Berlanjut.
"Tidak!"
Berteriak. Suara teriakannya sampai membangunkan dia dari tidur indahnya.
Rihanna terbangun dengan perasaan tegang, cemas, takut dan semacamnya, sampai dirinya tak berhenti mengeluarkan keringat, rambutnya pun bahkan sampai basah.
"Kakak? Kakak tidak apa-apa?"
Rupanya Raeni telah angun terlebih dahulu. Dia juga telah rapi dengan seragam sekolahnya.
Raeni naik ke atas tempat tidurnya untuk memeriksa kondisi kakaknya yang tampak tidak baik itu.
"Raeni!"
Rihanna tanpa berkata panjang segera memeluknya. Mendekap begitu erat layaknya dia yang baru berjumpa kembali dengan adiknya setelah lama berpisah.
"Jangan lagi kamu pergi, Raeni. Apa jadinya kakak jika tanpa dirimu? Kakak tidak akan pernah memaafkan diri kakak jika kamu tiada."
Itu yang dikatakannya. Sungguh serius dan mengundan penuh tanda tanya.
"Kakak kenapa? Siapa yang ingin pergi meninggalkan kakak? Apa maksud kakak, kakak tidak akan memaafkan diri kakak jika aku pergi?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com