webnovel

Ulang tahun teman

Sudah beberapa hari ini Carlos selalu pulang malam dan tidak pernah memberikan kabar kepada Jessica. Gadis itu'pun begitu selesai latihan menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

Terkadang Jessica pulang sudah jam sepuluh kadang jam sebelas malam, sebelum pulang dia dan teman-temannya nongkrong di cafe. Setiap malam juga Jessica tidak tidur di kamar Carlos lagi.

Jessica kembali tidur di kamarnya dan selalu mengunci pintu, kini dia sudah mulai cuek kepada Carlos. Dia tidak perduli apa yang dilakukan pria itu di luar sana.

Besok pertandingan pertama untuk tim mereka. Jessica harus istirahat, sebelum tidur dia selalu membuat susu. Jessica turun kedapur dan melihat jam sudah pukul tujuh malam.

Jessica memanaskan air dan membuat susu kemudian duduk di ruang makan lalu pintu terbuka dia melihat Carlos yang datang.

'Tumben pulang cepat,' gumam Jessica dalam hati dan menatap Carlos yang sedang berjalan menghampirinya. Pria itu mencium kening Jessica lalu duduk di sampingnya.

"Sayang, malam ini aku ingin ke cafe. Temanku ulang tahun dan dia mengundangku," tutur Carlos sambil memperhatikan Jessica meminum susunya.

"Iya, pergi saja." Dalam hati Jessica dia sudah tidak perduli lagi kemana Carlos akan pergi dan dengan siapa dia akan bertemu.

"Tapi aku ingin kamu pergi bersamaku," pinta Carlos dengan memegang tangan Jessica dan mengelusnya dengan lembut.

"Aku tidak bisa, besok aku ada pertandingan," sahut Jessica dengan meletakkan gelas di atas meja.

"Sayang, please ikutlah denganku." Carlos memasang wajah permohonan kepada Jessica agar ikut bersamanya.

"Baiklah aku siap-siap dulu." Jessica menghabiskan susu lalu kembali ke atas. Dia masuk kamar dan mengganti pakaiannya. Selesai Jessica keluar menemui Carlos. "Sudah siap?"

"Iya, kita jalan sekarang." Jessica dan Carlos berangkat ke Café, sepanjang jalan mereka berdua saling diam.

Jessica melihat sosial medianya dan sesekali aku membaca berita. Tidak lama kemudian mereka sampai di Cafe. Jessica dan Carlos turun dari mobil lalu masuk ke dalam.

Teman Carlos menyambut menyambut mereka lalu Carlos mengenalkan Jessica kepada yang berulang tahun.

"Hi, Glen. Happy Birthday," ucap Carlos sambil berjabat tangan dengan Glen.

"Thank you, Carlos," balas Glen sambil menatap Jessica dan tersenyum.

"Oh ya, ini Jessica." Carlos mengenalkan Jessica kepada Glen sambil tangan satunya melingkar di pinggang Jessica.

"Happy Birthday, Glen," ucap Jessica sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Glen..

"Thank you, Jess." Glen menyambut tangan Jessica dan bersalam dengan gadis itu sambil mata tak berkedip menatap kekasih dari Carlos.

Glen mengajak mereka masuk dan terdengar live music, Carlos duduk di samping Jessica sedangkan Glen duduk tepat di depan gadis itu. Setiap kali menatap Jessica Glen selalu tersenyum.

Dalam hati Jessica mengagumi teman Carlos itu, Glen tampan sekali dan di bandingkan dengan Carlos masih lebih ganteng Glen badannya juga lebih tinggi dari Carlos.

Mereka berbincang-bincang sambil mendengarkan live music, Carlos tidak melepakan genggaman tangannya dari Jessica, dia ingin menunjukkan kepada Glen dan teman-temannya kalau gadis yang duduk di sampingnya adalah miliknya.

Cafe sangat ramai, sesekali teman-teman Glen datang menghampiri pria itu yang masih duduk bersama Jessica dan Carlos dan menyapanya. Sementara Jessica merasa risih dengan tatapan Glen kepadanya.

Setiap kali Glen memandang Jessica, gadis itu hanya tersenyum. Sedangkan Carlos sedang menikmati musik. Tiba-tiba seorang penyanyi datang mendekat meja mereka dan menarik Carlos untuk berdansa.

Carlos menatap Jessica seolah-olah ingin minta ijin kepada gadis itu. Jessica hanya menganggukan kepala, lalu Carlos berdiri dan pergi berdansa dengan penyanyi itu.

Glen berdiri lalu duduk di samping Jessica dan berbincang dengan gadis itu, dia sangat kagum dengan kecantikan kekasih Carlos.

"Kamu cantik sekali, Jess. Berapa umur kamu?" tanya Glen padaku.

"Umurku enam belas tahun," jawab sambil tersenyum.

"Masih muda sekali." Dia membulatkan mata mendengar umur Jessica. "Aku dua puluh enam tahun."

"Kamu juga masih muda," sela Jessica.

Glen memandang Jessica dengan tatapan nakal sehingga gadis itu mengerutkan dahi heran kepada pria itu. Sudah tahu Jessica milik Carlos tapi Glen masih saja ingin menggoda kekasih temannya itu.

"Glen jangan memandangku seperti itu." Sambil berucap Jessica mengalihkan pandangannya kepada Carlos yang sedang berdansa.

"Kenapa? Apakah aku tidak boleh memandang kecantikanmu?" Glen mencoba menggoda Jessica, sementara Carlos memandang wanitanya dan Glen tapi Jessica tidak perduli dengan tatapan Carlos.

Jessica dan Glen terus bercanda tanpa memperdulikan Carlos yang terlihat tidak suka dengan keakraban Jessica dan temannya. Lalu Glen berbisik di kuping Jessica.

"Tinggalkan saja Carlos dan pergi denganku." Jessica menatap Glen dengan tidak percaya, mana mungkin seorang teman mau mengambil milik temannya sendiri.

"Kamu gila, Glen." Pria itu langsung tertawa melihat raut wajah Jessica yang menatapnya dengan aneh, lalu Glen merubah duduknya dan menghadap Jessica.

"Ya memang aku gila," celetuk Glen sambil mata melirik kepada Carlos.

"Aku takut sama yang gila," canda Jessica tapi sebenarnya dia mulai tidak nyaman dengan Glen

"Justru yang gila itu yang menyenangkan, yang membawa nikmat." Jessica membelalakan mata mendengar candaan Glen tapi buat Jessica itu bukan suatu candaan pada Glen.

"Jangan ditanggapi serius, aku hanya bercanda. Kamu orangnya asik, Jess. Humoris aku suka." Glen memuji Jessica sambil menatap dan menganggumi kecantikan gadis itu.

"Terima kasih, kamu juga orangnya humoris." Jessica ikut memuji Glen, pria itu mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Jess, kita foto berdua ya," pintai Glen seraya mengusap layar ponsel dan masuk aplikasi kamera.

"Ok, ayo." Glen mengarahkan kamera dan mendekatkan wajahnya pada Jessica lalu dia mengambil gambar, Glen melihat hasil fotonya.

"Lagi, kamu tidak tersenyum, Jess." Carlos melihat Jessica dan Glen semakin dekat, dia ingin duduk tapi penyanyi masih memeluknya.

"Ini aku sudah tersenyum Glen." Glen langsung mengambil gambar lagi kemudian melihat hasil fotonya.

"Lebih bagus ini," katanya sambil tersenyum. "Jess, nomor kamu berapa?"

"Nomor apa Glen," tanya Jessica dengan heran sambil mengernyitkan dahinya.

"Nomor bra kamu." Candaan Glen membuat Jessica membelalakan mata, ternyata mulut pria itu sangat frontal. "Nomor telepon kamu, Jess. Memang nomor apa lagi." Glen merasa lucu melihat mimik wajah Jessica.

"Um, Aku pikir nomor rekening." Kali ini Jessica yang bercanda dan mendapat gelak tawa dari Glen.

"Kamu bisa saja, Jess," gumam Glen dengan tersenyum lalu Jessica memberikan nomor teleponnya kepada pria itu.

"Oh ya, Jess. Bagaimana kalau kita berdansa?" Jessica menganggukkan kepala, dia juga tidak mau ketinggalan dengan Carlos.

"Ayo." Jessica dan Glen berdiri lalu berdansa.

Glen melingkarkan tangannya di pinggang Jessica sedangkan kedua tangan gadis itu berada di bahu Glen. Malam ini lagu yang dibawakan sang penyanyi sangat bagus, sesekali Glen berbisik di kuping Jessica memuji kecantikan kekasih Carlos.

.

"Mereka terlihat akrab sekali." Carlos menjadi cemburu, apalagi cara Glen memandang Jessica membuat Carlos tidak suka.

"Kenapa pakai foto-foto segala. Apa yang mereka bicarakan. Kenapa Jessica memberikan nomor pada Glen dan mereka berdansa lagi." Carlos ingin segera duduk tapi penyanyinya masih menahan Carlos.

Carlos mengumpat dalam hati 'sial!' Carlos kemudian berbisik pada penyanyi kalau dia ingin duduk dan akhirnya penyanyi itu melepaskan Carlos.

Carlos memperhatikan Glen dan Jessica, hatinya terasa panas. Dia ingin menarik gadis itu tapi Carlos menahan dirinya, tidak ingin menunjukkan kepada Glen kalau dia sangat cemburu.

Jessica masih berdansa dengan Glen, dia melihat wajah Carlos seperti lagi kesal. 'Mungkin dia lagi cemburu melihat aku dan Glen.' gumam Jessica pada dirinya sendiri kemudian Glen berbisik lagi.

"Jess, carikan aku wanita untuk jadi pacarku, setidaknya seperti kamu." Jessica menarik sedikit wajahnya dan menatap Glen dengan mengerutkan dahi.

Jessica langsung teringat Fanya, 'Diakan lebih tinggi dariku dia cocok dengan Glen apa lagi Fanya cantik.' Jessica tersenyum smirk, dia berencana untuk menjodohkan Glen dan Fanya.

"Glen, aku punya teman main voli namanya Fanya dia lebih tinggi dariku dan sangat cantik. Kamu pasti suk, aku akan mengenalkannya padamu," ujar Jessica dengan semangat.

"Bener ya, kapan kamu akan mengenalkan dia padaku?" tanya Glen, sebenarnya dia hanya ingin dekat saja dengan Jessica. Entah mengapa dia sangat menyukai gadis ini.

"Besok, kami akan mengikuti pertandingan voli. Kamu datang saja," tutur Jessica dengan wajah berbinar.

"Jam berapa?" Kembali Glen bertanya.

"Jam dua siang, nanti aku share lokasinya." Glen tersenyum dan menganggukkan kepala, Jessica termakan umpan Glen.

"Bagus, besok aku hubungi kamu ok." Akhirnya Jessica dan Glen kembali ke tempat duduk.

Jessica duduk di samping Carlos sedangkan Glen duduk tepat di depan Jessica. Gadis itu menatap Carlos, mereka berdua saling tatap lalu Carlos tersenyum tapi senyumnya beda. Musik kembali terdengar Jessica memegang tangan Carlos lalu menarik pria itu untuk berdansa.

Carlos berdiri dan berdansa dengan Jessica, kedua tangan gadis itu melingkar di leher begitu juga dengan Carlos dia melingkarkan tangannya di pinggang Jessica.

Jessica tersenyum saat Carlos menatapnya, kemudian mereka berdua saling berciuman. Carlos menghentikan ciumannya kemudian berbisik kepada Jessica.

"Kita pulang, Sayang?" Jessica meganggukan kepala dan kembal ke meja.

Jessica dan Carlos berpamitan pada Glen lalu Glen berbisik di kuping Jessica sehingga membuat raut wajah Carlos berubah kesal.

"Jangan lupa besok ya." Jessica tersenyum dan menganggukan kepala, melihat itu Carlos menarik tangan Jessica lalu berjalan ke parkiran.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil, karena kesal kepada Jessica dan Glen Carlos langsung tancap gas. Sepasang kekasih itu saling diam, akhirnya Carlos dan Jessica tiba.

Mereka berdua masuk kedalam apartemen, Jessica langsung naik ke atas pergi ke kamarnya di ikuti oleh Carlos dan berdiri di depan pintu menatap Jessica yang sedang mengganti pakaianya.

"Ada apa?" tanya Jessica dengan menatap heran kepada Carlos.

"Kenapa kamu tidak pernah tidur lagi di kamarku?" tanya Carlos dengan memasukkan kedua tangannya di saku celana.

"Kamu selalu pulang larut malam dan kamu tahu sendiri kalau aku terbangun sulit untuk tidur lagi, jadi aku memilih tidur di kamar ini." Carlos mengangguk tanda mengerti lalu menundukkan kepala.

"Aku mengerti, malam ini tidurlah denganku mulai besok aku akan pulang cepat." Jessica hanya diam tapi mengikuti Carlos dari belakang menuju ke kamar pria itu.

Sementara Carlos melepaskan kemeja serta celana slimnya, Jessica naik ketempat tidur dan berbaring sambil mata menatap Carlos yang hanya menggunakan underware boxernya.

Carlos kemudian naik ketempat tidur dan berbaring di samping Jessica, dengan posisi menghadap gadis itu. Carlos menarik Jessica agar lebih dekat lagi dengannya, kemudian membelai pipinya dengan lembut.

Carlos menatap mata Jessica kemudian mendekatkan wajahnya dan mencium bibir gadis itu tapi tidak lama, lalu memeluknya dengan erat sambil berbisik di kuping Jessica.

"Aku mencintaimu, Sayang." Jessica menatap Carlos dan memegang pipinya, lalu mengecupnya dengan lembut.

"Aku juga mencintaimu, Babe." Carlos kembali memeluk Jessica dengan erat, gadis itu merasakan malam ini sang kekasih seperti lain.

'Ada apa dengan Carlos, kenapa dia seperti ini. Tidak biasanya memelukku seperti ini.' gumam Jessica dalam hati sambil menatap mata pria itu.

"Kamu kenapa?" tanya Jessica sambil membelai pipi Carlos, tapi dia hanya menggelengkan kepala.

"Aku hanya ingin memelukmu. Hampir seminggu tidak memelukmu, aku sangat rindu." Selesai berucap Carlos mengecup kening Jessica lalu memejamkan mata.

"Oh, kalau begitu kita tidur ya. Aku mengantuk." Jessica melingkarkan tangannya di pinggang serta menyandarkan kepalanya di dada bidang dan berbulu itu.

"Iya kita tidur." Carlos menarik selimut dan menutup tubuh mereka berdua, kembali dia mengecup kening Jessica dan tidur.