Mereka pulang ke rumah dengan tenang, kembali ke kehidupan mereka yang damai, Bram sudah tiada. Sekarang mereka bisa bernapas lega karena mereka akan menjalani hidup bahagia.
Sebulan lebih pasca kepergian Bram, dan saatnya Dino menunggu hari kelahiran anaknya yang pertama sedangkan Ian harus menunggu sebulan lagi, karena hamil kedua istri mereka berbeda.
"Aduh, Dino kamu jangan mondar mandir mulu, aku jadi pusing lihatnya, duduk apa tidak bisa kah?" tanya Ian yang ikut menemani Dino, bukan hanya mereka saja tapi semuanya.
"Iya benar, Dino ini kalau sudah panik, semuanya panik juga, aku jadi bingung dengan kamu ini Dino, aku tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiran si Dino, dia yang mau jadi ayah kita yang pusing dan Nona yang mau melahirkan kita yang mules," protes Paijo kepada Dino yang dari tadi hanya mondar mandir seperti setrikaan rusak.
Ceklekkk!
Pintu ruang bersalin terbuka, terlihat Bibi Sumi ke luar dan tentu saja dia ingin bertemu dengan Dino.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com