webnovel

Chapter 25 (Flashback Neko)

"Jangan bilang Kau juga akan mengambilku, Aku hanya ingin sesuatu yang bebas" Neko mendekat berbisik di telinganya.

"Kenapa? Apa hanya karena Dia tak pernah menyentuhmu seperti ini" Ketua menutupi mulut Neko dengan tangannya, lalu Neko mengigit tangan nya hingga berdarah dan menghisap darah itu.

"[Dia, ..]" Ketua menjadi terkejut lalu Neko menghentikan menghisapnya lalu membuka mulutnya.

"Ini sama saja..." Dia memperlihatkan taring dan lidah nya membuat pandangan seksi lalu menjilat bibirnya sendiri.

"Kudengar, kau di sebut sebagai kucing kecil yang begitu menawan.... Jika memang benar begitu kau pasti tersiksa dengan kurungan kecil, kucing harus nya di bebaskan. Tapi jika hidup mu sudah terjamin, di beri makan, air dan apapun yang kau butuhkan kau tak lain hanyalah akan menjadi pajangan saja" Tatap Ketua, dia melihat tangan nya sendiri yang mengalirkan darah karena gigitan itu.

"Aku bukan kucing kecil sebagai hiasan. Aku harimau yang butuh kebebasan" Neko menatap tajam.

Ia lalu menatap tangan ketua dan mengangkat nya, dia kembali menjilat darah itu dan membersihkan aliran darah itu dengan memakan nya.

"Kau tak pernah mendapatkan darah dari majikan mu? (Cheong)"

Neko lalu menggeleng.

"Kalau begitu ikutlah aku, aku akan memberikan mu darah, kau suka dari sumbernya kan, aku tahu apa yang kau butuhkan" Ketua menatap seringai.

Lalu Neko membuka pintu dan keluar. "Terima kasih untuk ini, rasanya sangatlah enak. Dan... Aku tak sabar menanti kan hadiah itu..." Dia menatap sambil menjilat bibirnya sendiri lalu berjalan pergi.

"[Apa yang baru saja dia lakukan]" Ketua menatap tangan nya yang masih teralirkan darah.

Hari selanjutnya Kin kembali ke kantor organisasi sindikat. Di sana ketua sindikat sedang duduk di sofa merokok, menoleh ketika pintu terbuka.

"... Ada informasi mengenai seorang gadis pembunuh, Dia baru baru ini sudah melarikan diri dari Cheong, mungkin Dia bisa mengisi kekosongan bagian organisasi" Kata Kin yang langsung masuk. Lalu Ketua sindikat teringat pada Neko kemarin.

Sebelumnya, Neko terdiam di rumah nya, apartemen yang di berikan Cheong dan di anggap sebagai kurungan.

Ia melihat sekitar lalu menatap sesuatu, yakni sebuah kontak lensa yang ada di kotak kecil.

Ia memegang kotak berisi kontak lensa itu dan menghela napas panjang. "(Ketika aku ikut dengan ayah dan ibu, atau aku bisa bilang bahwa aku ikut dengan orang pertama yang menolong ku, aku selalu memakai itu untuk menutupi mata merah ku... Tapi ketika aku ikut dengan orang kedua yang memegang ku, aku melepas penutupan ini dan memperlihatkan penampilan sesungguhnya, itu pun membuat ku lega karena aku tidak memerlukan kesakitan lagi memakainya)" Ia terdiam, lalu pintu terbuka membuat nya menoleh.

Siapa yang tahu bahwa itu adalah Cheong. Dia langsung masuk melepas pintu yang tertutup sendiri.

Dia mendekat ke Neko yang terdiam. "Gadis kecil, kamu tidak menuruti perintah ku ini? Kenapa tumben sekali?" Cheong menatap, dia menunduk memojok Neko di meja.

Neko terdiam dan membuang wajahnya. "Aku ingin pergi..." Kata Neko tanpa menoleh membuat Cheong terdiam bingung.

"Aku sudah lama berada di sini, jika aku selalu di sini, kau akan membuat ku membutuhkan mu"

"Jadi kau ingin pergi? Pergi dari sini? Setelah aku memberikan kebutuhan padamu, apakah kau ingin memberikan sesuatu padaku dulu?" Cheong menatap.

". . . Jika itu bisa membuat ku pergi dari sini, aku akan melakukan nya, katakan padaku.." Neko menatap datar.

Cheong terdiam dengan senyum kecilnya, lalu ia memegang dagu Neko. "Dari awal bertemu, aku bertanya padamu, apakah kau pernah di sentuh pria.... Pernah di cium pria... Atau yang lain nya dan kau membalas nya...

"Tidak, sama sekali" Neko langsung menambah.

"Yeah, kau masih perawan... Jika mau, berikan keperawan mu padaku" Cheong menatap.

Seketika Neko membuka mata lebar dan langsung menampar tangan Cheong untuk menyingkir.

"Bajingan! Jangan anggap aku murahan! Aku sudah bilang dari awal!" Neko langsung berteriak memperlihatkan taring nya.

Cheong terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "Kau boleh pergi, tapi ketika kau membutuhkan ku lagi, katakan saja padaku, satu hal yang perlu kau tahu, kau tidak boleh sembarang menunjukan tubuh mu pada pria lain... Jika aku melihat nya, aku tak akan segan segan memerintahkan beberapa orang untuk menyiksa mu" Tatap nya.

"Kau membiarkan ku pergi dan bilang bahwa jika butuh aku bisa memanggil mu, sebenarnya apa maksud mu, maksud jahat juga tidak, maksud baik juga tidak..." Neko menatap.

"Yeah, kau selalu berpikir seperti itu pastinya, ini hanya soal.... Bersenang senang, kau boleh suka padaku, Neko" Cheong menatap dekat dengan senyum kecilnya.

Neko terdiam, ia lalu mengangguk kecil. "Bagaimana pun juga, kau juga telah menganggap ku ada" Neko meninggikan kakinya dan mencium leher Cheong membuat Cheong terdiam membuka mata lebar.

Setelah itu Neko berbalik dan berjalan pergi. Cheong terdiam, dia menoleh ke kaca di dinding kantornya, ia melihat lehernya, seharusnya ada bekas ciuman Neko, tapi tak ada sama sekali.

"Ha.... Aku lupa... Aku harusnya membelikan lipstik dari awal untuk nya...."

Waktu berlalu, terlihat Ketua sindikat merokok di balkon atap gedung. Lalu seseorang berhenti di belakangnya.

"Sudah kuduga Kau akan kesini dan menggangguku" Kata Ketua menoleh dan rupanya itu Neko.

"Aku hanya kesini untuk urusan aneh, jangan berkata apapun soal organisasi padaku. Aku tak mau dihantui sebuah pekerjaan lagi" Neko menatap dingin lalu berbalik akan berjalan pergi.

"Memangnya kenapa jika kau ikut padaku"

". . . Salah satu alasanku menjadi pengikut adalah untuk mencari tahu siapa Aku"

"Aku bisa membantumu melupakan itu semua..." Ketua mematikan rokoknya lalu berjalan sambil mengambil sesuatu dari dalam jasnya.

"Melupakan nya? Bagaimana bisa aku mau melupakan jati diri ku yang belum aku temukan"

"Salah satu jawaban dari pertanyaan mu yang selalu kau tanyakan pada diri mu sendiri adalah melupakan semua dan membangun sesuatu sendirian dengan usaha yang matang... Termasuk dalam hal ini, ini adalah salah satu usaha yang harus di lakukan.... Balas dendam bukan kunci atas segalanya, tapi jika kau menunggu karma, itu akan lama maka lakukan balas dendam sendirian" Kata Ketua sindikat sambil berjalan mendekat ke Neko yang masih terdiam serius.

"Akan ku buat kau lebih menderita" Dia menambah dan memakaikan kalung rantai pada Neko yang terdiam terkejut.

"[Ini...]" Neko menarik rantai itu dari lehernya namun sudah terikat kuat dan ujung rantai itu telah di pegang ketua sindikat.

"Lepaskan Aku!!" Teriak Neko dengan garang.

"Dengar, makhluk sepertimu adalah seorang budak" Ketua menyela sambil menarik kerah Neko lalu mencium bibirnya. Dari sanalah awal kontrak pengekangan Neko dimulai denganya.

--

"Apakah benar ada orang baru?" Kinn masuk ke kantor Ketua sindikat dan bertanya langsung.

Ketua sindikat ada di kursinya lalu menoleh padanya. "Sekarang apa kau bisa menutup mulut mu itu, aku sudah melakukan yang kau katakan, merekrut anggota baru, dan yang satu ini, kerjanya cepat dan sangat fokus" Tatap Ketua.

"Ha! Tugas apa yang kau berikan pertama?" Kinn menatap.

"Hanya mengambil alih bisnis direktur kecil yang tidak akan di jamin memiliki bisnis besar, dia menjadikan bisnis dari banyak nya direktur kecil yang ia rampas dan menjadikan semuanya satu sehingga menjadi satu tempat yang begitu besar, bisnis yang di buat nya milik direktur yang sudah melarat karena dia sendiri, rencana nya sangat baik dan mungkin ini adalah hal biasa untuk nya mengambil bisnis banyak nya direktur kecil" Kata Ketua sindikat.

"Apa?! Tapi pastinya itu butuh waktu untuk mengerjakan tugas sebanyak itu, apa kau bercanda.. Siapa orang itu?" Kinn menatap.

"Aku akan memanggilnya" Ketua sindikat mengambil ponsel nya dan menghubungi seseorang.

Tak lama kemudian, pintu terbuka beserta gerakan kaki yang begitu jelas terdengar, Kinn menoleh ke belakang dari tempat nya berdiri tadi dan terkejut melihat seorang perempuan yang memakai kemeja putih panjang dan celana hitam panjang beserta mantel hitam yang terpakai kan di pundak nya tanpa ia pakai.

"Ada apa memanggil ku?" Dia menatap dengan wajah datar.

Kinn masih terkejut tak percaya, dia mengucek matanya dan melihat Neko dari bawah sampai atas. "(Sialan.... Kenapa gadis ini benar benar memiliki tubuh yang menawan...) Apa?! Siapa gadis ini?! Dia hanyalah gadis kecil" Kinn menatap kesal pada Ketua.

"Jaga mulut mu, dia akan menjadi kandidat ku sampai seterus nya" Ketua langsung menyela membuat Kinn semakin terkejut.

"Tu... Tunggu, kau bilang kandidat, tapi bukankah itu aku?"

"Tidak lagi, cara kerja nya sangat berbeda dan hasilnya juga berbeda, lebih akurat jika dia yang melakukan nya"

"Apa... Ini... Ini tidak mungkin... (Aku dikalahkan oleh seorang gadis?!!)" Kinn tak percaya, ia lalu menoleh ke belakang dan Neko tampak tersenyum kecil seperti menunjukan kesombongan nya pada Kin.

"(Sialan...)" Ia kesal mengepal tangan.

--

"Hei kau!!" Kinn mengejar Neko yang berjalan keluar dari gedung organisasi setelah pertemuan itu.

Neko berhenti berjalan ketika mendengar itu tadi, ia menoleh dengan lirikan dingin nya.

Kinn berjalan mendekat dan menatap kesal. "Kau.... Gadis kecil yang sama sekali tak memiliki pengalaman dalam hal ini, memang nya kau bisa apa sehingga kau bisa merebut posisi ku, dengar ini, posisi calon ketua berikutnya itu aku, tapi kenapa kau yang menggantikan ku" Tatap nya.

Neko terdiam sebentar, lalu menyilang tangan nya. "Jangan salah paham dulu, aku hanya menjalankan apa yang aku bisa, mengerahkan demi pengetahuan aku lakukan dalam hal ini, jadi jangan bingung jika aku dapat mengusai tugas ini dan merebut posisi mu, aku tak tahu apa yang aku lakukan, aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan tubuh ju atas perintah orang lain, aku tak pernah berpikir aku gagal atau tidak, aku hanya melakukan nya saja... Jadi jika kau merasa kecewa, itu berarti diri mu sendiri" Kata Neko, seketika Kinn mendengar itu tak percaya dan langsung kesal lagi.

Begitulah mengapa Kinn bisa bersaing dan begitu kesal dengan Neko. Itu tadi adalah kisah dari Neko yang awal mulai dia bisa masuk ke dalam jati dirinya saat ini.