216 Maju takut, mundur celaka!

Santi terkejut... Tubuhnya mulai gemetar, kemudian melangkah mundur dan terduduk di tempat tidur.

"Apa dia akan mengicarku juga malam ini?" ucapnya.

"Aku... Tidak tau" ucapku dengan nada lemah.

Kami terdiam, perasaanku jadi tidak karuan. Apalagi Santi, dia pasti takut dan cemas. Ditengah diamnya dan rasa khawatir kami, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu. Kami semua terkejut dan terdiam menatap ke arah pintu kamar tamu dengan penuh ketegangan.

"Santi, Nimas... Apa kalian sudah tidur?" ucap bude dari luar.

Mengetahui bude yang datang kami membuang nafas lega, aku segera membuka pintu kamar.

"Belum bude, kami belum tidur" jawabku.

"Kenapa kalian pucat begitu? Apa kalian sakit?" bude mengamati wajah kami satu persatu.

"Bude, Santi takut" ucap Santi kemudian menangis tersedu.

Mengetahui Santi yang tiba-tiba menangis, bude langsung menghampiri dan memeluknya.

"Kamu kenapa Santi? Takut kenapa?" tanya bude.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter