webnovel

Hampir saja

Tiba-tiba jessica terbangun dia menatap Carlos sambil mengucek-ngucek matanya dan mengambil posisi duduk.

"Kenapa kamu tidak tidur, jam berapa sekarang?" tanya Jessica dengan suara seraknya sehingga membuat Carlos ingin menggigit bibir mungil itu.

"Kenapa kamu tidak tidur di kamarku?" Carlos balik bertanya untuk menghilangkan rasa gugupnya. Untung saja dia berhenti di saat Jessica masih tertidur, kalau tidak gadis itu tidak akan percaya lagi kepadanya.

"Aku tidak bisa tidur," jawab Jessica seraya bangun dan duduk di atas tempat tidur.

"Kenapa tidak bisa tidur?" tanya Carlos dengan membelai wajah Jessica.

"Kamu berisik, tidurmu mendengkur jadi aku tidak bisa tidur." Carlos menyipitkan mata menatap Jessica.

"Oh ya?" Pria itu merasa tak yakin, karena baru kali ini Jessica mengatakan dia mendengkur. Selama tidur bersama di resort gadis itu tidak pernah mengeluh.

"Iya. Kamu tidurnya mendengkur, makanya aku tidak bisa tidur," alasan Jessica, dia kembali merebahkan tubuhnya di kasur. "Aku mau tidur lagi, besok mau ke sekolah." dia menarik selimut dan menutpi tubuhnya.

"Iya, tapi aku tidur disini ya." Jessica menganggukan kepala, lalu dia tidur membelakangi Carlos.

"Jess." panggil Carlos dengan suara pelan

"Hemm, kenapa?" jawab Jessica manja.

"Aku peluk ya?" Jessica menganggukan kepala, lalu Carlos memeluknya dari belakang, dia memeluknya erat.

Jessica terbangun dan melihat jam di dinding sudah pukul delapan pagi, dia memutar tubuhnya dan mendapati Carlos masih tertidur di sampingnya sambil tangan berada di perutnya.

Perlahan Jessica melepaskan pelukan Carlos lalu turun dari tempat tidur. Jessica mengambil handuk dan masuk kamar mandi. Tidak lama kemudian Jessica masuk kembali ke kamar, dia melihat Carlos sudah bangun tapi masih malas- malasan di tempat tidur.

"Carlos aku mau ganti pakaian." Carlos bangun dan duduk di tempat tidur seraya menatap Jessica.

"Iya ganti saja." Mata Jessica membulat, bagaimana dia akan mengganti pakaian kalau pria itu masih berada di kamarnya.

"Kamu jangan disini Carlos," ujar Jessica dengan wajah masam.

"Kenapa?" Jessica melototkan mata lalu Carlos tertawa. Dia sangat senang menggoda gadis itu.

"Icch … masa aku ganti pakaian di depanmu," ujar Jessica dengan menghentakan kaki di lantai.

"Tidak apa-apa." Kembali Jessica melototkan matanya pada Carlos, dia terlihat sangat kesal.

"Carlos … !" Tiba-tiba ponsel Carlos berbunyi. Dia melompat dari tempat tidur dan buru-buru keluar dari kamar Jessica.

Melihat Carlos sudah pergi Jessica langsung mengunci pintu kamarnya dan mengganti pakaian.

"Jess." Terdengar suara Carlos memanggil gadis itu.

"Iya kenapa?" tanya Jessica seraya duduk di depan cermin.

"Kamu sudah selesai?" Tanya Carlos dengan berteriak dari lantai satu.

"Sebentar lagi, Carlos," jawab Jessicas sambil menyisir rambutnya.

"Tiara menunggumu di lobby." Jessica buru-buru memakai celana jeans dan kemeja.

"Iya aku segera turun." Jessica mengambil berkas dan memasukan ke dalam tas punggung lalu keluar kamar menemui Carlos.

"Carlos, aku pergi ya," pamit Jessica seraya berjalan membuka pintu.

"Jess, tunggu." Jessica berhenti lalu menoleh kepada Carlos.

"Kenapa, Carlos?" tanya Jessica dengan mengangkat kedua alisnya.

"Ini pegang." Carlos memberikan uang pada Jessica, lalu Jessica mengambilnya dan langsung berjalan. "Eit tunggu dulu." Carlos menahan tangan Jessica sehingga gadis itu berhenti

"Apa lagi, Carlos?" tanya Jessica dengan heran dan melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Kamu tidak mencium pipiku?" tanya Carlos sambil menunjuk pipinya dengan jari telunjuk. Jessica menarik napas panjang lalu berbalik dan mencium pipi Carlos.

"Hati-hati ya!" pesan Carlos sambil mengantar Jessica sampai depan pintu.

"Iya bye." Jessica masuk ke lift sampai di lobby dia melihat Tiara.

"Selamat pagi, Mba Tiara," sapa Jessica seraya berjalan menghampiri Tiara.

"Hai, Jess. Selamat pagi," balas Tiara. "Kamu sudah siap?" Dengan tersenyum Jessica menganggukan kepala.

"Iya, Mba. Semuanya sudah ada di dalam tas." sahut Jessica

"Kalau begitu kita jalan sekarang." Mereka berdua menuju parkiran mobil.

Jessica dan Tiara masuk ke dalam mobil, lalu meninggalkan parkiran dan langsung meluncur ke sekolah. Karena sekolah hanya dekat beberapa menit kemudian mereka tiba. Jessica dan Tiara masuk ke dalam dan menuju ke tempat panitia pendaftaran.

Sambil berjalan Jessica memperhatikan sekolah tersebut, sekolahnya besar dan banyak calon siswa siswi dari luar yang bukan berwarga negara Indonesia. Ini pasti sekolahnya mahal dan bertaraf International. Sambil berjalan dia melihat banyak orang yang lagi menunggu.

Jessica dan Tiara tiba di ruangan tempat penyerahan berkas, mereka masuk dan bertemu dengan panitia lalu Jessica memberikan surat-surat yang sudah ditentukan.

Panitia memeriksa semua berkas Jessica, dia melihat nilai-nilai yang tercantum di ijazah Jessica lalu menatap gadis itu sambil tersenyum. "Nilai kamu bagus-bagus ya," puji panitia sambil memperhatikan postur badan Jessica. Dia menggelengkan kepala lalu kembali melihat surat-surat milik Jessica.

"Terima kasih, Bu," ucap Jessica lalu panita menyuruh Jessica pergi ke ruangan lain untuk di interview. Sedangkan Tiara menyelesaikan administrasi persyaratan yang diberikan oleh sekolah.

Sampai di ruangan, Jessica melihat masih banyak yang menunggu untuk diinterview. dia masuk dan duduk, sambil menunggu Jessica membuka ponsel, ada satu pesan yang masuk.

Jessica melihat pesannya dari Carlos, dia membuka dan melihat Carlos mengirimkan fotonya lagi masak. Jessica tersenyum lalu membalas dengan emoticon tertawa. Tiba-tiba ada yang menyapa gadis itu.

"Hai, boleh aku duduk disini?" Jessica mengangkat kepala dan menatap seorang gadis yang sudah berdiri di depannya.

"Oh, tentu saja silahkan," ujar Jessica sambil tersenyum kemudian kembali melihat ke layar ponsel ingin melihat apakah Carlos sudah membalas pesannya.

"Oh ya, namaku Natalia tapi panggil saja Lia," ucap Lia sambil menarik kursi lalu duduk dan mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Jessica.

"Aku Jessica tapi panggil Jessi saja," balas Jessica sambil menyambut tangan Lia.

"Nama yang bagus," puji Lia sambil memperhatikan wajah Jessica.

"Kamu juga," ucap Jessica sambil tersenyum.

"Kamu asal dari mana, Jessi?" tanya Lia seraya mengatur duduknya, dia ingin mengenal Jessica lebih jauh lagi.

"Em … luar Jakarta," jawab Jessica dengan singkat.

"Iya tepatnya daerah mana?" tanya Lia dengan penasaran.

"Aku asal dari Sulawesi Utara dan Kotanya Tomohon, kotaku kecil." Lia menganggukan-anggukan kepala, dia tahu tempat asal Jessica.

"Oh iya, aku tau aku pernah ke Sulawesi utara dan aku sempat diving di pulau Bunaken, pemandangan bawah lautnya indah sekali." Kata Lia dengan semangat.

"Iya pulau Bunaken memang terkenal dengan taman lautnya," ujar Jessica sambil tersenyum mereka berdua mulai terlihat akrab. Jessica sangat senang akhirnya dia mendapatkan teman baru.

"Aku ingin kesana lagi Jess, oh ya cowok-cowok disana ganteng-ganteng ya." Jessica menyipitkan matanya menatap Lia. Tiba-tiba Lia mencolek lengan Jessica dan berbisik.

"Jess, cowok ganteng masuk." Jessica mengangkat dua alisnya lalu mengikuti isyarat mata Lia. Dia melihat ke arah pintu masuk lalu Lia berbsisik lagi. "Ganteng ya." Jessica hanya tersenyum lalu menganggukan kepala.

Cowok itu duduk tepat di depan meja Lia dan Jessica. Mereka berdua saling pandang lalu Lia mengangkat kening pada Jessica, tapi Jessica hanya tersenyum dan mendorong pelan tangan Lia. Dia tidak begitu tertarik karena tujuannya hanya ingin sekolah supaya bisa berhasil menggapai apa yang dia cita-citakan.

Akhirnya nama Jessica di panggil untuk di interview. Jessica berdiri dan berbisik pada Lia. "Jangan pulang dulu ya." Dengan senang Lia menganggukan kepalanya.

"Ok sip, tunggu aku juga ya." Jessica mengacungkan jempol pada Lia lalu berjalan ke depan, kemudian duduk depan panitia

"Selamat siang, Pak," ucap Jessica seraya berusaha tersenyum. Dia terlihat gugup ketika berhadapan dengan panitia.

"Selamat siang, Jessica," balas panitia dengan sangat ramah sehingga memuat Jessica merasa tidak gugup lagi.

Panitia mulai menginterview Jessica, beragam pertanyaan ditanyakan tapi Jessica bisa menjawab semuanya dan Akhirnya selesai. Jessica berdiri lalu berjalan menuju ke tempat Lia duduk.

"Lia aku tunggu di luar ya," bisik Jessica lalu Lia menganggukan.

Jessica berjalan keluar, sambil menunggu Lia dia duduk di depan ruangan lalu melihat Tiara sedang berjalan ke arahnya.

"Sudah selesai, Jessi?" tanya Tiara sambil duduk di samping Jessica.

"Iya sudah," jawab Jessica sambil memperhatikan wajah Tiara yang nampak kelihatan lelah. "Mba Tiara masih ngantri?"

"Iya ngantrinya masih lama." Jessica menjadi tidak enak kepada Tiara karena sudah membuatnya sibuk. Seandainya Jessica tahu lokasi sekolah dia pasti akan melakukannya sendiri.

"Ohh, kalau begitu aku tunggu di bawah pohon itu ya, Mba," ujar Jessica sambil menunjuk pohon yang ada dekat gedung sekolah.

"Oh … iya kamu tunggu di situ ya." Tiara berdiri kemudian kembali ke ruang tata usaha.

Jessica pergi berjalan ke arah pohon itu lalu dia duduk. Sambil menunggu Lia dia membuka ponselnya lalu masuk lagi pesan dari Carlos, gadis itu tersenyum dan membacanya.

"Masih lama?" tanya Carlos dengan memasukan emoticon sedih.

"Iya masih lama," balas Jessica.

"Aku kesepian disini," balas Carlos lagi sambil memberikan emoticon tertawa. Jessica tersenyum sendiri lalu membalas pesan Carlos dengan mengirimkan emoticon menjulurkan lidah, Jessica melihat Lia keluar dari ruangan dan berjalan ke arahnya

"Selesai juga," Kata Lia sambil tersenyum lalu mereka berdua duduk di bawah pohon dan berbincang bincang. "Oh ya Jess nanti kamu ambil kelas apa?"

"Aku mau ambil kelas IPS," jawab Jessica. " Kalau kamu?" tanya Jessica seraya memasukan ponsel di dalam tas.

"Sama dong, aku juga mau ambil kelas IPS. Mudah-mudahan kita sekelas ya." Lia terlihat sangat senang dan berharap mereka berdua bisa satu ruangan.

"Iya mudah-mudahan." Jessica melihat Tiara berjalan menuju ke arahnya lalu dia berdiri.

"Sudah selesai mba?" Tiara menganggukan kepala lalu memberikan bukti pembayaran kepada Jessica.

"Iya sudah selesai, kita pulang ya." Jessica berpamitan pada Lia. Lalu merekapun pulang, Tiara hanya mengantar Jessica sampai di parkiran mobil.

"Mba Tiara tidak ikut turun?" tanya Jessica seraya melepaskan sabuk pengaman.

"Tidak, Jess. Aku harus kembali kekantor. Kalau Carlos tanya bilang saja aku langsung ke kantor ya." Jessica tersenyum dan menganggukan kepala.

"Baiklah kalau begitu, nanti aku sampaikan kepada Carlos. Terima kasih ya mba sudah mengantarku hari ini, maaf sudah merepotkan mba Tiara." Tiara tertawa dan menggelengkan kepala.

"Ah, tidak apa-apa, Jess." Jessica turun dari mobil lalu melambaikan tangan kepada Tiara.

Jessica masuk ke dalam apartemen, dan melihat Carlos sedang di depan laptop dia mendekati pria itu lalu menyapanya.

"Selamat siang, Carlos," ucap Jessica dengan wajah yang terlihat sangat senang.

Mendengar suara Jessica, Carlos melepaskan kaca mata kemudian menatap gadis itu.

"Hei, sudah pulang?" tanya Carlos sambil berdiri menyambut Jessica dan memeluknya.

"Iya," jawab Jessica sambil tersenyum dan melingkarkan tangannya di pinggang Carlos. Mereka berdua terlihat seperti pasangan kekasih.

"Tiara mana?" tanya Carlos sambil duduk kembali di sofa dan menarik tangan Jessica untuk duduk di pahanya.

"Tiara langsung ke kantor." Jessica merasa tidak enak lalu dia berdiri dan pergi ke dapur. Terkadang perlakuan Carlos kepadanya terlalu berlebihan. Jessica membuka kulkas dia mengambil air es kemudian menarik kursi dan duduk.

"Oh …." gumam Carlos, dia berdiri dan menarik kursi lalu duduk di samping Jessica. "Kamu sudah makan?" Jessica menggelengkan kepala.

"Aku belum lapar," jawab Jessica. "Kamu sudah makan?" Carlos menggelengkan kepala.

"Aku menunggumu untuk makan bersama, tapi kalau kamu belum lapar aku makan saja," ujar Carlos dengan membelai rambut gadis itu. "Jangan terlambat makan, nanti kamu sakit."

"Iya," sahut Jessica sambil meminum air putih yang ada di gelas.

Carlos berdiri lalu mengambil makanan yang dia masak tadi dan meletakan di meja makan, dia mengambil piring lalu duduk tepat di depan Jessica.

Jessica merasa tidak enak, walaupun dia tidak tahu rasa makanan yang dimasak oleh Carlos akhirnya dia berdiri dan mengambil piring kemudian duduk di samping Carlos.

Carlos tersenyum kemudian dia mengambilkan makanan untuk Jessica, dia sangat senang akhirnya gadis itu mau menemaninya makan.

"Kamu coba saja makan makanan ini, kalau tidak cocok di lidahmu bisa pesan yang lain." Jessica hanya menganggukan kepala dan memperhatikan Carlos yang sedang menuang makanan di piring.

Jessica mencoba mencicipi masakan Carlos, dia mengerutkan dahi dan menatap pria itu. Kali ini Jessica sangat suka, kembali dia mengambil dan menyuapkan ke dalam mulut.

"Carlos, makanan ini sangat lesat," puji Jessica sembari menyuap lagi makanan ke dalam mulut. "Kamu ternyata pintar memasak." Carlos tersenyum, dia sangat senang melihat Jessica suka dengan masakannya. Sambil makan mereka berbincang-bincang.

"Carlos," panggil Jessica setelah menelan makanan yang ada di mulutnya.

"Ya." Carlos menatap Jessica dan menunggu apa yang ingin dikatakan gadis itu.

"Besok aku harus ke sekolah untuk mengambil seragam." Carlos menghentikan makannya kemudian menatap Jessica.

"Iya nanti aku beri tahu Tiara supaya dia mengantar kamu lagi," ucap Carlos seraya membersihkan sisa makanan yang ada di ujung bibir Jessica.

Jantung Jessica seketika terhenti, dia menatap Carlos dengan mata tidak berkedip. Jessica merasa sikap Carlos kepada dirinya tidak seperti sebelumnya.

"Em … tidak usah, Carlos. Aku bisa pergi sendiri." Jessica nampak gugup, dia mengambil air putih dan meminumnya.

"Kamu bisa pergi sendiri?" tanya Carlos dengan menatap mata Jessica.

"Iya bisa, sekolahnya dekat aku bisa pakai taxi online dari sini." Jessica cepat mengalihkan pandangannya, dia tidak tahan dengan tatapan Carlos.

"Kamu tidak takut?" Kembali Carlos bertanya sambil memegang tangan Jessica, dia tidak ingin Jessica pergi sendiri karena gadis itu belum tahu kota Jakarta.

"Takut kenapa?" Carlos duduk menghadap Jessica dan kembali memegang tangan gadis itu.

"Kalau ada yang menculikmu bagaimana?" Jessica langsung tertawa dan menepuk pundak Carlos.

"Carlos, siapa yang mau menculikku, memangnya aku anak orang penting." Carlos menggelengkan kepala, Jessica tidak tahu kejahatan yang ada di ibu kota. Walaupun sekolahnya dekat tapi Carlos tidak ingin gadis itu pergi sendiri.

"Bisa saja, Jessi. Kamu itu cantik, mereka bisa menculikmu dan menjual kepada lelaki hidung belang, kamu mau?" Jessica berhenti tertawa kali ini dia berpikir apa yang dikatakan oleh Carlos ada benarnya juga.

"Ich … Carlos. Terus aku harus bagaimana?" Carlos tertawa dia sangat gemas melihat bibir Jessica kalau lagi cemberut

"Besok aku yang akan mengantarmu." Jessica hanya diam dan melanjutkan makan, sementara Carlos dia tersenyum karena sudah berhasil menakuti Jessica.

Terima Kasih