webnovel

The Useless Unemployed

James Edward adalah seorang pria muda dengan rambut cokelat kusam dan mata yang kehilangan kilau. Dia hidup sendiri di sebuah apartemen kecil yang terletak di pinggiran kota yang ramai. Sebagai seorang pengangguran yang tidak memiliki keterampilan khusus, James merasa seperti tidak ada tempat untuknya di dunia ini. Setiap hari, ia menghabiskan waktunya dengan tidur larut malam, menonton TV, atau sekadar menghabiskan waktu di balkon apartemennya, merenungkan kehidupannya yang datar.

Meskipun James telah mencoba mencari pekerjaan, setiap usahanya selalu berakhir dengan kegagalan. Dia telah mengirimkan puluhan bahkan ratusan aplikasi, tetapi jarang mendapatkan tanggapan. Ketika dia berhasil mendapatkan panggilan wawancara, ia selalu gagal meyakinkan perekrut bahwa dia adalah kandidat yang tepat. Rasa putus asa dan kehilangan semangat semakin menghantui setiap harinya.

Suatu malam, James terbangun oleh suara ribut di sebelah rumahnya. Tanpa berpikir panjang, ia melompat dari tempat tidurnya dan bergegas ke arah suara itu. Di sana, ia menemukan tetangganya, Mr. Thompson, sedang berjuang melawan seorang pencuri yang berusaha merampok rumahnya. Tanpa ragu, James melompat untuk menyelamatkan Mr. Thompson, namun dalam perkelahian itu, ia terluka parah.

Pencuri itu, yang tak terkalahkan, menikam James tanpa belas kasihan. Dengan luka yang parah, James terjatuh ke lantai, merasakan hidupnya perlahan-lahan memudar. Saat ia merenungkan keputusasaannya, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh, seperti sedang terlelap dalam mimpi yang sangat nyata.

Saat James menghembuskan napas terakhirnya, dunia di sekitarnya perlahan memudar.

" Willi willii anak kita " suara terdengar 

William membuka matanya dan terkejut melihat sekelilingnya. Di depannya ada tiga orang pria dan satu wanita berdada besar. 

"Dimana aku? Apa ini surga? Tidak mungkin ini surga, apa aku hidup lagi" William.

dalam kebingungannya, William tidak mengerti bahasa yang mereka gunakan

Keempat orang itu terus mengobrol dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh William. Wanita itu, yang ternyata ibunya, mencoba menghiburnya dengan lembut, namun William hanya bisa menangis dalam kebingungannya, tidak tahu bagaimana cara menanggapi situasi yang dia alami. Apakah ini dunia baru yang harus dia terima, ataukah ini hanya mimpi sebelum dia meninggal

William, dalam kebingungannya, merasakan kekuatan yang aneh mengalir melaluinya. Tanpa disadari, kekuatan itu mengaktifkan sebuah kemampuan yang luar biasa—terjemahan otomatis. Seketika itu juga, bahasa yang sebelumnya asing baginya menjadi jelas dan dapat dimengerti.

Dengan kemampuan baru ini, William mulai memahami percakapan keempat orang itu. Mereka sedang membicarakan tentang kejadian yang baru saja terjadi, terutama tentang William sendiri. Ibunya, yang ternyata adalah seorang ratu di dunia ini, berusaha menjelaskan situasi kepada William dengan lembut.

William, yang kini bisa memahami mereka, merasa lega namun juga takut dengan kekuatan yang ia miliki. 

" Bagaimana mungkin pengganguran seperti ku bisa menjadi seperti ini " pikiran William 

kedua kakak William, Graham dan Troy, tengah duduk bersama membicarakan kehadiran adik baru mereka. Graham, yang lebih suka humor kasar, berkata, "Kenapa adik kita jelek banget, haha! Semoga saja dia tidak bodoh."

Troy, yang sedikit lebih bijaksana, menanggapi, "Kita harus bersabar. Dia masih bayi, belum bisa bicara apapun." Namun, dalam batin mereka, keduanya merasa agak kesal dengan kehadiran adik baru yang begitu merubah dinamika keluarga mereka.

Sementara itu, William, dalam wujud bayi yang baru, hanya bisa merasakan gelombang emosi kakak-kakaknya. Meskipun belum bisa bicara, ia merasa sedih dan kesepian mendengar kakak-kakaknya berbicara tentang dirinya

William, dengan ekspresi wajah yang memelas, meminta susu pada ibunya. Meskipun dia masih bayi, tatapan matanya terlihat lucu dan sedikit nakal. Pelayan istana yang melihatnya tidak bisa menahan senyum, dan segera cerita tentang tingkah lucu William menjadi bahan obrolan di istana.

**Pelayan 1**: "Kamu lihat bayi Ratu tadi? Dia minta susu dengan ekspresi muka yang begitu lucu! Sepertinya dia punya bakat sebagai aktor kelak!" 

**Pelayan 2**: "Ya ampun, betul sekali! Dia memang terlihat begitu menggemaskan. Siapa sangka bayi sekecil itu bisa memiliki ekspresi muka yang begitu beragam."

Sementara itu, William sendiri masih belum bisa bicara, hanya bisa merasakan getaran perasaan dan pikiran dari orang-orang di sekitarnya. Meskipun ia belum bisa mengungkapkan diri dengan kata-kata, ia berharap bahwa suatu hari nanti, mereka akan melihat William sebagai harapan semuanya

Setelah setahun berlalu, William mulai menunjukkan perkembangan dalam kemampuan bicaranya. Meskipun masih terbatas, dia bisa mengucapkan beberapa kata dengan jelas. Kata yang paling sering terdengar dari bibir kecilnya adalah "ayah," "ibu," dan "kakak." 

Meskipun William telah menunjukkan perkembangan dalam kemampuan bicaranya, ibu dan ayahnya tetap merasa sedih. Mereka khawatir karena sampai saat ini, William belum juga bisa berdiri seperti bayi lainnya seusianya. 

Ibu William, Ratu Alice, sering duduk di samping bayinya, mencoba memahami apa yang mungkin membuatnya kesulitan. Ayahnya, Raja Paul Albert II, juga tidak tinggal diam. Ia telah memanggil beberapa ahli untuk memeriksa keadaan William dan mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk membantunya.

Kedua orang tua ini merasa sedih melihat anak mereka mengalami kesulitan, namun mereka juga penuh harap bahwa dengan dukungan dan perawatan yang tepat, William segera bisa berjalan

Setelah setengah bulan berlalu sejak kekhawatiran pertama kali muncul, William akhirnya berhasil mencapai tonggak penting dalam perkembangannya: ia bisa berjalan! Kabar ini menyebar dengan cepat di istana dan menjadi topik pembicaraan hangat di antara para pelayan dan penghuni istana.

Ibu dan ayahnya sangat bahagia melihat prestasi William ini. Mereka menyadari bahwa meskipun mungkin butuh waktu lebih lama dari bayi lain, William akhirnya berhasil mengatasi kesulitan yang dialaminya. Kini, langkah-langkah kecil William yang bersemangat dan ceria menjadi sumber kegembiraan bagi banyak orang di sekitarnya.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa dengan dukungan dan kasih sayang yang tepat, serta ketekunan dan semangat yang kuat, tidak ada yang tidak mungkin bagi William. Dengan langkah pertamanya yang gemetar namun penuh semangat, William telah membuktikan bahwa ia adalah anak yang luar biasa, siap menghadapi tantangan yang ada di hadapannya.

Hari ulang tahun William yang kedua menjadi peristiwa yang ditunggu-tunggu di istana. Ibu dan ayahnya, serta seluruh kerajaan, memberikan segala macam hadiah yang indah dan berharga untuknya. Namun, saat William mulai membuka hadiah-hadiah tersebut, yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan justru berubah menjadi kejutan yang tak terduga.

William, dengan tatapan kosong, mulai merobek kertas-kertas hadiah dan membakar mainan-mainan yang baru saja diberikan padanya. Para pelayan dan penghuni istana terkejut melihat tingkah aneh William ini. Mereka tidak bisa memahami mengapa dia bertindak demikian, menghancurkan hadiah-hadiah yang telah diberikan dengan begitu bersemangat.

Pandangan rakyat dan kedua kakak William, Graham dan Troy, pun ikut berubah. Mereka mulai meragukan kecerdasan William dan menganggapnya benar-benar bodoh. Bagaimana William akan menghadapi pandangan negatif ini? Apa yang sebenarnya terjadi di balik tindakannya yang aneh ini? Semua pertanyaan ini masih menjadi misteri yang harus dipecahkan.