webnovel

Difraksi Fragmen

Edwin Albern, bocah berusia tujuh tahun dipaksa oleh keluarganya berkeliling dunia hanya untuk melihat sisi gelap dari kehidupan manusia. Dunia yang dia tinggali ternyata lebih busuk dari pada yang dia kira, tempat di mana martabat manusia dan nilai kehidupan tidak dapat ditentukan. Kebahagiaan yang dia lihat selama ini seolah-olah hanya kebohongan yang dipamerkan. Pembunuhan, pembantaian, perbudakan dan kekejaman lainnya telah bocah itu saksikan dengan kedua matanya sendiri. Tidak ada tempat aman! Hak asasi manusia tidak lebih dari catatan yang kapan saja bisa diabaikan. Setiap kota yang dia kunjungi selalu ada manusia yang melakukan kejahatan semudah bernapas. Sejak berusia lima tahun dia sudah mengetahui bahwa keluarganya adalah mafia, mereka tidak lebih dari sekelompok penjahat. Karena Edwin yang kecil dan polos dipenuhi idealisme keadilan membuatnya menjaga jarak dengan keluarganya. Bahkan kematian orang tuanya beberapa bulan setelah dia mengetahui pekerjaan mereka tidak sedikit pun menyentuh hatinya. Tapi pandangan hidupnya berubah setelah upacara pemakaman. Kakaknya, anggota keluarganya yang tersisa menceritakan segala hal tentang keluarganya. Mereka mungkin dikenal sebagai mafia, tapi kenyataannya yang mereka lakukan adalah berbeda. Mereka melakukan pekerjaan demi melindungi tempat mereka. Sepotong kebohongan terungkap, tentang dua orang yang bermain peran bahkan rela menipu putranya sendiri. Setelah perjalanannya selesai, bocah kecil itu membuat keputusan, bahwa sekarang adalah gilirannya bermain peran.

MattLain · Fantasy
Not enough ratings
276 Chs

Kepala Keluarga Walters

Malam harinya di kediaman Keluarga Walters.

Cheryl membawa dirinya dan masuk ke ruang kerja ibunya.

Setelah diberikan izin untuk masuk dia memosisikan dirinya untuk duduk di sofa berseberangan dengan ibunya.

"Ada apa Cheryl?"

Emily, ibu Cheryl bertanya dengan ekspresi tidak senang. Dia sedang duduk di sofa dan baru saja mengambil istirahat setelah memeriksa dokumen-dokumen yang menumpuk terkait pekerjaannya.

"Maaf jika aku mengganggumu, Ibu. Aku datang untuk melaporkan kunjungan Tuan Edwin ke kediaman Walters," kata Cheryl sambil mengamati wajah ibunya.

Mata Emily melebar seketika, wajahnya sedikit bergerak.

"Tuan mengunjungi kediaman ini? Kapan− tidak, kenapa kamu tidak memberitahuku? Aku bisa kembali secepatnya jika saja kamu menghubungiku."

Emily menatap kecewa pada Cheryl sebelum menegurnya dengan suara yang anehnya terdengar melengking.

"Maukah Ibu mendengarkan dulu keseluruhan laporannya?"

Cheryl mengusulkan dengan senyum tegang. Dia memandang ibunya dengan tatapan penuh pengertian, merasa wajar jika ibunya bereaksi demikian.

Emily tampak berpikir, kemudian ekspresinya menjadi lebih tenang daripada sebelumnya, dia menelan emosinya saat mengangguk menyadari situasinya.

"... Kau benar. Kalau begitu, silakan laporkan kejadiannya, Cheryl."

Cheryl dengan senang hati melaporkan hal-hal yang dia amati selama kunjungan Edwin ke kediaman keluarganya.

Emily mendengarkan sambil mengubah posisi duduknya senyaman mungkin.

"... Inilah akhir dari laporanku berdasarkan asumsiku pada tujuan kunjungannya. Alasan kenapa aku tidak mengabari Ibu adalah pertimbangan untuk merahasiakan masalah ini dari Keluarga Wimsey. Jika mereka mendengar bahwa Ibu ingin kembali dengan alasan Tuan mengunjungi kediaman Walters, mereka pasti meminta diri untuk ikut serta dalam pertemuan. Jika itu terjadi maka mereka akan dengan bebas mendengar masalah yang muncul di Distrik Walters. Pada akhirnya itu akan menjadi hal yang memalukan bagi keluarga kita."

Cheryl menceritakan dengan terus terang, dan menambahkan alasan berdasarkan perspektifnya.

Emily merasa bersalah pada Cheryl. Dia menyesal karena tidak seharusnya merasa kecewa pada Cheryl, padahal dia dengan penuh pertimbangan merahasiakan masalah yang terjadi di wilayahnya.

Sejak ayahnya meninggal Cheryl sudah belajar dengan giat untuk bisa membantunya mengelola wilayah yang dipegang oleh Keluarga Walters.

Setelah masuk ke sekolah khusus perempuan, Cheryl sudah diberikan tanggung jawab untuk mengurus beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan kepentingan Distrik Walters.

Meski terlihat seperti gadis remaja yang ceria, tapi Cheryl termasuk wanita dengan pemikiran yang tajam. Kondisi keluarganya membuat dia tumbuh dewasa dengan cepat.

Dengan demikian membuat Emily merasakan perasaan bersalah yang lebih dari sebelumnya, berpikir bahwa dia tidak bisa memberikan kehidupan seperti gadis biasa pada putrinya.

"Sepertinya aku harus meminta maaf padamu karena sempat meragukanmu. Aku mengerti isi laporanmu. Jika Albern sudah membuat keputusan untuk melakukan tindakan, itu berarti kejadian ini adalah masalah yang serius. Mereka mungkin sudah menyelidiki pemilik vila yang disebutkan, tapi kita juga perlu tahu informasi tersebut. Jadi pertama-tama kita harus memprioritaskan hal itu dulu."

Emily meminta maaf dengan senyum canggung, lalu menunjukkan keseriusannya menanggapi masalah itu.

"Tidak perlu meminta maaf sama sekali karena aku bisa mengerti kenapa Ibu bereaksi demikian. Lebih penting lagi, terkait permintaan tersebut aku sudah mengatakan kepadanya kalau Ibu akan memberikan keputusan secepatnya. Jadi apa yang akan Ibu lakukan?"

Cheryl menggelengkan kepalanya sedikit sebagai tanggapan maafnya sebelum menanyakan keputusan ibunya perihal permintaan Keluarga Albern.

"Meski dia berkata kalau itu adalah sebuah permintaan, pada dasarnya, jika dia mengatakannya sambil membawa namanya maka itu sama saja dengan mengeluarkan perintah. Jika kita menolaknya, para tetua dari Great Noble House yang telah pensiun dan sekarang menjadi pengamat pasti akan ikut turun tangan untuk memberikan teguran keras kepada keluarga kita. Belum lagi, masalah tentang pemilik vila yang sekarang. Jika mereka adalah orang-orang yang menyusahkan maka kita akan kesulitan jika harus menangani mereka sendirian. Apabila kita menolak permintaan Keluarga Albern hanya masalah merepotkan yang akan terus datang kepada keluarga kita. Jadi kamu seharusnya mengerti dengan jelas, bahwa sejak awal tidak ada jalan lain bagi kita kecuali menerimanya," kata Emily mengumumkan keputusannya. Dia seolah sudah tahu apa yang harus dia lakukan tanpa perlu mempertimbangkannya.

"Jika sudah diputuskan maka besok siang aku akan langsung mengunjungi Tuan Edwin untuk memberikan jawaban .... Apa ada yang salah, Ibu?"

Emily tampak memata-matai ekspresinya, jadi Cheryl memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu.

"Ah, tidak. Hanya saja kamu terlihat lebih ceria dari sebelumnya. Apa kamu sudah membicarakan banyak hal dengannya?"

Beberapa waktu belakangan, Emily bisa merasakan kalau Cheryl terlihat murung, bahkan dia tampak kesal untuk beberapa alasan.

Emily sadar bahwa itu terjadi ketika terakhir kali putrinya kembali setelah mengunjungi mansion Keluarga Albern.

Berdasarkan keadaan saat ini, dia menilai kalau Cheryl dan Edwin mungkin mengalami beberapa pertengkaran kecil, tapi sepertinya masalah di antara mereka sudah diselesaikan hari ini karena Cheryl telah kembali ceria seperti biasanya.

"Eh, apa aku terlihat seperti itu? Kami memang berbicara tentang banyak hal hari ini, tapi aku tidak merasa bahwa aku berbeda dari biasanya."

Meski dia mengatakan itu, tapi bila dilihat dari dekat wajahnya sedikit memerah.

"Aku mengerti bahwa hubungan kalian cukup dekat. Tapi sebagai ibumu aku perlu mengingatkan untuk tidak melampaui batasanmu. Jangan pernah melupakan perbedaan statusmu dengannya, agar bangsawan lain tidak melihat hubungan kalian sebagai masalah."

Hubungan antar bangsawan di Wilayah Torch cukup rumit. Misalnya saja hubungan antar keempat Great Noble, kebenarannya mereka tidak berhubungan dengan cukup dekat. Akan lebih tepat jika mengatakan bahwa ikatan mereka hanya berdasarkan pada fakta bahwa mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu mengembangkan Wilayah Torch ke arah yang lebih baik lagi.

Cheryl bisa melihat kekhawatiran ibunya, jadi dia menjawabnya dengan senyum meyakinkan.

"Tenang saja, Ibu. Aku akan mencoba untuk tetap dekat dengannya sebagai adiknya sambil berusaha untuk tidak membuat masalah."

"Kalau kamu sampai berkata begitu maka aku akan percaya padamu."

Emily tersenyum lembut kepada putrinya. Dipengaruhi oleh kejadian sebelumnya, dia menilai bahwa tidak masalah untuk lebih mempercayainya.

"Terima kasih. Lalu, apa ada lagi yang perlu kita bicarakan? Aku kira tidak mungkin masalah ini akan selesai hanya dengan kita mencari tahu pemilik vila tanpa memutuskan langkah selanjutnya yang perlu dilakukan."

"Aku sudah memikirkan itu. Jika pemilik vila sebelumnya terlibat dengan pemilik yang sekarang maka kita perlu memutuskan hukuman untuknya. Kita juga harus mengevakuasi penduduk pada hari yang ditentukan secara rahasia tanpa diketahui orang-orang yang tinggal di vila itu, dan mungkin inilah bagian tersulitnya. Dengan alasan itu, setelah kita mengetahui pemilik vila tersebut, kita perlu mengumpulkan dua belas Kepala Keluarga Bangsawan Cabang yang berada dalam Faksi Walters dan meminta mereka bekerja sama untuk mengatasi krisis ini."

Emily menjabarkan setiap rencana di kepalanya.

"Aku setuju dengan pemikiranmu, Ibu. Aku bisa membantu untuk diam-diam menghubungi Kepala Keluarga Bangsawan Cabang. Aku akan membuat beberapa dokumen sebagai izin resmi evakuasi penduduk, khawatir jika nanti diperlukan. Aku juga akan mendatangi warga di wilayah lain untuk meminta izin menggunakan daerahnya sebagai tempat evakuasi sementara."

Cheryl dengan percaya diri mengajukan dirinya untuk mengambil beberapa peran, dia ingin menebus ketidakmampuannya yang dia tunjukkan sebelumnya di hadapan kakaknya.

Cheryl tidak hanya ingin berguna sebagai seorang adik, tapi dia juga memiliki kewajiban yang perlu dia penuhi sebagai Putri dari Keluarga Walters.

Melihat tekad Cheryl, Emily merasa bisa mempercayakan pekerjaan tersebut kepadanya.

"Aku mengandalkanmu, Cheryl. Tapi untuk menghubungi Kepala Keluarga Bangsawan Cabang, menurutku akan lebih mudah jika kita menyerahkan tugas itu kepada Nabil. Bisakah kamu nanti menghubunginya dan menjelaskan keadaannya?"

"Ah, tentang itu, aku sudah mencoba menghubunginya. Sepertinya kak Nabil sedang dalam suatu pekerjaan untuk mengawasi seorang siswa dari akademinya."

Cheryl tampak bisa menduga pikiran ibunya karena sebelumnya dia sudah melakukan inisiatif untuk menghubungi salah satu pelayan keluarganya.

Penjelasan Cheryl membuat mata Emily berkedip beberapa kali, mungkin penasaran untuk apa Nabil melakukannya.

"Aku tidak tahu dengan jelas, tapi dia mengatakan kalau gadis yang diawasinya, untuk beberapa alasan yang tidak diketahui mencoba mencari informasi tentang Albern," tambah Cheryl setelah melihat ekspresi penasaran ibunya.

"Jadi begitu. Kemungkinan besar dia bekerja di bawah perintah perempuan itu. Jika begitu, aku kira pekerjaannya tidak akan lama. Jadi setelah dia selesai kau harus langsung menghubunginya, Cheryl." Emily memerintahkan Cheryl, hanya saja Cheryl tampak tersenyum pahit saat membayangkan sosok perempuan yang baru saja disebutkan oleh ibunya.

"Aku mengerti."

Cheryl mengangguk tanpa ragu.

"Setelah ini kau boleh pergi karena kita sudah menyelesaikan pembicaraan tentang masalah ini. Aku juga perlu meneruskan pekerjaanku."

Emily membuat saran sambil melihat tumpukan dokumen di atas meja kerjanya.

"Apa itu rencana kerja sama dengan Kepala Keluarga Wimsey yang tadi siang kalian bicarakan?"

Cheryl sebenarnya tahu tentang dokumen itu, tapi dia tetap menanyakannya.

"Ya, itu adalah rencana untuk memperluas distribusi bahan makanan kita ke Kawasan Perumahan dan Perkotaan yang ada di Distrik wimsey. Keluarga kita menghasilkan banyak bahan makanan tapi kesulitan dalam mendistribusikannya. Jika kita tetap menggunakan jalur distribusi yang biasanya, tampaknya memerlukan lebih banyak waktu yang menyebabkan penurunan kualitas bahan makanan. Untuk itu kami sedang mencari solusinya, tapi sepertinya masalah itu perlu ditunda karena kita memiliki masalah yang lebih penting saat ini."

Keluarga Walters memegang sebagian besar peran untuk mengelola dan memproduksi bahan makanan. Mereka melakukannya pada tingkat yang mengerikan, di mana mereka membuat Wilayah Torch tidak pernah sekali pun kekurangan bahan makanan selama lima ratus tahun terakhir sejak mereka menduduki wilayah itu.

Terlebih lagi, mereka memenuhi tugasnya tanpa sekalipun mengimpor bahan makanan dari negara lain, melainkan hanya menggunakan produk yang mereka hasilkan sendiri.

Sebagai salah satu dari empat Great Noble House, mereka diberikan tanggung jawab untuk mengambil pekerjaan paling penting dalam mendukung kelangsungan hidup Wilayah Torch.

Mereka terus mengembangkan keahlian mereka dalam mengelola dan memproduksi makanan, jadi sebenarnya tidak terlalu masalah jika terjadi sedikit penurunan kualitas bahan makanan yang disebabkan karena keterlambatan distribusi.

Alasannya, bahan makanan yang mereka produksi memiliki kualitas yang sangat baik, bahkan jika itu dibandingkan dengan produk bahan makanan dari negara lain.

Dengan pertimbangan itu, Emily merasa bisa mengabaikan dulu masalah distribusi makanan dan fokus mengatasi masalah yang terjadi di salah satu wilayah di distriknya.

"Ibu sepertinya menghadapi masalah yang merepotkan. Jika ada yang bisa kulakukan, kamu bisa meminta bantuanku kapanpun kamu mau. Kalau begitu aku akan segera keluar dari ruangan dan pergi tidur."

Cheryl tidak bisa membuat ibunya menunda pekerjaannya lebih lama lagi. Jadi setelah mereka saling mengucapkan selamat malam, dia keluar dari ruangan itu dan langsung menuju ke kamarnya.

***