Sementara Hendry menunggu Ivannie tiba, berbeda dengan tuan Ken yang merasa cemas.
Tapi karena tidak ada pilihan, tuan Ken pun melangkahkan kaki nya menuju kasir di mana Ivannie tengah berdiri dan terlihat Ivannie juga tengah memperhatikan beberapa meja yang penuh tamu di depan nya.
" Ivannie, ada tamu yang meminta kamu yang bertugas melayani meja mereka. " ucap tuan Ken saat sudah berada di dekat Ivannie.
" Baik tuan Ken. Apa itu ruangan VVIP No 1 ?. " tanya Ivannie dengan wajah datar.
" Apa kamu mengenal nya ?. Apa dia teman mu ?. " tanya tuan Ken pada Ivannie.
" Tidak, saya tidak mengenalnya. Dan tidak mungkin saya punya teman sekelas mereka. " jawab Ivannie.
" Itu memang benar, jawaban mu masuk akal. Tapi kenapa kamu tahu yang meminta mu adalah ruangan VVIP No 1 ?. " tanya tuan Ken penasaran.
" Saya hanya menebak nya tuan Ken. Karena tamu yang baru masuk dan belum ada orderan masuk hanya dari ruangan VVIP No 1. " jawab Ivannie.
" Kamu memang sangat cerdas dan perhatian. Mungkin pria itu punya maksud pada mu, usahakan tidak membuat keributan. Tapi ... "
Tuan Ken ragu meneruskan ucapan nya.
" Tapi apa tuan Ken ?. " tanya Ivannie karena melihat tuan Ken tidak melanjutkan ucapan nya.
" Aku seharusnya tidak mengatakan ini sebagai pemimpin di sini, tapi jika pria itu bersikap kurang ajar kamu boleh berteriak. Aku lebih memilih kehilangan satu pelanggan mesum daripada kehilangan pegawai seperti mu. " ucap tuan Ken tulus.
Mendengar ucapan tuan Ken yang tulus, Ivannie tersenyum dan berkata :
" Terima kasih tuan Ken, saya akan mencoba melakukan hal yang terbaik dan sebisa mungkin tidak membuat keributan yang bisa merugikan restauran ini. "
Tuan Ken membalas jawab an Ivannie dengan senyum puas dan berkata dalam benak nya :
" Aku berharap anak ini kelak bisa menjadi menantu ku. Aku harus secepat nya mengatur pertemuan mereka, agar tidak terlambat. "Berlian" yang seperti itu pasti akan cepat mempunyai pemilik. "
Ivannie berjalan dan menuju ke ruangan VVIP No 1.
Setelah tiba di depan pintu, Ivannie mengetuk pintu lalu masuk ke ruangan itu.
Hendry yang melihat Ivannie tiba, wajah nya tersenyum puas. Tapi tentu saja dia tidak ingin Ivannie melihat senyum nya itu.
" Pelayan !. " panggil Hendry.
Rommy segera bergegas mendekati Hendry dan berkata : " Ada yang bisa di bantu bos ?. "
Hendry yang mendengar suara pria bukan suara wanita, menjadi kesal.
" Apa aku memanggil mu ?!. " ucap nya pada Rommy.
" Maaf tuan, saya pikir saya mendengar anda memanggil "pelayan". Silakan di lihat lagi menu kami, jika anda sudah siap memesan bisa memanggil saya. " ucap Rommy lalu mundur lagi ke posisi nya dan berdiri di samping Ivannie.
Bukan hanya Rommy yang mendengar tamu itu memanggil " pelayan " , Ivannie juga mendengar nya dan mengerti maksud dari pria itu adalah diri nya.
" Pelayan !!. " teriak Hendry lagi.
Rommy yang hendak mulai melangkah, di tahan oleh Ivannie dan memberi tanda pada Rommy agar diri nya yang mengurus nya.
Rommy yang mengerti tanda dari Ivannie, menganggukkan kepala nya tanda dia mengerti.
Bekerja di restauran di bawah pimpinan tuan Ken para pegawai nya memang di bekali dan di ajari tentang kode atau tanda - tanda yang hanya di mengerti mereka saja.
Ini berguna saat mereka menghadapi tamu atau segala persoalan dengan tamu.