9 Pertemuan

"Kamu tidak apa-apa kan, Mawar." Arjuna mencoba untuk melihat kondisi Mawar yang kesakitan.

"Ah tidak apa-apa, Kak," lirih Mawar masih meringis karena masih merasa sakit.

Kakinya tertimpa vas bunga yang agak besar, sehingga kini Mawar harus berjalan terpincang-pincang.

"Sini aku bantu, aduh aku merasa bersalah sekali," kata Arjuna kepada Mawar.

"Aku-aku baik-baik saja, sungguh Kak," lirih Mawar.

"Kamu berpura-pura baik, padahal kamu kesakitan seperti ini," kata Arjuna dan langsung menggendong Mawar di dalam pelukannya.

"Eh apa ini?" kata Mawar merasa sangat terkejut karena Arjuna menggendong dia.

"Kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Nagita.

"Aku baik, Gita," seru Mawar.

"Tapi kaki kamu memang berdarah," kata Nagita dengan kecemasannya.

Ayah dan ibu Arjuna melihat adegan tersebut. Dan mereka sangat senang melihat sikap Arjuna sedekat itu dengan Mawar.

"Wah anak kita akrab sekali dengan Mawar, Pak," ucap Ibu Sri.

"Iya, itu hal yang sangat bagus," ucap bapak Indra dengan senyumannya.

Sepasang suami istri paruh baya itu sangat senang dengan kedekatan putranya dengan Mawar.

Mereka mencium bau keberhasilan tentang rencana yang sudah mereka siapkan.

"Ayo kita lihat ke sana, Bu," kata Pak Indra.

"Iya Pak," jawab ibu Sri.

Lalu mereka pun langsung berjalan untuk menghampiri Arjuna dan Mawar.

"Nak Mawar kamu baik-baik saja, kan?" tanya ibu Sri dengan kecemasannya.

"Aku tidak apa-apa kenapa semuanya tampak khawatir seperti itu?" kata Mawar dengan senyumannya.

"Bapak lihat ini salah kamu Juna, karena kamu tidak hati-hati. Harusnya kalau kamu buka pintu itu, pelan-pelan," kata pak Indra kepada putranya.

"Iya Pak saya salah, Maafkan saya ya, Mawar," ucap Arjuna dengan wajah penuh sesal.

"Ah tidak apa-apa juga," kata Mawar.

"Mawar kamu sebaiknya istirahat saja, aku hari ini tidak kemana-mana, jadi aku bisa menjaga toko sendiri," ucap Nagita.

"Gita, kamu itu apa-apaan sih, aku baik-baik saja, ko," ungkap Mawar

"Sudah-sudah jangan banyak bicara," kata Nagita dengan senyumannya.

"Karena Nagita sudah mengijinkan, mari kita antar pulang, Nak Mawar," kata ibu Sri.

"Tapi Bu--" kata Mawar.

"Terima kasih ya, Gita," ucap Arjuna dengan senyumannya.

"Oke," kata Nagita singkat.

Lalu Arjuna akhirnya kembali menggendong Mawar keluar dari toko bunga tersebut.

"Ya sudah, kita langsung pergi, pertama kita ke dokter dulu saja," kata pak Indra.

"Baik Pak," kata Arjuna sambil menggendong Mawar dengan lembut.

Mawar sendiri dia merasa sangat tidak nyaman karena hal ini, dia di gendong oleh seorang pria dan itu bahkan di depan umum.

Saat itu bahkan banyak orang yang melihat kejadian itu. Ya kan Mawar itu memang banyak penggemar. Jadi otomatis pada penggemar Mawar kecewa melihat Mawar di gendong seperti itu oleh Arjuna.

Kini mereka sudah berada di dalam mobil. Pak indra dan ibu Sri menggunakan mobil mereka, dan Arjuna menggerakan mobilnya sendiri.

"Padahal aku tidak apa-apa, kenapa aku harus di bawa ke klinik segala mas," ucap Mawar.

"Kaki kamu kan tadi berdarah, aku hanya takut terjadi sesuatu hal kepada kamu," kata Arjuna.

"Terima kasih, tetapi tidak sampai harus merepotkan seperti ini," kata Mawar.

"Tenang saja, ini hanya bentuk tanggung jawabku sebagai laki-laki," ungkap Arjuna dengan sedikit senyuman.

Beberapa saat kemudian mereka pun sampai di klinik, dan ternyata luka di kaki Mawar harus di jahit walau hanya tiga jahitan.

Setelah itu Arjuna langsung mengajak Mawar makan bersama dengan kedua orang tuanya.

"Mawar kaki kamu masih sakit, aduh ... Ibu minta maaf ya, karena Arjuna, kamu jadi jalan terpincang-pincang seperti ini," kata ibu Sri.

"Ini hanya kecelakaan kecil, Bu. Mawar sungguh tidak apa-apa," kata Mawar dengan senyumannya.

Terlihat ibu Sri sudah sangat jatuh cinta kepada Mawar, dan ingin sekali secepatnya meminang Mawar untuk jadi Putri menantunya.

***

Di sisi lain.

Di ke karajaan iblis.

Raja iblis Bisma yang agung kini sedang cemas karena melihat kedekatan istrinya Mawar bersama dengan Arjuna.

"Ini tidak bisa di biarkan, mereka tidak boleh sampai terlalu dekat seperti itu." Bisma terlihat murka sambil menatap ke arah cermin yang memperlihatkan Mawar dan keluarga  Arjuna.

"Ada apa?" Seseorang datang dan duduk di pangkuan Bisma.

"Duduklah yang benar," kata Bisma sambil menyingkirkan wanita di atas pangkuannya.

Bisma seolah tidak senang wanita itu duduk tidak sopan seperti itu.

"Jangan lupa aku adalah istrimu juga," kata wanita itu dengan nada yang lantang.

"Nirvana ... sejak kapan kamu jadi istriku?" Bisma terkekeh dengan sangat lantang.

"Sejak kamu di lahirkan, dan aku tercipta," kata Nirvana dengan senyumannya.

"Tidak ada hubungan apa pun di antara kita, istriku hanya Mawar seorang."

"Sudah cukup kamu menyukai gadis manusia, pernikahan silang malah akan membuat anak kamu kelak jadi musuh kerajaan kami," kata Nirvana dengan senyumannya yang menyeramkan.

Nirvana adalah kaum iblis dan putri dari menteri di kerajaan tersebut.

"Ini adalah kerajaan ku, aku sendiri yang akan membuat aturan di sini, dan ucapan ku adalah aturan untuk semua iblis." Bisma berkata dengan suara yang rendah dan penuh dengan penekanan.

Apalagi sekarang Bisma tidak bisa bertemu dengan Mawar, karena gadis itu sedang terbangun.

Bisma hanya bisa hadir di kala Mawar sedang terlelap, dan raja Iblis akan masuk ke dalam mimpi gadis pilihannya dan langsung mengajak gadis itu bercinta dengan dia.

"Mawar terlihat begitu dekat sekali dengan pria itu," terlihat Bisma begitu cemburu dengan apa yang dia lihat.

Karena Mawar di gendong oleh Arjuna, sehingga darah dalam nadi Bisma memanas dan bergejolak.

"Mau sampai kapan melihat seperti itu, kamu itu seorang Raja, bahkan ada banyak bunga iblis di sini yang menantikan belayan dari sang rajanya, tolong hargai kami sebagai bunga iblis," kata Nirvana dengan penuh harap.

"Nirvana, mengingat pertemanan kita sedari usia muda, dan menimbang bahwa kamu adalah keturunan Mentri tingkat 3 di kerajaan ini, maka aku akan memaafkan semua ucapanmu," kata Bisma dengan nada rendah namun penuh penekanan.

"Kamu benar-benar mengancam aku," desah Nirvana dengan matanya yang merah menyala ketika menatap Bisma dengan tatapan penuh dengan amarah dan kekesalan

Bola mata mereka berwarna merah menyala, namun bola mata Bisma begitu indah, sebagai raja Iblis dia adalah panutan untuk semua bunga iblis.

Namun sayangnya Raja Iblis itu malah menyukai gadis dari bangsa manusia seperti Mawar.

"Mawar Prameswari, dia hanya milikku," kata Bisma dengan tangan yang mengepal, tanpa menghiraukan semua kemarahan dari sahabatnya Nirvana.

Dan itu membuat Nirvana semakin murka terhadap sang raja.

***

Hallo maaf aku baru update ya, insyaallah besok aku update lagi ya, atau paling lambat hari minggu.

Salam sayang dariku Evangelin Harvey.

avataravatar
Next chapter