webnovel

1.) pertemuan pertama

Disebuah perumahan elit di ibukota, Dimas Syaputra.. terbangun diloteng kamarnya, dia berantakan rambutnya berdiri seperti landak. Dimas menguap, menggeliat, mengucek mata, dan menggaruk pipinya yang abis kena iler.

Dimas terbiasa bangun sebelum subuh dan turun ke dapur untuk mengambil air putih... Meskipun rumahnya mewah tapi tidak dengan kamar Dimas yang berada di loteng, sangat jauh sederhana.. tidak ada yang memaksanya untuk tidur disana, bahkan orang tuanya saja tidak bisa memahami putra mereka sendiri.

setelah mengambil segelas air...

Dimas berjalan kembali ke loteng, tiba-tiba ada seorang pelayan rumah yang mengagetkannya.

"Tuan muda.. 11 Januari besok adalah ultah anda yang ke 21. Ayah anda berharap anda akan menjadi lebih berkelas." Ujar Mba Laila. asisten rumah tangga

Yang subuh² udah pulang dari pasar.

"Ah... Iya².. kalian selalu menekan aku untuk lebih bergaya.. (*mendesah) tidak ada habis-habisnya" Dimas kembali ke kamarnya, bersiap untuk semester 2 kuliahnya.

*

Pukul 7 pagi ketika sarapan pagi. Dimeja kaca berlapis berlian, berkilau cerah... Dimas hanya makan sedikit sayur. Dimas buru² berangkat ke kampus dengan sepeda ontel tua nya.

Dimas POV

Aku menyelesaikan sarapan ku dengan cepat² seperti biasanya. Karena habis ini ayah, ibu, pasti akan mengkritik hidup ku...

"setelah ini kau harus meneruskan perusahaan ayah, sebagai generasi ke3. Kau harus cepat mencari pasangan yang layak, agar generasi ke4 tidak merosot seperti otak Bodoh anak² zaman sekarang.. Paham?"-ayahku Tn.Danu.. akhirnya memulai ceramah paginya...

"Ayah sangat ingin pensiun dini yah... (*Mengikat sepatu lusuh) Sabar.... Aku masih ingin menyelesaikan kuliah ku."

"Dengan gaya mu kayak anak desa buluk begini, mana mungkin kau mendapatkan gadis yang berkualitas. Sesekali bergayalah seperti ketika kau menghadiri acara kantor." Danu tidak habis pikir, siapa yang mengajarkan putranya tak bisa hidup berkelas, bahkan ibunya adalah wanita yang bisa menghabiskan ratusan juta perhari.

"Ayah tidak perlu khawatir. Aku punya tipe ku sendiri." Tanpa melihat ke arah ayahnya, aku mengayuh sepeda ontel ku, yang udah bersuara <*kriek*kriek> karena karat dan besi yang tua. "Aku berangkat..!!" Teriakku ceria, aku tau setelah ini ada hal yang akan terjadi.. dari raut wajah mereka berdua, aku bisa membacanya.. terukir jelas dari mata mereka..

Firasat ku mengatakan. Sebentar lagi aku pasti

_Dijodohkan_

Danu hanya melihat putranya dengan prihatin dan kecewa. " Dia sangat mirip dengan ayahmu" wanita cantik paruh baya memeluk Danu dari belakang.

" Apa yang harus kita lakukan untuk merubahnya mitya?" Tanya Danu pada istrinya.

"Biarkan dia mencontoh prinsip kakeknya, dia tidak stailis seperti kita, terima saja itu " mitya. Danu menghela nafas berat. Mereka berdua memerhatikan putra mereka yang perlahan menghilang dari pandangan mereka.

*

Sesampainya di kampus. Aku memakirkan sepeda kakekku di deretan motor anak² lain.

2024 gini. Semua anak kuliah pasti naik motor dan mobil. Atau naik kendaraan umum. Hanya aku yang datang dengan sepeda.

Aku memasang earphone dan berjalan kekelas sambil membuka buku, berjalan santai seperti hari-hari normal.. <buk> "ah maaf!" Ucapku setelah tak sengaja menabrak seseorang. Tapi

Entah apa yang ada dipikiran aku...

Aku terpatung... Tertegun tak bergeming...

Gadis berambut hitam panjang bergelombang.. menutupi Sinar mata hitam logam yang tajam..

Bentuk mata yang sinis, alis mata yang turun...

Tatapan menakjubkan.... Dia melirik ku seperti sebilah pisau yang habis diasah...

"...eh..ak...aku..." Mulutku tercengang... Wanita ini sungguh tipe ku. Auranya dingin dan penuh ancaman.. oh dia wanita langkah....!!!

"...." Gadis itu tidak berkata apa-apa setelah menatapku sejenak dengan tatapan indahnya..

Dia langsung pergi seperti bayangan.. dia kayak hilang setelah masuk ke kerumunan...

Siapa dia?

Anak baru?

Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Apa ini... Dadaku berdegup kencang! Akh.. aku Akan menyelidiki gadis misterius tadi...!!

"Dimas selamat pagi.." sapa taris, wanita China yang menyukai aku sejak semasa SMA. Walau aku sudah menolaknya berulang kali. Dia tetap kekeh mencintaiku... Yah aku tidak punya rasa kepadanya.. karena dia tipe periang & proaktif.

"taris. Pagi.." sapaku balik. Aku langsung jalan lagi melewati nya. Taris mengikuti ku...

"Kau tau.. aku berencana mengajak mu liburan akhir tahun bersama teman-teman ke pantai... Aku yang traktir." Taris adalah putri sektretaris ayahku. Dia sedang merayu ku. Iyah. Ini terjadi setiap hari. Tapi dilihat dari manapun dia terus berusaha.. aku tetap tidak merasakan apa-apa.

Dilihat dari semua sisi. Barusan dia ingin pergi ke pantai kan? Tentu karena pantai itu cocok dengan orang yg cerah. Aku lebih suka gunung.

Aku lebih suka Susana air terjun/ sungai.. aku tidak tertarik dengan tempat² ramai, seperti mall, pantai, konser, dan festival akhir tahun...

Ugh... Memikirkan hal itu saja sudah membuat aku pusing.. apa lagi datang kesana....

"Maaf Taris . Aku tidak bisa. Emm... Ada acara keluarga." Karang ku, terlihat jelas jika aku lagi mengelak nya karena aku mempercepat langkah kakiku.

"Oh.. baiklah tidak masalah.." taris merengut kecewa, dia berusaha tersenyum lembut. Aku tidak suka itu, dia membohongi dirinya sendiri.

"Maaf yah tar.." aku berlari naik tangga dan duduk di bangku paling atas dan Henda duduk dipojokan tempat Biasanya . Tapi... Tempat ku..

"..." Gadis misterius tadi, yang tak sengaja ku tabrak. Duduk disana, dia menopang dagu.

Dia terlihat serius menulis sesuatu dibukunya.

Tempat kesayangan ku diambil.

Eh tapi apa yg dia lakukan di kelasku?

Seharusnya dia ada di kelas semester baru kan

Apa dia salah kelas? Apa aku harus menegur nya? "Ehm.. Ano.... Sepertinya anda salah...."

Ketika aku mendekati gadis itu....

"DOR" suara cewek cempreng menggelegar dari belakangku.. itu pasti Audhi, teman lama dari SD sampai sekarang kita sekelas sampai lumutan. Bahkan rumah kita tetangga an.

"Audhi! Budek kupingku!" Marahku jengkel...

"Ahaha!! Ledakan pagi untuk pemain basket yang mau tarung antar sekolah tahun depan nih ye... Btw tadi kamu bicara sama siapa?"

Aku kebingungan kenapa Audhi bertanya gitu..

"Tentu dengan gadis itu... Eh?!" Ketika aku lihat lagi... Gadis tadi sudah tidak ada disana. Apa ini

Aku yakin dia duduk di pojok sana..

"Halu ye.. Ada gadis yg mau duduk disono" ejek Audhi. Memukul kepalaku dengan bukunya. Dia langsung pergi setelah mengganggu ku..

"Aneh... Aku yakin aku tidak berhalusinasi" aku duduk dan melihat sekitar.. ada sekilas tercium bau bunga melati. Kok aku jadi merinding...?? Hmm tapi gadis itu menarik.. aku ingin mengenal dia lebih jauh...

*

*

*

"Gadis sinis berambut hitam panjang?" Bonta sahabatku sesama pemain basket, manaikan kakinya ke atas meja kantin. "Maksud Lo mbak Kunti? " Candanya...

"Aku serius! Bon! Apa kau gak kenal?"

"Semua gadis indo rambutnya hitam tolol. Heh.

Kalo Nanya cewek yg lebih spesifik dong!" Ujar bonta menjitak ku.

"Emm.. Dia memakai baju Hoodie sweater pink

Dan celana jeans. Ah tasnya berwarna hitam!"

"...." Bonta memandang ku sambil bengong

"Kau lihat?" Tanyaku lagi

"Sejak kapan kau jadi stalker cewek gini?"

"Aku serius! Astaga!!.." aku meminum juz ku.. percuma bertanya pada teman yg pikirannya cuma sport olahraga.

"Kamu tanya Franky deh, dia lebih kenal sama cewek² dikampus.." saran bonta padaku... tiba²

Aku melihatnya lagi. Setelah ada orang lewat tiba-tiba gadis itu duduk di meja kantin sana...

Dia terlihat sedang menyantap bekalnya.

"Itu dia!" Aku langsung menunjuk ke arahnya..

Bonta sontak melihat kebelakang.. dan bonta seperti biasanya saja menanggapi nya "oh dia..

Kau tertarik padanya?" Bonta menyiku Dimas

"Kau kenal dia?" Tanyaku kaget.

"Iyalah dia jarang kelihatan aja, dia adik kelas kita, dia masih semester 1 klo gak salah... Ee... namanya Aqila FourA. Yak. Dia merusak mobil bu.endang di hari pertama masuk" bisik bonta.

"Eeh.. kenapa dimelakukan itu?" Tanyaku kepo

"Entahlah. Tapi ujung-ujungnya yang meminta maaf adalah bu.endang... katanya bu.endang sampai meminta ampun. " Bonta menghibah..

Tiba² bola basket menerjang kepalaku cukup keras. "Auch. Cih apaan?!" Aku mengelus kepala ku. Itu Franky, sahabatku nomor 2. Si playboy byk gaya. "Hehe. Canda.." tawa Franky.

"Frank, Lo kenal cewek dibelakang itu kan?" Si bonta bertanya langsung. Aku kaget kok kita jadi tiba-tiba kyk emak² yang bicara dibelakang.

Aku sedikit tidak nyaman sebenarnya....

Franky melihat kearah Aqila. "Ah, Kudengar dia membuat para dosen marah di hari pertama.. dan membuat jari anak semester 1 ada yang patah. Entahlah tapi yang kudengar dia Gadis yang menyeramkan." bisik Franky pelan.... Sambil memainkan penanya.

"Napa emang?"

"Dimas keknya fall in love Ama dia"

"Masa? Cieee....."

"Suit..... Suit..."

"Diam kalian berdua." Kesal ku, uratku keluar.

Franky dan bonta sudah seperti saudara ku...

Mereka berdua itu sahabat dekatku, hanya mereka yang tau jika aku anak orang kaya.

Normal POV.

"Coba goda dia!" suruh bonta

"Yok pdkt dengan jantan dim!" Dorong Franky

"Nggak ah, sepertinya Aqila ingin sendirian" Dimas adalah pria yang peka, dia tau jika Aqila tidak suka bergaul. Dimas bisa langsung tau hanya dengan melihat sekilas gerak-geriknya.

"Halah! Gas! Dasar pengecut!" Bonta merebut map Dimas dan merampas tas nya.. "hei!?" Dimas ingin melawan tapi Franky menghalangi dan malah memberikan sedikit parfum dan merapikan kemeja Dimas.

"Yes! Majulah!" Senyum Franky. Dimas didesak hingga Dimas tidak punya pilihan lain, Dimas maju perlahan menyapa aqila..

*

"Ha..halo Aqila.. mahasiswa baru kan? .. Masuk jurusan apa?" Sapa Dimas dengan senyum yang canggung. "Enyah lah" Aqila mengusir Dimas secara instan. Dimas sebenarnya ingin menghargai privasi Aqila dan ingin pergi....

Tapi bonta dan Franky menghasutnya dengan keras. "Loh! Ayok jangan menyerah! Masa gitu aja langsung KO?!" Bisik mereka berdua disana.

Dimas menghembuskan nafas. Dan balik lagi untuk mengobrol dengan Aqila. Dengan segala gejala sesak napas yang Dimas rasakan ketika dekat dengan Aqila. Dia Gugup gak kepalang....

"A..ano.. jadi.. itu... ..... Anu.... ... Apa...." Dimas menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dimas jadi kelihatan kayak orang oon.

Tiba-tiba lagu kantin diganti dari lagu pop jadi lagu romantis. Agh!! ini pasti ulah dua orang dibelakang. Dimas mengacak rambutnya bete.

"Ah! Namaku! Yah namaku... Itu... Aku Dimas Syaputra dari jurusan akutansi manajement perdagangan . Aku ingin berteman denganmu "

"Knp?"

"Ka..karena.. aku tertarik padamu?... Eh bukan.. ini karena mungkin jika kita ada di jurusan yang sama, aku bisa membantu mu sebagai senior" Dimas tersenyum canggung. Kakinya tak bisa berhenti geleng-geleng, Tangannya juga sedikit bergemetar.

"Teman. Bagiku hanyalah hambatan, berhenti berteman jika kamu tidak ingin terhambat." Oh benar sekali.... Dimas sangat setuju dengan pendapat aqila. Itu membuat matanya menjadi berbinar berkaca-kaca....

"...ah Itu benar. Tapi teman juga bisa menjadi

Suporter besar dalam hidup kita, saling membantu dan memahami. Dan menjadi sandaran ketika kita kesepian." Meski Dimas setuju dengan pendapat aqila, Dimas juga gak sedingin dan sekaku itu.

"Itu artinya kau orang yang payah. Pergilah." Aqila menutup bekalnya dan pergi menjauh... Dimas ingin meraih tangan nya tapi tidak cepat

Sedangkan gerakan Aqila udh kyk bayangan...

"Woy! Gimana hasilnya bro?" tanya Bonta dan Franky yang mendekati Dimas dengan sangat antusias. "...." Dimas masih memandangi kepergian Aqila, yang begitu smooth dan cool...

Rona merah blush terpancar di pipi dimas.

"Woah Frank liat tuh. Dia tersipu meb.." bonta tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Kau bener suka Ama dia dim?? Well tipe mu lumayan ngeri sih..." Komentar Franky, sambil menyilangkan kedua tangannya...

"Habis ini nanti gw bantu buat nyari no.hp nya, no.rumah nya, apa hobinya, kebiasaannya, makanan favoritnya, dan juga dia Manusia atau bukan" bonta menepuk-nepuknya bahu Dimas.

"Hentikan itu norak, kamu mau di patahin jari kayak Yang dia lakukan kemarin? " Franky geli..

"Ah iya, aku lupa klo Aqila itu psikopat!" Bonta panik. Dan menggoyang -goyamg bahuku "dim! Open your eyes!! Jangan suka Ama Aqila! Dia bukan cewek baik-baik!" Bonta berteriak ngeri.

"Ah. Aku menyukainya..." Ucap Dimas lirih ....

Bonta dan Franky hanya bisa menganga lebar... Mereka termenung hancur setelah mendengar Dimas malah makin suka dengan sikap Aqila.

*

Pulang dari kampus. Dimas memasuki rumah dengan senyum lebar, dan cerah.. dengan bangga Dimas bercerita ke ayah dan ibunya..

"Ayah, ibu. Aku jatuh cinta pada seorang gadis di kampus!" Ucap Dimas penuh semangat...

Danu dan mitya melihat ke Dimas dengan mata terbelalak. Mereka tidak tau jika putranya tiba-tiba jatuh cinta. Padahal Minggu depan mereka sudah janji ke keluarga besar yang gak bisa di mainkan. Untuk acara perjodohan.

Danu dan mitya saling pandang dengan kikuk.

Dimas menyadari hal itu. Senyum Dimas pudar

Tapi Dimas tetap bersabar dan mengatakan lagi tentang gadis yang membuatnya begitu terpesona. "Namanya Aqila FourA, dia punya sikap tegas dan cenderung meremehkan orang lain tapi.... Dia mampu membuat ku kepikiran..

Sampai-sampai aku melamun saat dosen lagi menerangkan materi. Baru kali ini aku ditegur, karena melamun! Hebat kan?" Senang Dimas.

Seketika Danu dan mitya tersenyum kembali.... Seperti merasa lega entah karena apa, "oh gitu semoga hubungan kalian lancar yah dikampus"

Senyum mitya sembari menyeruput teh nya...

Dimas kebingungan, padahal tadi wajah orang tuanya begitu tegang, kenapa mereka jadi lega, Dimas tidak ingin memikirkannya dan pergi ke kamar lotengnya.

*

*

*

"Aqila FourA..." Senyum Dimas

prolog cerita awal mula kehancuran hidup normal Dimas.

Aqila_FourAcreators' thoughts