Bagi Mo Yesi, tidak ada yang sepenting istrinya. Jika Shen Rou sedikit lebih cerdas, mereka pasti masih akan menjalin hubungan yang harmonis dan terus menjadi teman dekat. Sayang sekali, kali ini Shen Rou bersikap sangat tidak masuk akal.
Wei Zheng tidak pernah melihat ada orang yang bertengkar dengan Presiden Mo, karena pada akhirnya Presiden Mo lah yang akan menderita. Tidak, bukan begitu. Sebelumnya tidak ada yang bisa bertengkar dengan Presiden Mo. Namun sekarang sudah ada Nyonya muda yang bisa bertengkar dengan Presiden Mo.
Tapi Shen Rou bukan Nyonya Muda. Jadi Presiden Mo tidak akan memanjakan Shen Rou. Kesabaran dan kebaikan Presiden Mo hanya diberikan untuk Nyonya muda.
Shen Rou menggigit bibirnya dengan keras. Wajah pucatnya dibasahi lagi oleh air mata. Sebelum pergi, sepasang matanya yang penuh kebencian itu menatap Qiao Mianmian dengan sangat tajam.
*
Support your favorite authors and translators in webnovel.com