webnovel

Wedding Party

Waktu berlalu begitu cepat, hari ini adalah hari pernikahan wang yibo dengan kekasihnya. Sepanjang acara berlangsung dia tidak fokus karena sibuk mencari keberadaan sosok adiknya yang sudah lama tidak dia lihat, hatinya gelisah dan cemas.

Lamunannya buyar ketika haikuan sang sahabat menepuk pundaknya sambil mengucapkan selamat untuk pernikahan impiannya.

"Hei bro, selamat yah atas pernikahannya."

Dengan senyuman Yibo pun membalas dengan nada sumringah "tentu bro, makasih ya sudah dateng."

"Oh ya, aku tidak melihat xiao mei, kemana dia bo?" tanya haikuan, dia hanya ingin tahu bagaimana reaksi dari wang yibo.

"Haaah… iya kuan aku juga sama tidak melihat mei mei" ujar yibo dengan lesu " kamu ada tahu kabar tentang xiao mei? Aku tanya mama sama baba mereka bilang xiao mei sekarang sedang belajar untuk mandiri." tanya balik yibo pada haikuan.

Belum sempat haikuan bereaksi dengan pertanyaan yibo, pasangan yibo yaitu xiao zhan justru melontarkan kalimat yang membuat haikuan benar-benar terkejut dan tidak menyangka sama sekali jika xiao zhan yang dia kenal akan berkata seperti itu.

Xiao zhan kesal, karena di hari bahagia mereka berdua wang yibo masih sibuk memikirkan tentang adiknya itu. Xiao zhan bisa melihat jika sepanjang acara Wang yibo banyak melamun, sejak mengetahui jika Adiknya sudah tidak tinggal dengan kedua orang tua Wang yibo.

" emang kenapa jika adikmu ingin belajar mandiri? Bukannya bagus, jadi dia gak selalu bergantung sama kamu?. Aku juga kesel waktu kamu habis hanya untuk menuruti semua kemauan adikmu itu. Harusnya dia sadar diri dong, dia kan bukan adik kandung kamu. Kok malah ngerepotin kamu dengan semua drama nya dia."

Yibo yang mendengar ucapan dari suaminya itu merasa tidak terima, terlebih dia tidak pernah merasa direpotkan sama sekali. "Maksud kamu apa ge? Aku tidak pernah merasa di repotkan oleh mei mei. Jadi tolong jaga ucapan gege"

"Jadi kamu lebih memilih adikmu itu bo?!" teriak  xaio zhan tidak terima.

Teriakan Xiao zhan menarik perhatian para tamu undangan, bisikan-bisikan mulai terdengar dari para tamu yang mendengar teriakan Xiao zhan.

Yibo yang tidak ingin menjadi bahan pembicaraan oleh para tamu akhirnya mengalah dan berusaha untuk membujuk suaminya itu.

"Enggak gege…. Jangan teriak gitu, malu di liatin tamu. Kalo aku lebih milih adikku aku tidak akan menikahi gege saat ini" ujar yibo dengan lembut sembari memeluk dan memberikan kecupan kecupan ringan di dahi suaminya.

Emosi xiao zhan seketika reda, Xiao zhan sebenarnya hanya menginginkan perhatian utuh dari suaminya.

haikuan yang masih berada di depan pasangan itu menyaksikan bagaimana sikap yibo menghadapi pasangannya membuat haikuan merasa kasihan kepada xiao mei yang saat ini tengah berjuang sendirian dalam masa kehamilannya.

'Xiao mei, aku tidak tahu apakah keputusan kamu sudah benar. Tapi kamu harus berjuang seorang diri sedang mereka menikmati kebahagiaan mereka, tanpa tahu kondisi kamu saat ini'. ujar Haikuan dalam hati.

Dengan perlahan haikuan pergi meninggalkan kedua pasangan baru itu serta tidak ingin berlama-lama berada di pesta itu, akhirnya memutuskan untuk pamit pulang kepada kedua orang tua yibo.

"Tante paman, kuan pulang dulu ya" ujar haikuan kepada tuan dan nyonya wang yang sedang mengobrol dengan para tamu.

" oh kamu sudah ingin pulang kuan, tidak ingin menemani om ngobrol dulu?" tanya tuan wang

"Mungkin lain kali om " lalu dengan berbisik di telinga tuan wang dia berkata " kuan ingin mengunjungi xiao mei om, sekalian menemani xiao mei. Dia pasti butuh seseorang untuk memeluknya saat ini"

Tanpa sepatah katapun tuan wang menganggukkan kepala sambil menepuk bahu haikuan.

Selepas kepergian haikuan pandangan tuan wang tertuju pada putranya yang sedang tersenyum bahagia. 'Tuhan…. Apakah demi melihat putraku tersenyum aku harus mengorbankan perasaan anakku yang lain? Mengorbankan kebahagiaan kedua cucuku yang masih belum lahir itu? Membiarkan kedua cucuku tumbuh tanpa adanya sosok ayah? Apakah aku masih layak untuk di sebut seorang ayah?' ujar tuan dalam hati.

Tanpa sadar air mata tuan wang menetes, nyonya wang yang melihat suaminya melihat putranya sambil menangis hanya bisa mengelus lengan suaminya. 

Begitu acara selesai, keluarga Wang yibo berserta Xiao zhan yang kini sudah menyandang nama Wang kembali ke kediaman keluarga Wang. sesampainya di rumah Tuan wang memanggil wang yibo untuk berbicara diruang baca miliknya.

"Yibo, tolong temui baba di ruang baca sekarang"

Langkah Yibo berhenti seketika mendengar perintah dari sang Ayah yang bisa Yibo lihat jika beliau sedang bersedih, dengan lembut Wang Yibo memberikan penngertian kepada suaminya untuk terlebih dulu menuju kamarnya.

"gege duluan aja ke kamar, nanti aku menyusul"

Walau dengan hati yang kesal, Xiao zhan tetap mendengarkan permintaan dari Yibo. Xiao zhan langsung berjalan menuju kamar Wang Yibo.

saat Wang yibo memasuki ruangan baca, disana sang ayah sedang duduk di kursinya seperti biasa. namun yang jadi pusat perhatian dari Yibo adalah sebuah kotak berwarna Maroon kesukaan Xiao mei yang ada di meja, di hadapan ayahnya.

Sebelum wang yibo sempat bertanya, Tuan Wang sudah berbicara terlebih dahulu.

"Yibo, ini kado dari Xaio mei. Mei minta maaf karena tidak bisa hadir di pernikahan kamu."

Dengan tangan yang gemetar Wang Yibo menerima kotak itu, jauh di dalam hati Wang yibo sangat merindukan sosok adiknya itu.

"boleh aku buka baba?"

hanya gumaman yang yibo terima.

Yibo tergesa membuka kotak itu, di dalamnya ada sebuah kartu ucapan. disana tertulis rapih, khas tulisan Xiao mei.

"Happy Wedding gege. Semoga suka dengan kado dariku, khusus aku buat sendiri."

Tangisan Yibo pecah ketika dia mengeluarkan benda dari dalam kotak yang ternyata Syal yang dihiasi sulaman inisial namanya dan adiknya, Y&M.

Dengan erat Yibo memeluk syal itu seolah ingin mengatakan jika dia sangat merindukan adiknya, Tuan wang hanya menatap Yibo dengan diam. Tuan wang tidak ingin memberikan komentar apapun pada Wang Yibo.

"Mei mei..... gege rindu.... hiks hiks....."

Yibo kembali ke kamarnya setelah bisa menguasai dirinya.