"Shit!" umpat Gio setelah melihat isi email tersebut.
"Ada apa mas? Apa yang terjadi?" tanya Gina.
"Saham perusahaan turun drastis dan ini pasti karena perbuatan Elvano, anak itu benar-benar semakin kurang ajar pada kita. Dia bahkan berani mencampuri urusan dia dengan urusan perusahaan. Shit!" umpat Gio.
"Apa? Bagaimana bisa Elvano melakukan hal itu pada perusahaan kita?" tanya Gina.
"Dia kan punya kuasa karena perusahaan dia berada pada posisi nomor satu di negeri ini. Makanya dia bisa bertindak sesukanya," ucap Gio.
"Anak itu benar-benar keterlaluan! Dia bahkan sampai berubah seperti itu karena perempuan itu. Argh!" ucap Gina geram.
...
Zevia menghela nafasnya. Ia lalu mengangguk dan tersenyum.
"Maksudnya apa sayang? Kamu ngomong dong, jangan membuat aku penasaran kayak gini," ucap Elvano.
"Iya aku mau menikah sama kamu," ucap Zevia.
"Yes!! Finally kamu mau menikah sama aku," ucap Elvano dengan bahagia dan dalam posisi berdiri.
Zevia tersenyum bahagia. Ia lalu bangkit dari posisi duduknya.
"Kita pulang yuk. Udah malam juga," ucap Zevia.
"Sayang, besok pagi aku jemput kamu ya?" ucap Elvano.
"Aku bisa kok berangkat kerja sendiri. Kamu gak perlu repot-repot untuk menjemput aku," ucap Zevia.
Elvano terdiam sejenak.
'Aku gak bisa membiarkan Zevia sendirian di rumah kontrakannya malam ini. Dia bisa dalam bahaya. Tadi aja papa berani menampar dia, bagaimana jika ternyata papa sudah menunggu Zevia di kontrakannya untuk melakukan hal yang lebih dari ini? Aku harus melindungi Zevia.' ucap Elvano di dalam hatinya.
"Sayang, gimana kalau kamu ikut pulang ke rumah aku aja? Ini juga sudah larut malam. Aku juga lelah sekali. Kebetulan kan tempat ini tidak begitu jauh dari rumah aku, bagaimana?" tanya Elvano.
"Hmm? Tapi kita kan belum menikah. Aku takut jika nanti terjadi salah paham lagi," ucap Zevia.
"Tidak akan. Kita kan tidur di kamar yang berbeda, mau ya sayang? Ini juga aku lakukan untuk melindungi kamu. Aku gak tenang meninggalkan kamu di kontrakan itu sendirian," ucap Elvano.
Zevia berpikir sejenak sebelum ia akhirnya mengangguk.
"Ya udah kalau itu yang kamu mau," ucap Zevia.
"Ya udah kita pulang sekarang ya," ucap Elvano.
Zevia pun mengangguk. Mereka lalu bergegas untuk pulang. Elvano pun tersenyum lega setelah Zevia bersedia untuk menginap di rumahnya.
......
Aldo memasuki kamarnya dan bersiap untuk tidur. Ketika dirinya baru saja akan memejamkan matanya, pikirannya tiba-tiba terganggu.
"Apa benar ya rumor di kantor bahwa Zevia dan boss Elvano itu memiliki hubungan di luar hubungan pekerjaan?" gumam Aldo.
"Apa mereka adalah sepasang kekasih? Dan bagaimana bisa boss Elvano mau berpacaran dengan bawahannya sendiri? Bukankah pada saat itu dia sedang dekat dengan seorang model?" gumam Aldo.
"Astaga, itu sama sekali bukan urusanku. Tidak seharusnya aku memikirkan hal itu. Lebih baik aku tidur saja karena besok pagi kan aku harus ke kantor," gumam Aldo.
Aldo lalu mulai memejamkan matanya dan tertidur.
.....
Zevia dan Elvano akhirnya kini telah sampai di rumah Elvano.
"Ayo sayang," ucap Elvano mengajak Zevia untuk masuk ke dalam rumahnya.
Zevia pun mengikuti Elvano. Elvano lalu menunjukkan kamar untuk Zevia tidur.
"Sayang, ini kamar tidur untuk kamu. Di dalamnya juga ada kamar mandinya. Semoga kamu suka ya," ucap Elvano.
Zevia pun tersenyum lalu mengangguk.
"Makasih ya El. Kamarnya bagus banget," ucap Zevia.
Elvano pun mengangguk.
"Iya sayang. Nah kalau itu adalah kamar aku. Nanti jika kamu butuh bantuan atau sesuatu, kamu ketuk saja ya pintu kamar aku," ucap Elvano.
Zevia pun mengangguk.
"Iya El," ucap Zevia.
"Ya sudah kalau begitu. Good night, sayang," ucap Elvano.
"Good night, El," ucap Zevia.
Zevia lalu memasuki kamarnya dan menutup pintunya. Elvano lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya sendiri. Ia masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya.
"Besok, semua mimpi kita akan segera terwujud sayang," gumam Elvano tersenyum.
"Dan setelah itu, gak akan ada lagi orang yang bisa mengusik hubungan kita," gumam Elvano.
.....
Keesokkan harinya,
Zevia kini telah selesai bersiap-siap. Ia menggunakan pakaian yang terdapat di dalam lemari yang ada di kamar tersebut. Subuh tadi, Elvano yang memberitahukan hal itu pada Zevia.
Kini, Zevia telah rapi dengan pakaiannya. Ia lalu ke luar dari kamar tersebut. Dan bertepatan dengan itu pula, Elvano juga baru saja ke luar dari kamarnya dan sedang berjalan menuju kamar Zevia.
Mereka pun bertemu dan saling melempar senyum.
"Morning, sayang," ucap Elvano.
"Morning, El," ucap Zevia.
"Sayang, kita sarapan ya. Dan setelah itu kamu ikut aku. Hari ini kita tidak akan pergi ke kantor," ucap Elvano.
"Lho? Memangnya kenapa El? Kenapa kita tidak pergi ke kantor?" tanya Zevia heran.
"Ada hal yang jauh lebih penting dari urusan pekerjaan kita. Nanti kamu akan tahu sendiri setelah kita tiba di tempat tersebut." ucap Elvano.
"Ya sudah terserah kamu saja. Aku ikut saja jika memang itu adalah yang terbaik," ucap Zevia.
"Tentu sayang. Ya udah ayo kita sarapan dulu," ucap Elvano.
Zevia pun mengangguk. Mereka lalu melangkahkan kaki mereka menuju ruang makan.
Elvano menarik kursi untuk duduk Zevia.
"Silahkan sayang," ucap Elvano.
"Makasih ya El," ucap Zevia.
Elvano pun mengangguk lalu mengambil posisi duduk di dekat Zevia.
"Kamu makan yang banyak ya. Jangan sungkan-sungkan," ucap Elvano.
"Asisten rumah tangga kamu banyak banget masaknya. Makanan ini beneran hanya untuk kita berdua aja?" tanya Zevia.
Elvano pun mengangguk.
"Yes of course baby. This is special for you," ucap Elvano.
"Mubazir deh El. Ini tuh kebanyakan. Sayang kalau gak dimakan nantinya. Gimana kalau yang sebagian dikasih untuk orang-orang yang jagain rumah kamu? Mereka mungkin belum sarapan," ucap Zevia.
"Kamu yakin?" tanya Elvano.
Zevia pun mengangguk.
"Lagi pula perut aku bukan perut karet yang bisa menampung makanan sebanyak ini. Aku siapin untuk mereka ya," ucap Zevia.
"Nanti aja. Kita makan dulu. Nanti biar Ina saja yang mempersiapkan semuanya. Kamu jangan capek- capek," ucap Elvano.
"Tapi El gak mungkin dong mereka memakan makanan sisa kita," ucap Zevia.
"Ya udah. Ambil yang mau kita makan dan pinggirkan yang tidak ingin kita makan. Jadi makanannya tidak akan tersentuh oleh kita, selesai?" ucap Elvano.
"Ya udah kalau gitu," ucap Zevia.
"Ya udah sekarang kamu makan. Jangan memikirkan hal yang lain selain makan untuk saat ini," ucap Elvano.
Zevia pun mengangguk. Mereka lalu mulai memakan sarapan pagi tersebut.
.....
Sementara di lain sisi,
Gina dan Gio kini sedang menikmati sarapan pagi mereka di meja makan.
"Aku akan ke kantornya Elvano nanti untuk mengurus masalah saham perusahaan yang anjlok. Anak itu benar-benar keterlaluan sekali," ucap Gio di sela-sela makan.
"Kamu yakin akan menemui Elvano di kantornya? Bagaimana jika dia justru akan semakin marah dan melakukan yang lebih dari ini terhadap perusahaan kita?" tanya Gina.
........