webnovel

Devourer Of Spirits : Immortality (Pindah ke Noveltoon!)

Menceritakan seorang anak bernama Shen Zhu yang menyaksikan sendiri kematian kedua orang tuanya tepat di hadapannya. Wajah orang yang telah membunuh kedua orang tuanya tentu tidak akan pernah dia lupakan. Setelah satu bulan terlewati kini dia tinggal di sebuah desa yang bernama desa Vellasy, bahkan kini dia telah menjadi anak angkat dari salah satu keluarga ternama di desa tersebut. Seiring berjalannya waktu, Shen Zhu mulai belajar seni bela diri dan berharap menjadi kuat agar dapat membalaskan dendam kedua orang tuanya. Lalu sebuah keajaiban datang di saat dia bertemu dengan seekor kucing, kucing itu adalah Xun Yong yang merupakan leluhurnya sendiri. Lantas apakah pertemuan ini akan mengubah takdir Shen Zhu? [Karya original by. Azhiez] Note : Proses MC menjadi kuat cukup lama. Update masih di pertimbangkan dengan banyaknya vote dan komen :) Novel ini juga tersedia di Wattpad dan Noveltoon. Jika ingin fast update kunjungi https://karyakarsa.com/azhiez

Azhiez · Fantasy
Not enough ratings
50 Chs

Cp.12 - Perguruan Dao-Sein (I)

Di zaman Shen Zhu berada, banyak sekali perguruan ilmu bela diri yang tersebar dimana-mana terutama di desa Vellasy. Perguruan ilmu bela diri yang berada di desa Vellasy pun memiliki tempat yang cukup besar untuk menampung murid-murid baru. Sementara itu Penduduk desa Vellasy sering menyebut perguruan ilmu bela diri tersebut adalah Dao-Sein atau bisa disambungkan dengan kata perguruan dan akan menjadi perguruan Dao-Sein.

Anak-anak yang berasal dari desa Vellasy setiap pagi sering sekali berlatih ilmu bela diri di Dao-Sein, bahkan sebagian dari anak-anak itu berusia sama seperti Shen Zhu. Meskipun Dao-Sein adalah tempat melatih ilmu bela diri, namun setidaknya Dao-Sein juga mengajarkan ilmu tenaga dalam yang dimana akan meningkatkan [Kultivasi] murid-muridnya.

Sementara itu, Shen Zhu yang baru beberapa hari berada di desa Vellasy tampak sangat senang melihat anak-anak seusianya berlatih ilmu bela diri di pagi hari. Bahkan, Shen Zhu memperagakan ulang gerakan demi gerakan yang dilakukan oleh anak-anak seusianya dibalik pepohonan yang menutupi keberadaannya.

Matahari cerah mulai menyinarinya, keringatnya bahkan telah membasahi pakaian barunya yang beberapa hari lalu diberikan oleh San Yuan. Meski keringat membasahi pakaiannya, Shen Zhu sama sekali tidak mempedulikannya dan terus mengulang-ulang gerakan yang sama yang dilakukan oleh anak-anak seusianya.

"Aku akan menjadi kuat, dan aku akan membalaskan kematian ayah dan ibu!" Hanya itu yang ada didalam pikiran Shen Zhu ketika meninju-ninju angin dengan irama pergerakan.

Tanpa disadari, San Yuan telah berada tepat dibelakangnya dan hanya tersenyum-senyum melihat Shen Zhu yang mengikuti pergerakan anak-anak seusianya yang saat itu sedang berlatih. Shen Zhu yang masih tidak menyadari akan kedatangan San Yuan tampak terus menurus mengayunkan pukulan demi pukulannya.

"Wah!, pantas saja setiap pagi kamu menghilang, ternyata kamu disini setiap pagi, Shen Zhu?" San Yuan melangkahkan kakinya mendekati Shen Zhu dari belakang.

"Kak San Yuan?!" Shen Zhu terkejut dengan kedatangan San Yuan dan kemudian menurunkan kedua tangannya dengan sedikit ragu.

"Lihatlah, pakaian yang baru kuberikan padamu kini kotor lagi!" Ucap San Yuan menunjukan kemarahannya karena pakaian yang diberikannya telah dibasahi oleh keringat Shen Zhu.

"Ma-af, Kak San Yuan." Shen Zhu yang merasa dimarahi oleh San Yuan terlihat langsung meminta maaf tanpa mengelak-elak.

Melihat Shen Zhu yang menunjukkan rasa bersalah membuat San Yuan mulai merubah raut wajahnya sambil berkata dengan sedikit tertawa riang;

"Hahahaha!"

"Aku hanya bercanda, Shen Zhu!"

"Lagi pula pakaian yang ku berikan sudah menjadi milikmu!"

Pada saat itu Shen Zhu mengira San Yuan benar-benar marah kepadanya, tapi ternyata semua itu hanya candaannya saja. Shen Zhu pun mulai menatap wajah San Yuan dengan kesal, dan tidak lama kemudian San Yuan pun berkata kembali;

"Memangnya apa yang sedang kamu lakukan disini, Shen Zhu?"

Meski saat itu San Yuan tahu apa yang sedang dilakukan Shen Zhu, namun dia ingin sekali mendengar jawabnya itu langsung dari mulut Shen Zhu. Dalam beberapa hari San Yuan sangat mengetahui jika Shen Zhu memiliki sifat pendiam, tapi dia tahu Shen Zhu bukanlah orang yang mau mengalah dalam kondisi apapun.

"A-ku hanya ingin menjadi kuat, kak San Yuan." Shen Zhu tampak menundukan kepalanya karena malu untuk mengungkapkan perasaan yang dia miliki saat ini.

Memang benar, saat itu Shen Zhu ingin sekali menjadi kuat. Bahkan dia merasa harus menjadi kuat untuk dapat membalaskan dendam kedua orang tua, tapi apakah tanggapan San Yuan setelah mendengar perkataan Shen Zhu yang ingin menjadi kuat? Tentu saja San Yuan ingin sekali tertawa didepan Shen Zhu. Namun, San Yuan tidak melakukannya karena sesungguhnya dia tidak ingin membuat Shen Zhu merasa tertekan akan keputusannya.

"Jika kamu ingin menjadi kuat, kenapa kamu tidak bilang kepada ayah untuk masuk ke perguruan Dao-Sein?" Ucap San Yuan dengan alih memberikan masukkan agar Shen Zhu berlatih di perguruan Dao-Sein untuk menempa kekuatannya sejak dini.

"Tentu aku ingin!, tapi.." Shen Zhu sesaat melihat kearah San Yuan dan kemudian kembali menundukkan kepalanya.

Saat itu San Yuan yang mendengar Shen Zhu tidak meneruskan perkataan tampak langsung berkata dengan nada yang sedikit mengesalkan seperti ayahnya;

"Tapi apa?"

"Merepotkan ayah?

"Hahahah!"

"Bukankah sudah wajar jika anak merepotkan orang tuanya?"

"Lebih baik kamu katakan saja langsung kepadanya, aku yakin ayah tidak akan merasa direpotkan!"

Ucapan San Yuan terdengar menyerupai perkataan Jun Yuan dan itu sempat terlintas didalam pikiran Shen Zhu. Ditambah lagi dengan sikap sombong San Yuan saat berbicara, itu jelas benar-benar menyerupai ayahnya yang menganggap semua mudah. Namun, disisi lain San Yuan dan Jun Yuan adalah orang yang baik yang ingin menerima Shen Zhu apa adanya.

Ketika San Yuan berkata seperti itu, Shen Zhu sangat menyadari betapa melimpahnya harta yang dimiliki oleh Jun Yuan. Mungkin karena itulah San Yuan berbicara apa adanya dan sama sekali tidak memikirkan perkataan yang disampaikannya akan menyinggung orang lain atau tidak.

Tiba-tiba terdengar suara pria dari atas pohon dimana San Yuan dan Shen Zhu berada;

"Betul kata, San-san."

"Lebih baik kamu katakan saja apa yang kamu inginkan, aku tidak keberatan untuk mendengarkannya bahkan jika aku sanggup aku akan mengabulkannya."

Mendengar perkataan tersebut membuat San Yuan dan Shen Zhu langsung melihat keatas pohon. Secara mengejutkan terlihat Jun Yuan sedang bersandar diantara batang pohon besar sambil menutup matanya dengan kipas lipat.

"Ayah!, apa yang ayah lakukan diatas sana?!" Ucap San Yuan terkejut melihat ayahnya sendiri.

"Sejak malam ayah tidur disini, San-san. Ketika mendengar kamu bicara ayah jadi terbangun." Ujar Jun Yuan seperti orang mabuk dan tetap menutup wajahnya dengan kipas lipat.

Saat itu Shen Zhu benar-benar terkejut. Bagaimana tidak, sejak pagi hari dia sama sekali tidak merasakan adanya orang lain disekitarnya. Apakah Jun Yuan baru saja berbohong kepadanya? atau memang Shen Zhu yang tidak mengetahuinya?

Sementara itu San Yuan hanya menutup wajahnya dengan tangannya untuk menutupi betapa malunya dia memiliki ayah seperti Jun Yuan. Rumah besar, tempat tidur besar dan kasur lembut sudah ada, tapi masih saja kebiasaan buruknya selalu ada, mungkin itu yang ada dipikiran San Yuan ketika melihat ayahnya bersandar diantara batang-batang pepohonan.

"Shen Zhu, apa kamu ingin masuk ke perguruan Dao-Sein?" Jun Yuan tiba-tiba saja berkata serius sambil membuka kipas lipat yang ada ditangannya dan menatap Shen Zhu dengan sangat tajam hingga terlihat seperti ada cahaya yang keluar dari kedua matanya.

Ragu untuk menjawab Shen Zhu tampak sejenak terdiam sambil memikirkan sesuatu. Meski tatapan mata Jun Yuan terlihat menyeramkan namun bukan berarti tatapan itulah yang membuat Shen Zhu terdiam sejenak melainkan jika Shen Zhu masuk ke perguruan Dao-Sein apakah dia benar-benar akan menjadi kuat? atau sebaliknya dia akan dipandang rendah seperti waktu dirinya masih belajar ilmu bela diri didesanya.

"Baiklah!, ayo kita pergi ke perguruan Dao-Sein sekarang juga!" Jun Yuan kala itu tampak langsung berkata sebelum Shen Zhu menjawabnya dan itu jelas membuat Shen Zhu merasa kebingungan ketika Jun Yuan tiba-tiba saja memutuskannya secara sepihak.

Tidak lama kemudian Jun Yuan melompat dari atas pohon yang besar dan berdiri tepat dihadapan Shen Zhu berada. Shen Zhu yang ingin bicara tampak dihalangi dengan satu jari telunjuk milik Jun Yuan dan setelah itu Jun Yuan pun berkata;

"Kamu tidak perlu bicara lagi, aku telah melihat dengan mataku sendiri dalam beberapa hari ini kamu sering sekali melatih ilmu bela diri ditempat ini."

"Itu sudah jelas bahwa kamu ingin sekali masuk ke perguruan Dao-Sein."

Mendengar perkataan itu Shen Zhu yang pendiam tidak dapat berkata-kata dan mulai memberanikan diri untuk masuk ke perguruan Dao-Sein meski dirinya akan dipandang rendah oleh anak-anak seusianya. Setelah beberapa saat kemudian mereka bertiga akhirnya pergi ke perguruan Dao-Sein yang tidak jauh dari tempat mereka bertiga berada. Pandangan anak-anak seusia Shen Zhu mulai teralihkan kearah Jun Yuan, mereka semua tampak takjub dengan kedatangan Jun Yuan. Ini bukanlah pertama kali untuk Jun Yuan dipadang seperti itu, kemana pun Jun Yuan berada didalam desa Vellasy pasti semua mata akan memandangnya seperti itu. Jadi karena itulah Jun Yuan terlihat bersikap biasa-biasa saja seperti tidak ada orang yang melihatnya.

☢ Note : Mohon untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini tanpa seizin penulis, terimakasih. ☢

☢ [INFO PENTING!] ☢

Beri apresiasi pada penulis supaya novel D.O.S.I tetap berlanjut. Caranya mudah kalian hanya perlu ketik di google -> karya karsa .com/azhiez (Hilangkan spasi) dan di sana ada dukungan dimulai dari 5 ribu. Dengan mengapresiasi penulis melalui dukungan, kamu dapat membaca chapter terbaru yang lebih cepat daripada disini.

Kenapa saya memerlukan dukungan ini?, tentunya karena penulis novel D.O.S.I memerlukan asupan gizi 👊

Instagram -> @azhieznovelist

Support me On Karyakarsà -> @Azhiez