webnovel

Chapter 185 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

"Kau benar benar selalu menata rapi tempat mu ini... Aku sama sekali tak melihat debu apapun di sini" Tatap Felix. 

Tapi Neko hanya cuek sambil memberikan secangkir teh pada nya lalu ia duduk di sofa lain melirik Felix yang juga menatap dengan tatapan seringai. Sepertinya mereka baru saja selesai makan tadi dan Felix duduk di sofa.

"Ada apa kau menatapku seperti itu? Apa kau memutuskan untuk menyukai ku?" Tatap nya seketika Neko terkejut dan langsung memalingkan wajah. 

"Haha terlihat sekali di sini" 

"Aku tidak seperti yang kau pikirkan!!" Neko langsung menatap kesal.

"Kenapa, oh soal tadi, makanan yang kau buat sangatlah enak, sekarang aku tak perlu meragukan mu lagi..." Tatap Felix lagi.

"Cih, memang nya kau tahu apa, yang kau tahu hanya makan di luar saja"

". . . Aku makan di luar, karena aku tidak memiliki orang untuk memasak"

"Kalau begitu sewa saja pembantu!" Neko langsung menawarkan dengan rasa kesal.

"Untuk apa menyewa pembantu jika ada gadis cantik yang bisa memasak lebih enak dari apapun" Kata Felix seketika Neko terkejut mendengar itu.

"(Sialan, kata kata nya benar benar sungguh sangat aneh...)" Dia membuang wajah.

Lalu Felix tersenyum kecil dan berdiri, ia mengulur tangan membuat Neko terdiam bingung. 

"Keluar lah, tak baik di dalam sini seharian, kau seharusnya menikmati hari hari mu di luar, tapi bukan berarti aku melepasmu" Kata Felix. 

"Aku tidak butuh itu, di luar sana aku tidak tahu ada apa, jadi jangan menyuruhku"

"Aku akan berada di samping mu" Felix memegang tangan Neko dan seketika menariknya keluar. 

"He... Hei tunggu, aku belum berganti baju!!" 

"Baju itu sudah cocok untuk mu" 

"Ini hanya baju formal"

"Lalu kau mau baju apa? Bukan kah setiap hari kau memakai baju formal? Di rumah pun kau juga selalu memakainya" 

"Jika di luar.... Aku akan memakai baju informal" Balas Neko lalu Felix terdiam memandang tubuh Neko. 

"(Dia terlihat cocok memakai baju apapun...) Sudah lah, kau butuh menikmati libur ini secepatnya" Felix tetap menariknya. 

Hingga mereka ada di pinggir kota. Neko terdiam di pinggir jalan sendirian dengan duduk di bangku pinggir jalan sementara Felix menerima panggilan ponsel dan ia berdiri agak jauh dari Neko yang terdiam. 

"(Ck, apanya yang menikmati, kau hanya membawa ku ke pinggir jalan.... Kau pikir aku ini apa, se enak nya di tinggal fokus pada ponsel mu, jika kau masih ada pekerjaan, jangan ajak aku....)" Lalu Neko menghela napas panjang, ia mencoba melihat sekitar, melihat banyak nya orang berlalu lalang dan sibuk pada tujuan nya masing masing. 

Tapi ada satu hal yang membuat nya terus memandang sesuatu hingga Felix berjalan mendekat padanya. 

"Aku sudah selesai dengan ponselku" Kata Felix tapi ia terdiam ketika melihat Neko memandang sesuatu dengan sangat fokus. Felix ikut melihat apa yang ia pandang yang rupanya Neko memandang seorang bayi manis yang di gendong oleh kedua orang tuanya, mereka tampak seperti sepasang keluarga yang bahagia. 

Felix terdiam lalu kembali menatap ke Neko. Ia lalu mendekat dan duduk di samping Neko. 

Seketika Neko tersadar dan terkejut Felix ada di samping nya. 

Tapi Felix duduk biasa dan mengambil satu batang rokok dari sakunya. "Pandangan mu sangat meleser pada apa di sana?" Tanya nya sambil mendekat. Neko lalu mengambil korek dari sakunya dan menatap Felix. "Apa aku harus menyalakan rokok mu sekarang?" Tatap nya. 

"Gadis baik, kau tahu sendiri. Langsung nyalakan untuk ku" Balas Felix lalu Neko menyalakan korek nya dan mendekatkan nya pada rokok Felix. 

"(Ini pertama kalinya aku melakukan nya, rasanya seperti jadi bawahan tapi kenapa aku duduk di bangku yang sama?)" Neko terdiam. Setelah itu Felix kembali duduk biasa melirik Neko yang menundukan wajah nya. 

"Aku ingin tahu, kau memandang apa dari mereka. Kau menginginkan sesuatu?"

"(Apa?! Kenapa dia bertanya begitu?! Apa dia sadar aku melihat apa tadi?) . . . Menurut mu apa yang aku pandang sehingga kau berpikir aku memandang sesuatu" Neko langsung melirik nya dengan kesal. Felix terdiam dengan senyum biasanya lalu Neko menjadi menambah perkataan nya. "Aku hanya.... Menginginkan rasa dari sebuah keluarga" 

"Tapi aku lihat kau hanya memandang bayinya, kau menginginkan bayi?" Felix menatap seketika Neko terdiam. 

Neko terdiam di bangku jalanan, ia ingat pertanyaan Felix saat ia bertanya. "Kau menginginkan bayi?"

"(Jika di pikirkan memang itu sangat lucu, tapi aku tidak menginginkan apapun, kenapa dia berpikir begitu, apa hanya karena bayi adalah hal yang sungguh sangat berat di buat dan yang lain nya...)" Ia terdiam menghela napas. 

Tiba tiba ada tangan yang memberikan permen padanya. Neko terdiam melihat permen berwarna merah itu lalu ia melihat ke atas yang rupanya Felix. 

"Kau sudah memikirkan jawaban mu soal kau menginginkan bayi?" Tatap Felix seketika Neko terdiam. Ia menjadi membuang wajah dan merebut permen itu. 

Felix tertawa kecil sendiri melihat tingkah Neko yang salah tingkah. Ia lalu duduk di samping nya dengan Neko yang mengupas permen itu tapi ia tak bisa mengupas nya secara sempurna dan malah membuat nya makin rumit.

Felix yang melirik itu menjadi terdiam menghela napas, ia lalu mengulur tangan. "Berikan itu padaku, kau buruk dalam mengupas, apa ini karena bawahan mu saja yang selalu mengupas nya untuk mu setiap kali?" 

"Itu tidak benar" Neko tidak mau mengakui nya dan memberikan permen itu pada Felix. 

"Kupikir saat aku mencium bibir mu untuk pertama kalinya, aku merasakan bibir mu sangat manis. Kupikir itu dari lipstik yang kau pakai rupanya bukan, ini karena permen yang selalu kau makan. Anehnya sekali aku berpikir kau memakai lipstik, wajah mu sangat putih natural tak aneh jika semua orang berpikir bahwa kau sudah cantik tidak memakai riasan" Kata Felix sambil mengupas permen nya.

Neko yang mendengar itu menjadi terdiam menundukkan wajah lalu Felix mengulurkan permen itu tapi Neko tak menoleh untuk menerimanya membuat Felix terdiam bingung. 

"Aku bisa memberi mu bayi" Kata Felix seketika Neko terkejut mendengar nya. 

"Kenapa? Kau tidak percaya?" Felix melirik. Neko menjadi terdiam dan perlahan mengangkat wajah menoleh ke permen itu dan langsung memakan nya dari mulutnya membuat Felix terdiam. Dari atas, Felix melihat pipi Neko membesar karena permen itu membuat kesan imut untuk Neko. 

Lalu Felix tersenyum kecil, ia menarik helaian rambut Neko yang panjang membuat Neko terdiam merasakan itu. 

"Amai, kau sangat cantik jika rambut mu lebih panjang lagi. Rambut hitam yang gelap membuat kesan bahwa kau seorang perempuan yang baik.. Aku harap kau tidak memotong sehelai rambut mu ini" Kata Felix. 

"A.... Aku tidak akan memotong nya" Neko membalas dengan menoleh ke sisi lain. 

"Baiklah, bagaimana soal yang tadi... Kau menginginkan bayi, aku bisa memberikan nya, sepertinya sudah waktunya kau menyukai bayi yang manis" Tatap Felix sambil menghisap rokoknya dan duduk layak nya pria dewasa yang bertubuh besar. 

Lalu Neko terdiam. "Bayi siapa yang akan kau ambil untuk di berikan padaku?" 

". . . Aku tidak mengambil bayi untuk mu, tapi membuat bayi bersama mu" Kata Felix. 

Seketika Neko terkejut dengan wajah yang meledak memerah. "Ka..... Kau gila... Siapa yang sudi bersama mu!!!" Ia langsung menoleh dengan terkejut. 

"Yah aku tahu wajah mu berkata iya di sana" 

"Si... Siapa bilang!?!? Dengar ini, aku tidak mau membuat bayi bersama siapapun!!"

"Oh benar kah, apa karena kau tidak siap melakukan sebuah seks atau hubungan dalam?, Hm sebentar, kita kan sudah melakukan nya, tapi sayang nya aku mengeluarkan sperma ku di luar" Kata Felix membuat Neko terkejut tak percaya.

"Be..Be..Berani nya kau mengatakan kata yang sangat tabu di sini... Kau pikir aku ini apa?" Neko langsung menatap marah.

"Kenapa? Apa aku terlalu keras ketika melakukan nya untuk pertama kalinya bersama mu?" Felix menatap.

Neko kembali terdiam dengan wajah kesal, dia tidak mengatakan maupun menjawab apapun.

Lalu Felix kembali menghembuskan napas tokonya. "Aku bisa lembut padamu karena kau aku anggap bukan pelacur kecil"

"Kau..... Apa kau sedang merendahkan ku saat ini!! Aku tidak akan memaafkan mu!!" Teriak Neko dengan kesal. 

"Berteriak lah sesuka mu, karena ini semua akan terjadi dengan cepat atau lambat" Kata Felix seketika ia memegang punggung Neko dan menariknya membuat Neko terangkat mendekat seketika Felix mencium telinga Neko dan mengatakan sesuatu. "Aku lupa mengatakan sesuatu, kau juga manis saat menggunakan nada tinggi"

Mendengar itu Neko menjadi terdiam berwajah merah. Dia tak pernah bersifat seperti ini di banyak pria maupun lelaki. 

"Kau.... (Sihir apa yang di gunakan nya ini... Hatiku benar benar tak tenang di sini)" Jantung Neko menjadi berdegup kencang. 

Lalu Felix menatap nya, ia lalu melepas Neko dan berdiri. Membuang rokoknya ke tanah dan menginjak nya. "Mau kah kau melakukan apa yang aku minta sebagai kucing loyal? Datanglah ke hotel malam ini jam 8 malam, aku menunggumu nanti" Tatap Felix melihat jam tangan nya sendiri. 

"Huh kau akan melepasku dari apartemen buruk mu?" Neko menatap bingung.

"Aku belum melepasmu, sampai kapan pun, kau akan terus kembali padaku, jadi datang lah untuk permintaan ku tadi"

"Ck, aku tidak akan datang" Neko langsung membalas dengan menyilangkan tangan nya. 

"Baiklah, jangan salahkan aku jika kau memikirkan ku nantinya" Kata Felix lalu ia berbalik dan berjalan pergi. 

"Apah! Aku tidak akan memikirkan mu!!!" Teriak Neko melihat Felix menjauh darinya. Lalu ia menghela napas panjang memegang dada miliknya sendiri. "(Kenapa.... Jantung ku tidak mau berhenti berdegup?)" Ia masih berwajah merah.