Suara benturan terdengar beserta pijakan kaki yang saling berjuang memperebutkan satu bola untuk dimasukan kedalam jaring tiap lawan maupun lawan.
"Rez, Rez! Oper ke David buruan!" Seru teriakan dari arah belakang. Yang tengah menghalau Pria jakun kulit eksotis bernama Tommy.
"Gila Lo.!" Maki Reza masih mengamankan bola yang ia bawa, agar tidak direbut Kapten dari Tim Jaguar. "Masalahnya? Kenapa harus Dika yang menjadi Kapten." Keluh Reza yang masih menghalau bola basket agar tidak diambil.
Tapi karena Reza terpengaruh oleh ajakan omongan dari Vino, Dia jadi lalai terhadap akan Bola dan Bola berhasil direbut oleh Dika. Keadaan berbalik sengit, tapi jika terlihat ada titik longgar yang bisa Dika gunakan untuk kesempatan mencetak angka.
Sorak ramai dipinggir lapangan membuat semangat Dika semakin bersemangat. Pijakan dan langkah berhasil melewati penahanan, itu juga berkat kerja keras Tim Jaguar.
Bola yang Dia bawa, ia giring ke depan jaring dan!
MASUK!!
"Dika! Dika! Dika! Dika!"
Sorak panggilan namanya terdengar nyaring. 6 bagi Tim Elang dan 9 bagi Tim Jaguar. Kemenangan diraih oleh Tim Jaguar.
Mendengar dan melihat kemenangan itu membuat Vino meradang. Gagal sudah taruhan yang mereka sepakati.
"Agh! Sial." Umpat Vino memperhatikan Dika yang menatapnya dengan tatapan merehkan.
"Slow men." Ucap Dika berlalu meraih tangan gadis yang sekarang telah menjadi Pacarnya.
Beranjak meninggalkan lapangan dan pergi menuju ruang kesehatan. Sebenarnya dia ingin menahan tapi karena rasa sakitnya sudah tidak bisa ditahan hanya satu yang dibutuhkan, ruang kesehatan adalah jawaban satu-satunya.
Selama pelajaran dimulai, Dika tidak menghadiri jam pelajaran.
Dion Dkk beranjak menuju kantin. Bersamaan itu datang segerombol genk cewek yang biasa dipanggil GALAKSI, yang terdiri dari Yelsy sebagai ketua genk, Failin, Donita, Caila dan Mala.
Dion Dkk langsung bersiul-siul menggoda genk GALAKSI.
Mereka yang mendengar suara siulan hanya berjalan mengabaikan.
"Swit swit." Siul Dion. "Boleh dong ikut gabung." Katanya mulai jurus merayu. Bersama Dkk menghampiri meja dari GALAKSI.
"Maaf ya Abang2 genit gak tau tempat. Mending sono deh lu pada." Usir Donita jijik ketika melihat Dion Dkk.
"Cih, sombong lo." Kesal Dion.
"Terus lo mau apa?" Tanya Donita.
"Apem." Jawab Asal Dion. Dkk tertawa berbahak-bahak seketika mendengar ucapan Dion.
Goblok memang ketua mereka satu ini. Asal nyeplos gak tau singkon.
"Eh sialan lo." Donita berdiri langsung melempar sepatu yang dikenakan. "Makan nih sepatu."
Dion langsung lari. Tapi tidak bisa menghindar dari lemparan sepatu milik Donita.
Bruk
"Aduh." Sakitnya
"Rasain tuh." Ucap Donita. Yang berjalan ingin menghampiri Dion dan mengambil sepatu sebelahnya.
Dion disitu langsung sigap mengambil sepatu milik Donita. "Buat gue nih. Gue simpan buat kenang2an." Katanya langsung ngacir.
Tahu bahwa Dion mengambil sepatunya Donita kaget. "Eh sialan lo! Balikin tuh sepatu gue." Donita hanya bisa melihat Dion pergi tanpa mengembalikan sepatunya. "DION!" Teriaknya mengisi seisi kantin.
Teman-teman yang menyaksikan hanya bisa geleng-geleng kepala, sudah biasa akan kedua orang itu.
Ruang kesehatan
Dika duduk diatas kasur sedangkan perempuan yang menjadi kekasihnya berbaring tanpa sehelai benang. Kalian tahu apa yang mereka lakukan.
"Gue cabut dulu." Ucap Dika. Meninggalkan perempuan itu sendiri.
Ketika Dika akan membuka pintu ruang kesehatan dari arah depan juga seperti ada yang mendorong masuk. Dari situ Dika dan cewek berambut gelombang pertama kali bertemu.
Padahal mereka satu sekolah, tapi siapa sangka masih ada murid cewek yang secantik dilihatnya sekarang ini.
"Maaf." Katanya.
"Tidak apa2. Apa lo mau masuk?"
Angguknya.
"Tapi maaf. Gue gak bisa ngijinin lo masuk."
Perempuan itu hanya bisa terdiam didepan pintu. "Kenapa? Tapi aku butuh P3K." Jawabnya.
"Gue bisa ambilin kalau lo mau."
Memikirkan. "Boleh."
Dika segera masuk kembali dan mengambil P3K. "Ini." Memberikan P3K kepada perempuan itu.
"Terimakasih."
"Uhm. Tapi jam 1 lo harus balikin tuh ke sini."
Berhenti jalan. "Mengapa harus jam 1?" Tanya nya menanyakan alasan.
"Itu sudah keputusan gue."
Tanpa banyak pemikiran, Perempuan itu hanya ngangguk dan berlalu.
Ditatap lekuk tubuh dan kecantikan yang dimiliki Perempuan tadi. "Manis" menjilat bibir bawah. Dika langsung kembali ke kelas dan melanjutkan untuk mengikuti pelajaran.
***
MAAF YA LAMA. TERIMA KASIH SUDAH SEJENAK MEMBACA.