Mamang dan Ian menunggu di mobil dan tentunya keduanya menunggu Bram dan temannya untuk keluar dan pergi ketempat dukun itu. Ian menghela nafasnya berkali-kali tapi tidak ada juga tanda-tanda kedatangan dari Bram.
"Mang, lama sekali ya. Apa yang mereka perbuat di sana Mang? Apa mereka tidak jadi pergi atau apa ya? Kita sudah berjam-jam di sini. Dan ini sudah jam sepuluh, jika jarak tempuh kita ke sana jauh bisa malam kita sampai di tempat dukun itu," jawab Ian lagi.
Mamang menepuk pundak Ian. "Sabar, kita tidak mungkin pergi berdua. Bahaya jika kita pergi berdua, yang ada kita bisa melayang ke alam baka. Dan kamu tahu kan ini tidak mudah. Tunggu Dino dan paijo saja dulu," sambung mamang lagi.
Drt ... drt ...
Mamang melihat ponselnya yang berdering, panggilan masuk dari Dino. "Halo assalamualaikum Dino, kalian sudah dimana?" tanya Mamang Dadang.
"Halo Mamang, waalaikumsalam. Mang dimana? Kami sudah sampai di seberang kantor teman Bram. Kalian dimananya?" tanya Dino.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com