webnovel

BAB. VI Sendiri

Ku lihat senja itu menyemburatkan cahaya yang indah. Dari atas sisi rumah ini, terpampang indah warna biru laut yang bergaris putih dengan warna orange, merah di langit cerah sore ini. Lukisan indah yang Tuhan ciptakan untuk kita nikmati dengan secangkir teh plum yang menghangat kan diri dari udara dingin yang menusuk. Keindahan pun bertambah dengan pemandangan di depanku saat ini. Yaa.. Wajahnya yang tampan, bibirnya yang tipis, hidungnya yang mancung dan sorot matanya yang hangat menambahkan momen indah di sore ini.

Entah apa ini cinta? Atau ini hanyalah rasa takjub ku pada seseorang saja?

"Apa ada sesuatu diwajahku sayang? kenapa kamu menatapku begitu?" tanya gerry heran.

"Hehehe.. ga ada apa-apa kok.. aku hanya ga nyangka aja.." ujar ku terkekeh.

"Ga nyangka kenapa? Apa kamu bosan padaku, sayang? well, say it!" desaknya.

"Kenapa kamu berfikir seperti itu? Aku hanya ga nyangka, kamu bisa memilih gadis seperti aku. Aku tuh seperti kutu buku, bahkan jarang keluar kelas, bahkan ga ikut estrakulikuler juga. hehehe.." jawabku seraya menatap wajahnya.

"Kamu terpesona ya? Aku kan milikmu sayang. Besok saat kita masuk sekolah, semua orang pasti tahu bahwa kamu itu milikku seorang" jawab nya seraya mencium keningku.

"Kamu yakin sayang? ga menyesal nanti? banyak cewek-cewek cantik lho disekolah kita. bahkan ketua cheerleader pun suka sama kamu. Dia kan cantik, sexy, dan selalu aja nanyain kamu" kata ku menatap nya lekat.

"Apa kamu tahu sayang, kalo milikmu ini adalah orang yang setia. mama dan daddy selalu aja nasehati aku. saat aku memutuskan untuk melamar mu waktu itu, aku sudah yakin dan percaya padamu. bahkan aku berjanji kepada Tuhan untuk menjagamu seumur hidupku. Perlu lama bagi ku untuk menemukan seseorang sepertimu" jelasnya seraya menggenggam tanganku.

Gerry pun terlihat sangat tulus padaku. Dan akhir-akhir ini perasaan ku terasa aneh. beberapa hari ini, aku pun bermimpi buruk sehingga membuat mood ku jadi buruk. Ku dengar suara mobil gerry, aku pun segera mengambil tas sekolah ku dan berpamitan dengan bik ima. rutinitas ku setiap hari pun bersama dengannya. disisinya.

"Kok muka kamu ditekuk gitu, sayang? Ada apa? coba ceritakan padaku" tanya nya khawatir.

"Beberapa hari ini aku mimpi buruk. entah kenapa perasaan ku jadi ga enak" jawabku murung.

"Jangan dipikirin sayang. mimpi hanyalah bunga tidur saja. Ada aku disini, untukmu" jawabnya lembut menggenggam tanganku.

Kami pun sampai disekolah. Semua mata memandang kearah kami dan segera gosip itu tersebar seantero sekolah. Gerry pun berjalan dengan menggenggam tanganku. Banyak suara teriakan dan juga sorakan ke arah kami saat kami melewati para siswa dan siswi. Hingga sampai dikelas pun, ucapan selamat tertujukan kepada kami. Tiba-tiba beberapa gadis berlari ke arah tempat duduk gerry.

"Geeeeerrrrryyyy....!!!" seru naila bergegas ke arah gerry.

"Kenapa? disini bukan lapangan, naila. Ada apa?" Tanya nya ketus.

"Apa benar kamu jadian sama Gea? Dia kan ®freak gerry!!" kata naila menoleh kearah ku tajam. (®freak = aneh)

"Apa maksud mu berkata seperti itu pada tunangan ku? Apa kaca dirumah kamu itu pecah hingga kamu ga lihat tampang kamu seperti apa!!" Ketus gerry seraya menggebrak meja.

Semua anak dikelas kami pun memandang naila cs dengan ketus. Donni dan Charles pun segera menarik naila cs keluar dari kelas kami, sebelum gerry menarik lidah naila keluar.

" Sudah ger, biarin aja mereka. Jangan biarkan mereka mengusik kebersamaan kalian. kami semua mendukung kalian berdua kok. Yuk, nanti sore kita mulai kerja kelompok nya". Ujar Bima meredam amarah gerry.

Kelas kami adalah kelas yang kompak. Dan kami pun tak membiarkan kelas lain merusak persahabatan kami dikelas. kami selalu saling mendukung satu sama lainnya. Karena kelas kami hanya diisi dengan murid - murid terpandai seangkatan kami. Berbeda dengan kelas lain yang ber-isi kan 45 murid sampai 50 murid. kelas kami hanya ada 30 murid. Semua murid yang masuk di kelas kami, hanyalah murid yang nilai rapor nya diatas rata-rata. Dan hanya kelas kami yang akan dipersiapkan untuk mengikuti olimpiade pada tiap mata pelajaran yang dilomba kan. Wali kelas kami merupakan orang yang berdedikasi tinggi dalam mencetak murid-murid terpandai.

Wali kelas kami, Pak samuel pun memasuki kelas. memulai kelas kami dengan berdoa kepada Tuhan agar kami semua diberikan kesehatan selalu dan bisa belajar dengan tekun.

"Gerry dan Gea, ikut bapak ke ruangan kepala sekolah" ujar pak sam.

Kami berdua pun mengikuti langkah beliau menuju ruangan kepala sekolah. Saat membuka pintu, disana ada mama dan daddy orang tua gerry. Mama melihatku dengan tatapan yang tak bisa aku bayangkan. Ia pun mendekati ku dan memeluk ku erat. melihat hal itu, gerry pun melirik sang mama seraya bertanya. mama membawaku duduk disebelah gerry. kepala sekolah kami pun akhirnya berbicara.

"Gerry, Gea. Silakan duduk" kata pak jimmy kepala sekolah kami.

"Kalian berdua kami panggil karena ada hal yang ingin bapak sampaikan" lanjut pak jimmy.

Kami berdua pun saling memandang. Ada apa hingga kepala sekolah pun ingin bertemu kami. Tiba-tiba perasaan ku mulai tak enak.

"Gea, maafkan bapak ya. pertama, kamu harus kuat. Sekolah menerima panggilan telepon dari polisi yang mengabarkan bahwa kedua orang tua mu meninggal dunia karena kecelakaan beruntun di kota J. Maafkan bapak karena.. hhhaaa.. aa.. rr... uuu.. sss....."

Tiba-tiba, aku pun tak bisa mendengar kata-kata yang diucapkan oleh pak jimmy. kupandangi wajah beliau yang masih mengucapkan kata-kata, tapi tak ada suara yang terdengar olehku. pandangan ku mulai berangsur hilang. dan semua menjadi gelap.

Tak berlangsung lama, ku buka mata ku. terlihat warna plafon putih disertai tirai yang menutupi ranjang yang kupakai saat ini. Bau-bau obat pun mulai menusuk hidungku. kulihat infus yang mengalir ke tanganku. kepalaku tiba-tiba terasa sakit. begitu pula hatiku. rasanya sesak sekali. meneteslah air mataku seketika dan ku pejamkan mataku. Kurasakan hadir nya seseorang disebelahku. ia pun menggenggam erat tanganku. Disibak-kan rambut ku kesamping. diusap nya kening kepalaku lembut dan di usap nya pula air mataku.

Ku buka kedua mata ku perlahan, berharap semua yang kudengar dari pak jimmy adalah mimpi buruk yang beberapa waktu ini menghampiri ku.

"Gea sayang, aku disini. Apa kamu mau minum? aku ambilkan ya sayang" ujarnya lembut padaku.

Aku pun mengangguk pelan. Ia pun membantu ku untuk duduk dan aku pun meminum air yang gerry tuangkan padaku.

"Ini dimana ger? kenapa kok aku disini?" tanya ku pelan.

"Kamu di UGD sayang. Tadi pagi kamu tiba-tiba pingsan dan kejang. kami pun membawa mu ke RS " jelasnya.

"Apa semua itu benar, ger? Apa mami dan papi ku.. mereka... apa benar.. meninggal..? tanya ku sedih dan tak kuasa air mata pun mengalir.

" Gea sayang, mama dan daddy langsung berangkat ke kota J. mereka akan membantu mengurus semuanya. dan asal kamu tahu, aku disini untukmu sayang" ujar gerry lembut dan ia pun memelukku mesra.

"Menangis lah di bahu ku, Gea. menangislah sepuasnya. jangan ditahan, sayang. aku akan memelukmu dan aku takkan pergi kemana-mana" sambungnya.

Ku tumpahkan semua perasaan sedihku melalui air mataku yang kini telah membanjiri baju nya. ku peluk erat tubuhnya yang hangat dan wangi. Ditariknya tubuhku dan dikecup nya keningku, kedua mataku, pipiku. tangannya meraih tengkuk kepalaku dan mulai mencium bibirku lembut. kemudian, dia memeluk tubuhku dengan erat. Mami.. Papi.. Selamat Jalan..

Tak terasa 1 bulan pun berlalu. semua pun mulai berubah. Aku pun merasa kesepian. kesedihan itu merenggut tawaku, merenggut kebahagian ku. Dan aku merasa sendiri. Ya.. sendirian.. Hari-hari ku lewati dengan kesedihan yang mendalam. Aku bahkan tak sanggup untuk memasuki kamar orang tua ku. Tiba-tiba, kulihat gerry memasuki kamarku.

"Aku menyuruh bik Ima pulang, karena anaknya mau menikah 1 minggu lagi. pak ujang yang akan mengantar bik ima, sayang. Dan aku disini, menggantikan mereka. sekarang, ayo kamu mandi. aku akan menyiapkan air hangat untukmu" ujarnya lembut.

Setelah air hangat memenuhi setengah dari bathup, ia pun menghampiri ku dan menuntunku untuk berendam. ku cium aroma buah favorit ku. sudah lama juga aku tak mencium bau parfum nya. Ia pun mulai memijit kepalaku, dan membuatku relax. Di putarnya lagu romantis dari hpnya. aku pun mulai merasa ringan. setelah memijat kepala dan bahu ku, tiba-tiba ia mencium ku perlahan. dilepaskan pakaian nya dan mulai menciumku liar. bertubi - tubi ciuman mendarat diseluruh tubuhku. ia pun mulai meremas payudara ku dan meraup putingku hingga terasa keras. dihujamkan nya penis besarnya kedalam vagina ku yang sempit. hentakan demi hentakan pun terjadi. suara air pun terdengar jelas. aliran listrik pun mulai mengalir dalam darahku. rasa itu sangat aneh. desahan - desahan suara kami pun terdengar keras. setelah klimaks, kami pun saling berpelukan. perasaan ini, sakit di dalam hatiku yang membuatku menjadi orang lain kini berangsur menghilang. Walaupun aku sendiri di dalam susunan keluargaku, tapi aku merasa tak sendirian lagi. Ada dia yang menemani ku. Dia kekasih sekaligus tunanganku. Dia yang mencintaiku apa adanya aku. Aku sangat menyayanginya. Mungkin, aku juga sangat mencintai nya. Ada rasa takut yang menyelimuti seketika. Takut kehilangan dia. Jika dia menghilang, mungkin aku tak tahu harus bagaimana dalam kesendirian ku ini. Tuhan.. tolong jangan ambil dia juga..