webnovel

Chapter 13

Charlotte tidak mengerti, bagaimana bisa wanita yang sangat cantik di hadapannya ini di katakan sebagai nenek sihir oleh si penjaga gerbang. Ketika dia dengan kelima manusia terpilih lainnya memasuki gerbang, dia mendapati bahwa dia berada di sebuah danau yang sangat luas dengan airnya yang jernih, air tersebut bagaikan samudera dengan sebuah pulau berada di tengahnya. Hamparan Bunga Edelwis terlihat begitu saja di pelupuk matanya membuat danau tersebut terlihat lebih indah. Dia juga melihat sebuah dermaga kecil di pinggir danau dengan dua perahu berada di sana. Lalu, tidak terlalu lama dia mengagumi keindahan pemandangan di hadapannya, dia pun menemukan sesosok wanita yang sangat cantik berdiri di dekat dermaga.

Tanpa mengatakan apa pun, tangan si wanita terulur untuk menyuruh mereka berjalan mendekati dermaga. Charlotte berjalan terlebih dahulu karena tidak ada satu pun dari mereka yang mau berjalan mendekati dermaga. Ketika mereka melihat Charlotte berjalan terlebih dahulu, yang lain mulai mengikuti langkahnya, mereka berjalan di belakang Charlotte yang saat ini menatap lekat si wanita cantik yang tersenyum misterius ke arahnya.

"Kau adalah gadis yang pemberani. Seperti warna rambutmu. Merah adalah lambang keberanian" ucap si wanita dengan suaranya yang lembut dan sedikit bergema, membuat siapa pun yang mendengarnya langsung bergidik karena terdengar seperti berbicara dengan hantu.

Charlotte tidak merespon apa pun selain tersenyum kikuk. Dia juga tidak tahu apakah itu suatu pujian atau tidak. Dia hanya perlu mengikuti apa yang di katakan si penjaga gerbang kepadanya. Dia harus mendengarkan penjelasan wanita di hadapannya ini lalu mengikuti burung hantu bersayap putih jika ingin bertemu dengan Near dan Winter.

Ya, tentu saja dia tahu bahwa Near dan Winter telah memasuki Desiree Gate ini terlebih dahulu.

"Selamat datang para manusia terpilih, sebuah kehormatan bagiku bisa bertemu dengan kalian dan memandu kalian di dalam gerbang ini sampai semuanya berakhir" ucap si wanita cantik yang memiliki tubuh cukup tinggi dari perempuan kebanyakan.

Wanita tersebut memiliki tubuh langsing bak gitar spanyol, dia mempunyai rambut biru tua dengan potongan pendek sebahu, dia juga mempunyai manik mata yang serupa dengan warna rambutnya, terlihat indah ketika sebuah cahaya menyinari manik matanya. Tatapannya terlihat lembut dan penuh akan kasih sayang, dia mengenakan sebuah gaun berwarna baby blue tanpa lengan dengan sebuah selendang biru tua melingkari lengannya. Wanita tersebut mempunyai bulu mata yang panjang dan lentik, hidungnya yang mancung dengan sebuah tahi lalat kecil berada di pipi kanan si wanita yang pucat. Bibirnya merah dan berbentuk hati, terlihat cantik ketika dia tersenyum. Charlotte melirik dua pria yang berdiri di sampingnya terlihat mengagumi kecantikan si wanita yang berdiri di hadapannya.

"Mungkin kalian tidak tahu kenapa kalian terpilih untuk masuk ke dalam gerbang. Jawabannya adalah, kalian harus mencari sebuah bunga. Namanya adalah Bunga Harapan, sebuah bunga yang akan tumbuh setiap tanggal 29 Februari. Bunga tersebut tumbuh di puncak Bukit Desiree, dia merupakan sebuah bunga dengan kelopaknya yang bersinar dengan indah. Tidak sulit menemukan bunga tersebut karena hanya dia lah satu-satunya bunga yang memiliki cahaya di kelopaknya. Tetapi, tentu saja, yang membuatnya sulit adalah, perjalanan menuju kesana" jelas si wanita cantik membuat kelima manusia terpilih tersebut tegang karena takut, terlebih, ketika mereka tahu, bahwa mereka akan melewati berbagai macam rintangan hanya untuk menemukan sebuah bunga.

Wanita cantik itu tersenyum, "Jangan terlalu tegang seperti itu, kalian tidak perlu khawatir, rintangan yang akan kalian temui tidak terlalu sulit, kalian bisa melewatinya. Kalian adalah manusia yang tentu di pilih dengan hati-hati dan penuh akan seleksi ketat oleh para dewa. Mereka tahu kualitas kalian" ucap si wanita dan dia urung kembali membuka mulutnya ketika dia melihat Charlotte mengangkat tangannya.

***

Wanita itu masih setia dengan senyumannya walaupun Charlotte bisa merasakan bahwa wanita itu menatapnya dengan tatapan tidak suka. Mungkin karena Charlotte memotong pembicaraannya.

"Maaf jika saya terdengar tidak sopan, nyonya. Tetapi, anda belum memperkenalkan diri anda kepada kami semua" ucap Charlotte membuat wanita tersebut menaikkan satu alisnya lalu perlahan dia tertawa. Tawanya terdengar lembut tetapi entah kenapa juga terdengar seperti mengintimidasi mereka. Begitu pun dengan binar matanya yang melukiskan kekesalan yang berbahaya.

"Ah, maaf karena saya begitu lancang, saya tidak bermaksud untuk tidak memperkenalkan diri, saya hanya ingin memberitahukan semuanya kepada kalian supaya kalian tidak perlu cemas dan khawatir dengan semua tanda tanya di dalam kepala kalian. Kalau begitu, perkenalkan, saya adalah Azura, si penjaga Danau Desiree" ucap wanita yang ternyata bernama Azura tersebut.

"Dan mari kita langsung saja ke topik utama dari pertemuan kita di dermaga hari ini. Kalian sudah dengar sebelumnya bukan? Bahwa kalian akan melewati rintangan untuk menuju Bukit Desiree. Kalian lihat, ada dua perahu di sana?" ucap Azura sambil menunjuk dua perahu yang terikat di dekat mereka.

Charlotte memperhatikan dua perahu tersebut dengan seksama. Perahunya terlihat tua dengan catnya yang mulai pudar, dia juga bisa melihat terdapat goresan kecil di dekat perahu tersebut sehingga Charlotte tidak yakin mereka bisa melewati danau yang luas ini menggunakan perahu yang terlihat rapuh dan lapuk. Charlotte memandang sebuah pulau kecil di tengah danau. Otaknya mulai berpikir dan dia mengadahkan kepalanya memandang langit biru, dia mulai bertanya-tanya, kapan burung hantu bersayap putih itu tiba?

"Jangan khawatir karena perahu tersebut terlihat tua dan rapuh, tenang saja, perahu itu adalah perahu terkuat di Desiree, walaupun perahu itu hanya cukup untuk menampung dua orang, tetapi, perahu kecil itu bisa melewati danau ini dengan mudahnya tanpa ada hambatan" jelas Azura seolah menenangkan kelima manusia terpilih yang mulai terlihat tidak yakin ketika melihat keadaan perahu di pinggir danau.

"M-maaf, Nyonya Azura, a-apakah kami harus menyeberangi danau ini menggunakan perahu tersebut?" tanya salah satu dari lima manusia terpilih yang mempunyai rambut cepak dengan warnanya sehitam arang. Dia bertubuh tinggi dan kurus dengan sedikit membungkuk, dia juga mempunyai lingkaran hitam di sekitar matanya, dan manik matanya menatap takut-takut pada Azura yang tersenyum lalu mengangukkan kepala.

"T-tetapi, perahunya hanya ada dua, Nyonya Azura" ucap seorang gadis dengan rambut hitamnya yang di gelung rapi, dia mempunyai mata yang tajam dengan bulu matanya yang panjang, bibirnya terlihat pucat, dan dia memperhatikan kedua perahu tersebut lalu kembali fokus menatap Azura yang tersenyum misterius.

"Satu perahu hanya bisa memuat dua orang, kita ada enam orang, itu tandanya, ada dua orang yang tinggal" jelas si pemuda yang merupakan pemuda yang sempat bertanya pada si penjaga gerbang. Pemuda dengan tubuh tinggi besarnya dengan rambut kecokelatannya yang nyaris menutupi kedua matanya.

Azura tersenyum lebar sambil bertepuk tangan beberapa kali, "Benar sekali~ hanya ada empat orang yang bisa pergi dari sini, dan sisanya…"

Azura menyeringai membuat semua orang yang ada di sana bergidik ngeri.

"Tentu saja "bermain" bersamaku~" ucap Azura kembali tersenyum ramah kepada para manusia terpilih yang saat ini jantung mereka berdetak kencang.

"Nah, sebelum permainan ini di mulai, ada yang mau bertanya?" tanya Azura sambil menatap satu per satu para manusia terpilih yang saat ini hanya bisa diam terpaku di tempat mereka. Azura yang melihat tidak ada respon dari keenam manusia tersebut, dia pun kembali bertepuk tangan dengan senyuman cerahnya.

"Permainannya sangat mudah anak-anak, kalian hanya perlu menangkap bola kecil bercahaya yang ada di dalam hutan sana, dia selalu muncul di sebuah pohon besar dengan akarnya yang besar. Pohon tersebut sangat istimewa, jadi berhati-hatilah pada pohonnya oke? Hormati dia dan jangan merasa tinggi. Tidak sulit bukan? Nah, ayo, silakan masuk ke dalam hutan dan temukan bola kecil bercahayanya" ucap Azura dengan ramah sambil menyuruh keenam manusia tersebut untuk segera masuk ke dalam hutan yang terlihat mengerikan di mata mereka.

Hutan tersebut di penuhi oleh pohon-pohon yang tinggi dan beberapa kali mereka mendengar suara-suara aneh yang berasal dari dalam hutan. Di katakan suara hewan pun bukan, tetapi suaranya terdengar mengerikan. Seperti mendengar suara monster.

"Anak-anak~ bola kecilnya hanya ada duaa~ Jika kalian tidak cepat-cepat mendapatkannya, maka kalian harus berada di sini selamanya, bersamaku~" senandung Azura membuat salah satu dari keenam manusia tersebut perlahan mulai berjalan memasuki hutan.

Anak tersebut sepertinya masih berusia 16 tahun, dia bertubuh kecil dan kurus, rambutnya cukup panjang sampai menyentuh leher, alisnya tebal dengan bercak-bercak kecokalatan di sekitar hidungnya yang sedikit bengkok. Remaja 16 tahun itu dengan hati-hati memasuki hutan dan yang lain hanya bisa terdiam di tempat mereka berdiri, tetapi kemudian, seorang remaja 15 tahun yang tadi bertanya pada si penjaga gerbang perlahan mengikuti jejak si remaja 16 tahun tersebut.

Charlotte hanya memperhatikan bagaimana remaja 16 tahun itu perlahan masuk ke dalam hutan. Jantungnya berdetak kencang dan dia menoleh hanya ingin melihat Azura yang masih dengan tenang berdiri di tempatnya. Azura menyadari jika Charlotte sedang melihatnya dan wanita cantik itu melukiskan sebuah senyuman kepada Charlotte yang tertegun.

"Aku-tidak-akan-pernah-membiarkan-mu-lewat."

Kalimat yang di ucapkan oleh Azura tanpa suara itu membuat Charlotte mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Sekarang dia mengerti kenapa si penjaga gerbang memanggil wanita cantik itu nenek sihir.

"ARGGHHHH!!!"

Suara teriakan tersebut membuat semua orang yang ada di sana langsung menoleh ke asal suara dengan raut wajah pias dan tegang. Mereka melihat si remaja 15 tahun tadi sudah berlari dengan wajahnya yang sangat pucat dengan air mata membasahi kedua pipinya. Dia berlari sekuat tenaga dan langsung memeluk pemuda dengan rambut kecokelatannya yang panjang dan nyaris menutupi mata. Remaja 15 tahun itu menangis histeris membuat yang lain mulai merasa takut untuk memasuki hutan.

"TIDAK! TIDAK! JANGAN! JANGAN MAKAN AKU! TIDAAAK! ARGHH!!!"

Terdengar suara teriakan dari manusia terpilih yang lain, mereka terlihat panik dan berlarian menuju Azura yang tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Sedangkan Charlotte hanya bisa terdiam di tempatnya berdiri memandangi sebuah hutan dengan pohon-pohonnya yang tinggi dan besar. Dia bisa melihat pohon-pohon tersebut bergoyang seperti ada makhluk besar yang menggoyangkan pohon tersebut. Jantungnya berdegup kencnag, dia melirik si pemuda yang sempat bertanya kepada si penjaga gerbang tadi. Pemuda tersebut masih sibuk menenangkan si remaja 15 tahun yang menangis bagaikan kehabisan nafas di dalam pelukannya.

Samar-samar, Charlotte mendengar suara memohon dari manusa terpilih lainnya, bahkan dia bisa mendengar suara tangis mereka.

"Tolong Nyonya Azura! Tolong pulangkan saya! Saya tidak mau berada disini!"

"Nyonya Azura yang baik hati, tolong saya! Ampuni saya, nyonya! Saya tidak mau mati disini!"

"Arghh! Tidak! Aku akan mati! Aku akan matiiii!!"

Charlotte merasakan sesak di dadanya ketika mendenagr jeritan putus asa dari mereka terlebih, dia tidak bisa menahan rasa amarahnya ketika melihat Azura begitu menikmati suasana ini, dia menatap Azura marah, sedangkan Azura hanya bisa terkekeh pelan sambil menatap sinis gadis berambut merah tersebut. Charlotte mengepalkan tangannya dengan kuat.

Ini baru rintangan pertama.

"Baiklah~ karena kalian membuat suasana hatiku membaik, aku akan memberi keringanan untuk kalian~ Seperti yang kalian katakan, aku adalah Nyonya Azura yang baik hati! Tentu saja aku akan memberikan tugas yang mudah supaya kalian semua bisa menyeberangi danau ini" ucap Azura sambil menatap tajam Charlotte yang mendengus di dalam hatinya.

Tangan Azura terangkat dan menunjuk tepat ke arah Charlotte yang hanya terdiam di tempatnya sambil menatap kesal wanita itu.

"Tangkap dia, bunuh dia, dan bawa kedua matanya padaku~ siapa pun yang bisa membunuhnya dan mencungkil matanya, maka kalian bisa menggunakan perahu dan melewati danau ini~" ucap Azura dan tertawa dengan jahatnya.

Bersambung