webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#SUPERPOWERS
#SLICEOFLIFE
#ANTIHERO
#CAMPUS
#LIGHTNOVEL

Difraksi Fragmen

Edwin Albern, bocah berusia tujuh tahun dipaksa oleh keluarganya berkeliling dunia hanya untuk melihat sisi gelap dari kehidupan manusia. Dunia yang dia tinggali ternyata lebih busuk dari pada yang dia kira, tempat di mana martabat manusia dan nilai kehidupan tidak dapat ditentukan. Kebahagiaan yang dia lihat selama ini seolah-olah hanya kebohongan yang dipamerkan. Pembunuhan, pembantaian, perbudakan dan kekejaman lainnya telah bocah itu saksikan dengan kedua matanya sendiri. Tidak ada tempat aman! Hak asasi manusia tidak lebih dari catatan yang kapan saja bisa diabaikan. Setiap kota yang dia kunjungi selalu ada manusia yang melakukan kejahatan semudah bernapas. Sejak berusia lima tahun dia sudah mengetahui bahwa keluarganya adalah mafia, mereka tidak lebih dari sekelompok penjahat. Karena Edwin yang kecil dan polos dipenuhi idealisme keadilan membuatnya menjaga jarak dengan keluarganya. Bahkan kematian orang tuanya beberapa bulan setelah dia mengetahui pekerjaan mereka tidak sedikit pun menyentuh hatinya. Tapi pandangan hidupnya berubah setelah upacara pemakaman. Kakaknya, anggota keluarganya yang tersisa menceritakan segala hal tentang keluarganya. Mereka mungkin dikenal sebagai mafia, tapi kenyataannya yang mereka lakukan adalah berbeda. Mereka melakukan pekerjaan demi melindungi tempat mereka. Sepotong kebohongan terungkap, tentang dua orang yang bermain peran bahkan rela menipu putranya sendiri. Setelah perjalanannya selesai, bocah kecil itu membuat keputusan, bahwa sekarang adalah gilirannya bermain peran.

MattLain · Fantasy
Not enough ratings
276 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#SUPERPOWERS
#SLICEOFLIFE
#ANTIHERO
#CAMPUS
#LIGHTNOVEL

Hanya Saat Ini Saja

"Kalau begitu, sudah waktunya aku pergi ke dapur."

Edwin bangkit dengan terhuyung, Rin setengah berdiri seakan khawatir bahwa anak itu mungkin akan terjatuh.

"Apa Anda akan memasak?"

Rin bertanya meski sudah memastikan sendiri jawabannya.

Edwin sedikit berbalik, "Ya, karena aku butuh asupan energi. Oh, apa kau mau makan juga Rin? Sayangnya aku hanya punya mie cup. Kalau kau mau aku bisa membaginya. Ambil saja jika kau menginginkannya. Tapi kau harus memanaskan airnya sendiri."

Dia agak canggung menawarkan seorang gadis remaja untuk memakan mie cup. Namun hanya ada benda itu sebagai bahan makanan yang dia miliki saat ini.

Rin tersenyum penuh pengertian. Dia bukannya tidak ingin menerima tawaran Edwin atau tidak suka pada makanan instan. Hanya saja, ada hal lain yang lebih ingin dia lakukan.

"Terima kasih atas tawarannya. Itu ... boleh saya memasak untuk Anda?"