadang di pohon² melatinya tidak tumbuh banyak, jadi seadanya dijual, tetapi yang laku yang belum mekar.

ibuku berangkat ke kebun sangat pagi sekitar jm 05:20 di tempuh jalan kaki karna memang dekat, aku sendirian, tak ada satu orangpun dirumah, karna adiku bersekolah, tetapi ketika hari minggu aku bisa ditemani adiku, saat aku dirumah sendirian, aku hanya bisa menonton tv, dan bernyanyi sendiri, karna aku memang suka benyanyi, yaa meskipun suaraku tidak bagus, tetapi itu bisa sedikit menghibur, melamun, terdiam, sepi, itu yang kurasa,

karna sudah menjadi kebiasaan, kesendirian bagiku sebuah ketenangan, dan tidak terlalu suka akan keramaian, entah kenapa merasa malu minder dan memang agak pusing,

saat usiaku 14 tahun, aku berfikir, mungkinkah aku bisa memiliki seorang kekasih seperti teman²ku yang lain,?

karna aku sangat menyadari bagaimana kondisiku sekarang, aku akan menceritakan kondisi fisikku saat ini,

aku memang terlihat normal, mempunyai organ tubuh yang lengkap, kakiku memang tidak bisa di luruskan, hanya menekuk, dan sangat sakit ketika dipaksa lurus, dan memang kaku tidak bisa lurus, tetapi aku masih bisa merasa sakit bahkan geli, semenjak aku duduk bertahun tahun lamanya, aku memang terkena skoliosis, tulang belakangku bengkok seperti huruf S

jadi jelas, aku sangat minder apa lagi mengenai mencari pacar,

perihal tetangga, terkadang mereka ada yang kasihan, ada yang ibah, tapi tak sedikit pula yang merasa jijik,

mengapa harus jijik? aku selalu bersih dandan cantik dan wangi, yaa kelebihan ku lagi aku bisa memoles make up sejak usia 4 tahun, hanya sekedar menghibur diri, dan itu menjadi sebuah kesukaan,

kalau soal aktivitas, aku memang bisa makan sendiri, mandi sendiri, tetapi untuk menuju ke kamar mandi memang harus di gendong ibu, yaa aku lebih dekat dengan ibu karna dia sama² perempuan, di gendong seperti india biasanya,

semakin bertambahnya usia berat badanku pun pasti tidaklah ringan, jadi aku merasa kasihan melihat ibu menggendongku,

hanya doa yang selalu terpanjat untuknya agar selalu diberi kesehatan di beri kekuatan selalu,

untuk kondisiku sendiri, aku dari kecil sampai sekarang suka berkeringat berlebihan, sampai basah kuyup seperti habis cuci kaki cuci tangan, dan keringat yang melimpah itu hanya di bagian telapak kaki dan telapak tangan saja,

aku tak tau kenapa itu bisa terjadi, setelah aku berusia 15 tahun, aku mulai mencari pasangan karna keluargaku ingin melihat aku menikah seperti orang normal lainya, aku mulai mendapat banyak luka saat itu, karna selalu gagal dalam dunia percintaan,

awalnya aku jatuh cinta pada seorang pria yang dikenalkan oleh temanku baru pertama kali dia datang kerumah, aku memang sudah merasa menyukainya, tetapi tak lama kami dekat, sepertinya temanku juga menyukainya, dan ternyata di belakangku mereka menghianatiku, aku kecawa awalnya, tapi aku sadar seperti apa fisikku, lagi² fisik,!

mencoba dekat dengan yang lain gagal lagi lagi lagi dan lagi, sampai sepuluh lebih aku gagal pada saat itu, tetapi bagiku itu tidak ada apa²nya dibanding kesedihan yang kurasa sedari kecil,

dan setelah beberapa kali gagal, aku tiba² kenal dengan mantan pacar dari temanku, usia kami selisih 9 tahun, lumayan jauh,

tetapi bagiku tak masalah jika memang orangnya baik, dan ketika kami berkenalan, aku memang merasa suka padanya, meskipun aku tau dia brandalan, pemabuk dan suka main perempuan, aku fikir dia akan berubah setelah mengenalku,

kami menjalin hubungan dari 2015 hingga 2017 dan akhirnya kita memutuskan untuk menikah,

aku merasa berhasil akan membuat keluargaku bahagia,

aku merasa dia baik menerima aku apa adanya, tetapi sewaktu kami pacaran aku selalu terluka dibuatnya, tetapi aku bingung harus bagaimana, aku tak ingin mengecewakan keluargaku, tapi aku sendiri terus²an terluka, karna dia suka berselingkuh, dan tak pernah mau menjauhi minuman, hatiku sakit terlebih lagi kata² kasarnya yang terlontar membuatku tak percaya akan sikap aslinya, tetapi aku harus tetap menikah karna aku tak ingin membuat keluargaku malu, kututup rapat² kejelakannya,

pada tanggal 19 februari 2017 kami menikah, aku fikir sikapnya akan berubah, tetapi aku salah, sejak awal menikah aku tetap saja di buat menangis olehnya.

tunggu bab selanjutnya ya temen temen🙏