webnovel

Bab 1. Mulai curiga.

Eps 1. Mulai Curiga

"Mas, aku berangkat kerja dulu ya. Sarapan sudah aku siapkan." ujar Clara pada suaminya yang akan mau mandi.

Clara wanita karir yang dituntut berkerja, selain untuk dirinya juga untuk membantu perekonomian keluarganya.

Clara bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Industri, dia sudah menjadi karyawan tetap dengan gaji sekitar enam sampai delapan juta sebulan.

Karena tuntutan kerja juga Clara tak jarang  menghabiskan waktunya untuk keluarga, apalagi putri semata wayangnya bernama Irma Yunita. Anak Clara dengan Alex.

"Tunggu Ra," cegah Alex.

"Iya kenapa Mas?" ujar Clara.

"Aku minta duit," ucap Alex.

"Duit? bukannya kamu kemaren habis gajian ya, Mas!" tanya Clara.

"Oh itu, gaji ku habis buat bayar uang sekolah Irma," ungkap Alex.

"Kok tumben kamu bayarin uang sekolah Irma, biasanya juga ngelapor padaku," ujar Clara.

Clara sedikit curiga dengan suaminya akhir-akhir ini, apalagi Alex kemaren habis gajian. Gajian juga tidak di kasih ke Clara, karena Clara tahu setiap dia bekerja pasti Alex akan membeli makanan untuk Irma. Makanya Clara tidak menuntut nafkah dari suaminya.

"Ku lupa kasih tahu semalam, ketika menjemput Irma ke sekolah. Guru memanggil aku, ternyata uang sekolah bulan kemaren belum dibayar.

"Oh iya aku  lupa bukan kemaren belum ke sekolah Irma, terus berapa uang bulanan sekolah Irma, Mas?" tanya Clara sambil memijit keningnya.

"Satu juta," jawab Alex singkat.

"Loh kok banyak sekali Mas, biasanya juga sebulan tiga ratus," ucap Clara.

"Iya bayar aja dua bulan kedepan sekalian, biar kamu enggak lupa." jawab Alex santai.

"Tapi aku enggak punya uang tunai sebanyak itu, ini ada cuma enam ratus. Kamu bayar dua bulan dulu ya," kata Clara merogoh lembaran merah sebanyak enam lembar dari dalam tasnya.

"Oke, tapi nanti kamu transfer aku buat makan ya," pinta Alex lagi.

Clara menghembus nafas kasar, lagi dan lagi suaminya meminta uang. Clara mulai curiga dengan suaminya dia memutuskan untuk nanti siang akan pergi ke sekolah Irma

Biasanya tiap bulan memang Alex yang diminta untuk membayarkan uang sekolah Irma, tapi Clara yang memberikan uang kepada Alex setiap bulannya, mungkin bulan kemarin memang Clara lupa memberi uang pada suaminya.

"Ya sudah nanti aku transfer lima ratus lagi ke rekening kamu," ujar Clara.

Setelah menerima uang dari Clara Alex segera berlalu ke  kamar mandi,  sesampai didalam kamar mandi menelfon seseorang. Dan tidak sengaja terdengar oleh Clara dia tengah menelfon.

"Iya sayang nanti aku akan kesana," ucap Alex yang lagi didalam kamar mandi.

Dia tidak tahu jika istrinya diluar mendengar  ucapannya.

'Sayang,dengan siapa Mas Alex bertelfonan? Awas kau Mas, jika terbukti kamu selingkuh, akan kubuat kamu menyesal!" Batin Clara berdiri dengan mengepalkan tangan.

Clara berlalu keluar rumah, menaiki motor maticnya.

"Bunda," teriak Irma melihat Clara umyang mulia menghidupkan motornya.

"Iya Dek, bunda berangkat kerja dulu. Adek nanti di antar ayah ya ke sekolah," ucap Clara pada putrinya.

"Tapi Bun, aku mau bunda yang ngantar. Kalau sama ayah, pasti mampir dulu kerumah temannya, aku jadi telat." Kata Irma pada bundanya.

"Temannya? Jadi Adek sering telat ya di antar ayah," tanya Clara kembali memastikan.

"Iya Bun, kapan bunda yang ngantar aku ke sekolah," rengek Irma yang sudah menggunakan seragam sekolah.

"Besok ya, tapi kalau bunda yang ngantar Adek. Malah Adek kecepatan masuknya, gimana kalau pulang nanti Bunda jemput Adek?" imbuh Clara membujuk putrinya.

"Mau Bunda, janji ya Bunda akan jemput aku." ucap Irma menyodorkan jati kelingkingnya.

"Janji, tapi bilang Ayah nanti jangan jemput Adek, biar bunda yang jemput." kata Clara menerima jari kelingking putrinya dan saling menautkan.

"Tapi Bun, Ayah enggak pernah jem_____," ucapan Irma terpotong mendengar  panggilan dari Ayah nya.

"Adek! Biarkan Bunda pergi kerja, ayo sama Ayah," panggil Alex.

Irma dan Clara saling pandang, Clara benar-benar merasa ada yang aneh dengan putrinya, dia juga curiga degan suaminya.

"Sudah, nanti Bunda jemput. Bilang sama Ayah begitu," kata Clara meminta pada anaknya untuk bersama Alex.

"Iya Bun, hati-hati dijalan." ucap Irma sambil melambaikan tangannya pada Clara yang mulai melajukan motornya.

"Kamu ngomongin apa sama Bunda tadi, Dek!" tanya Alex pada putrinya.

"Aku hanya minta bunda yang ngantar aku,  Ayah!" ujar Irma sambil menunduk takut.

"Tapi kamu tidak bilang tentang Tante teman Ayah itu sama Bunda kan?" tanya Alex memastikan.

"Tidak Ayah, tapi nanti siang jangan minta Tante Jeni jemput aku. Aku akan di jemput Bunda nanti," jelas Irma.

"Tumben Bunda mu yang jemput," kata Alex.

"Bunda mau bawa aku belanja Ayah, sekalian main," ujar Irma berbohong.

"Ouh, yasudah nanti Ayah kabari teman Ayah, untuk tidak jemput kamu." ujar Alex mengelus lengan putrinya.

Irma sedang sekolah tingkat kekanak-kanakan, masuk sekolah jam delapan pagi, nanti pulang jam sebelas siang. 

Kalau ada orang yang telat menjemput, kadang guru masih menunggu kan muridnya hingga di jemput orang tua masing-masing.

"Tapi ingat ya, kalau Adek sampai ngomong sama Bunda, tentang teman Ayah itu, Ayah akan pergi jauh dari Adek," ancam Alex pada putrinya.

Selama ini juga Irma tertekan  dengan ancaman dari sang Ayah, apa lagi Irma juga sayang dengan sang Bunda, dia tidak mau sang Bunda sedih. Makanya dia lebih memilih bungkam, dari pada menceritakan semua pada Clara.

"Ya sudah, ayo kita berangkat. Enggak ada yang tinggal kan?" kata Alex.

"E--nggak Yah, tapi nanti Ayah jangan mampir dulu ya. Kemaren aku di tegur Buk Guru, karena sering telat," ucap Irma.

Irma anak yang bijak dan pandai berbicara, namun dia sedikit kekurangan kasih sayang dari Clara. Sang Ayah pun begitu, sering main kerumah teman perempuan nya itu 

"Dah, paling Ayah hanya singgah sebentar. Ayo," ajak Alex.

Alex dan Irma berlaku menuju motor, dan Irma duduk bagian depan motor Alex.

Sepuluh menit kemudian Alex menghentikan motornya di depan rumah sederhana, dan menurunkan Irma. Alex berjalan kedepan pintu dan mengetoknya.

Tok!  Tok! Tok!

Clek!

Pintu terbuka, keluarlah seorang wanita berparas cantik, namun kalah dengan kecantikan Clara.

"Hei Mas," sambut sang perempuan sambil mencium pipi kiri dan kanan Alex.

"Ya sayang, kamu tambah cantik hari ini," puji Alex pada wanita itu.

"Loh sayang sini," panggil wanita tersebut pada Irma yang masih berdiri di dekat motor Ayahnya.

"Ayah! Ayo, nanti aku telat lagi," renggek Irma.

Alex mendengus kesal, menghadapi tingkah anaknya yang sama dengan istrinya.

"Sebentar,sayang ini duit lima ratus. Kamu bisa beli skincare dan buat belanj ya," ucap Alex menyodorkan uang pada wanita yang dia panggil sayang.

"Makasih Mas, sebentar aku ambilkan bekal buat kamu dulu ya." ucap wanita itu berlalu ke dalam.

"Ayah buruan," teriak Irma lagi.

"Sabar, Tante ngambil bekal dulu." ucap Alex mengangkat tangannya.

"Ini Mas, dihabisin ya bekalnya. Nanti jemput Irma aku juga kan?" tanya wanita itu.

"Enggak, Clara akan jemput dia. Jadi kamu bisa ke salon, cantik-cantik ya biar aku tambah sayang kamu," ucap Alex mengecup ulpucuk kepala sang wanita.

"Ayahhhh," lagi-lagi Irma berteriak.

"Ya sudah, Mas berangkat ya. Kamu baik-baik," ucap Alex menyodorkan tangannya

"Iya Mas, kamu juga hati-hati." ucap  wanita itu mencium punggung tangan Alex.

"Hati-hati sayang, rajin belajar ya. Ini buat jajan kamu," ucap sang wanita pada Irma menyodorkan uang hijau satu lembar.

"Apa bilang?" kata Alex.

"Ma__makasih Tante," ucap Irma gugup.

"Sama-sama, rajin belajar ya Nak. Mama sayang kamu," ucap sang wanita.

"Mama?" ucap Alex kaget mendengar ucapan wanita yang dia sayang itu.

Bersambung.