webnovel

Sinopsis

"Bisakah kita bicara tentang suatu hari nanti?"

Begitu tulis Lea dalam buku catatan kecilnya.

Ia baru sadar bahwa Bunga sakura mulai jatuh dibulan April saat kepingan bunga itu menyentuh kepalanya dan turun melalui rambutnya yang terurai.

"Satu hari tanpa berharap akan bisa bertemu lagi nanti"

Kali ini, ia memandang jauh kedepan. Meski pria itu tak ada dihadapannya, namun ia terus membayangi pikiran Lea sejak semalam. Memikirkan semua hal yang telah terjadi padanya membuat nafasnya begitu berat. Semua akan berlalu. Pada akhirnya musim panas akan digantikan dengan musim dingin, malam yang akan hilang saat pagi tiba. Kebekuan musim dingin yang akan menyisakan rona Sakura yang Indah, dan kegelapan yang akan membuatnya merindukan sinar matahari. Semua itu akan berganti suatu hari nanti.

Dengan ragu, ia mengambil ponsel di kantong jaket dan mencari sebuah nama dari daftar kontak lalu menekan sebuah tombol panggil. Nada panggilanpun mulai berbunyi.

"halo?" ucap seorang pria diujung telpon.

"hai Alvin.." Lea menyapa.

"Jam berapa disana?" tanya pria itu lagi.

"hampir jam tujuh pagi" jawab Lea.

"hmmmm, disini bahkan matahari belum muncul" ucap Alvin.

"ada yang ingin kubicarakan denganmu" Lea membuka pembicaraan.

"bisakah aku bicara lebih dulu? Ada sesuatu yang ingin kusampaikan juga" pria itu mendahului.

"mmmhh..."

"Aku ingin hubungan kita berakhir sampai disini, maaf membuatmu terkejut. Tapi aku memikirkan ini berhari hari, hubungan kita. Tak ada harapan" Alvin melanjutkan tanpa menunggu Lea menjawab.

Hening, tidak ada apa apa. Lea sendiri menahan nafasnya setelah mendengar kalimat yang diucapkan Alvin. Yang tersisa hanya suara nafas Alvin dari ujung telpon. Mereka terdiam selama beberapa menit hingga akhirnya Lea menyadari bahwa kini Alvin sudah menyerah pada hubungan mereka.

"Itu juga yang ingin kusampaikan padamu" Lea tersenyum getir.

Panggilan itu terputus begitu saja. Setelahnya Lea mulai menangis. Ia tidak tau bahwa ini akan begitu menyakitkan baginya. Nafasnya tertahan beberapa kali karena menahan isak tangis, begitulah hubungan yang terjalin selama satu tahun ini berakhir. Melalui sebuah panggilan telpon dipagi hari. Hatinya hancur, begitu pula dengan bunga sakura yang digenggamnya sedari tadi.

"Akankah suatu hari itu tiba? Hari dimana kita terus bersama, tanpa takut akan sebuah perpisahan?"