Hendra kemudian melirik keduanya dengan tatapan garang. Namun Veronika yang tidak melihat masih terus melanjutkan kelakarnya.
"Tentu dong, suamiku. Jika dua kandidat pilihan kita saja sama sekali tidak bisa membuat Monica berpaling pada mereka. Jadi darimana kita masih berharap pada pria yang bernama Bryan itu? Pria yang paling dingin dan kaku diantara semua kandidat putri kita! Dad, ingin membuat semacam lelucon?" Veronika kemudiaan melirik ayah mertuanya dengan berani dan tersenyum, "Benar bukan, yah?" tanyanya meminta sejumlah kalimat setuju.
Namun Hendra yang sama sekali tidka ingin setuju tentu saja tidak mau memberikan persetujuannya. Sehingga Veronika kemudian berbalik menatap putrinya dengan ekspresi yang ceria. Begitu pula semua orang yang ikut menatap dengan penasaran untuk mengetahui bagaimana kiranya proses kencannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com