webnovel

Dendam Termanis, Calon Pengantin Alpha.

"Aku memberikanmu hatiku, tapi kamu menipuku. Jadi tetaplah bersamaku karena aku mencintaimu!” Rafela Valen. ..... Valen membencinya lebih dari apa pun di dunia, karena dia adalah putra raja Vampir yang membunuh keluarganya dan memperbudak rakyatnya. Klan Vampir menjadi penguasa di kota A sejak Raja Vampir berhasil menghancurkan semua Pack manusia serigala ratusan tahun yang lalu. Ia menjadikan manusia serigala yang menjadi tahanan sebagai budak. Raja Alpha yang berhasil membangun Kekuatan diam-diam bekerjasama dengan Valen yang merupakan keturunan terkuat untuk menghancurkan Klan Vampir. Valen menyetujuinya dan berniat akan membuat Raja Vampir membayarnya semua yang ia lakukan pada keluarganya. Cinta segitiga antara Valen, Putra Vampir dan Raja Alpha membuat api dendam menjadi tidak seimbang. Karena dendam di hatinya, Raja Alpha tidak tidur nyenyak dalam beberapa tahun terakhir. Seorang Raja yang tidak bisa memiliki Mate nya seutuhnya. Karena anak Raja Vampir yang rupawan sudah mengikat hati mate nya yaitu Rafela Valen. Anak Raja Vampir yaitu Pangeran Justin tidak seperti ayahnya. Dia berbeda darinya. Terlalu berbeda. Dan ketika Valen ingin menipunya untuk membuatnya membayar dosa Ayahnya, ia mengetahui betapa berbedanya Pangeran Justin dari ayahnya. Raja Alpha yaitu Kenzo, tidak bisa mengampuni perbuatan orang yang dia anggap sudah mengkhianatinya. Cinta yang muncul diatas kebencian yang mengakar, sudah membuat kehidupan menjadi lebih buruk. Rafela Valen adalah manusia serigala berusia 20 tahun dengan sebuah kutukan. Dia satu-satunya yang memiliki darah campuran antara manusia biasa dan Manusia serigala di kawanannya. Dia berupaya mati-matian untuk menolak takdirnya tanpa menyerah terhadap hasrat jasmaninya. Tetapi ketika dia bertemu Justin sang Pangeran Vampir dan Kenzo sang Alpha, dia lupa akan tujuan utamanya. Akankah kisah yang di balut oleh dendam dan gairah cinta yang membara itu akan berakhir dengan pertumpahan darah atau bahagia?  Kutipan : "Kamu milikku! Dan aku tidak perduli dengan ikatan takdir yang buruk diantara dua makhluk yang berbeda seperti kita. Aku hanya akan menjadi milikmu maka percayalah!" Bola mata kecoklatan itu menatap tajam kearah lelaki yang sekarang ada di sampingnya. Tangan lembut Valen bergerak dengan sangat nakal di tubuh berotot milik Justin. Seketika itu Justin merasa seperti tenggelam dalam gairah. Ia segera membalik badan Valen lalu menindihnya. "Apakah kamu sedang mempermainkan aku?" Valen tersenyum. Setelah itu ia melingkarkan kedua tangannya di leher Justin lalu mencium bibirnya dengan sangat lembut. Justin tidak bisa menolak serangan nakal dari Valen. Ia mencintainya dan tidak perduli dengan ikatan takdir yang menghalangi mereka. Sesaat kemudian, Justin melepas ciuman nya yang penuh gairah. "Aku tidak perduli dengan ikatan takdir. Karena yang aku mau hanya bersamamu. Tapi, mungkinkah dua makhluk yang berbeda seperti kita bisa bersatu?" Bisik Justin sambil menggigit pelan daun telinga Valen. "Kalau begitu gigit aku agar kita bisa menjadi satu! Biarkan aku menjadi milikmu selamanya!" Bisik Valen sembari tersenyum licik. Justin tersenyum dengan tatapan yang dipenuhi oleh nafsu. "Jika itu mau mu!" Setelah itu Justin merobek pakaian Valen lalu merayapi seluruh tubuhnya tanpa terlewatkan. Namun, Justin tidak menyadari kalau dirinya sudah masuk dalam perangkap Valen dan Kenzo. Bagaimana akhir kisah mereka? Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap babnya. Berikan dukungan juga! Terimakasih!

Tinaagustiana · Fantasy
Not enough ratings
158 Chs

Mandi Di Pantai

Valen mendongak sembari menyeringai jijik. "Kamu menghancurkan ku ... Tidak bisakah kamu memberitahuku lebih dulu kalau kita akan ke pantai ini lagi? Dan aku tidak mungkin melupakan pantai ini. Tempat dimana aku tidak sengaja menginjak mu sekaligus mendapatkan perlakukan kasar darimu. Sekarang kulitku akan rusak karena aku tidak melakukan persiapan apapun, aku juga belum mandi dan menggunakan sunblok."

"Oh ... Jadi kamu belum mandi, kalau begitu mari kita mandi .... " Ucap Justin sembari melepas semua pakaiannya hingga menyisakan celana dalamnya yang sampai lutut.

Melihat Justin telanjang dada, Valen histeris sehingga ia langsung menutup matanya. "Aaa .... Lelaki mesum ... Kenapa kamu membuka bajumu?"

Justin tersenyum licik, setelah itu mengangkat Valen lalu membawanya menyentuh air, seketika itu Valen histeris dan ketakutan.

Dengan cepat tubuh mereka di hempas ombak. Valen benar-benar marah sama Justin karena dia diajak mandi di laut tanpa menggunakan krim pelindung tabir surya.

Sesaat kemudian Valen keluar dari air sambilb menyeka wajahnya dari air laut. "Lelaki mesum ... Aku akan membunuhmu ... "

Melihat tatapan mengerikan Valen, Justin langsung bangun dari duduknya lalu berlari menghindari amukan Valen.

"Lelaki mesum ... ... Jangan lari kamu ... berhenti .... Aku akan membunuhmu ... "Teriak Valen sambil berlari mengejar Justin.

Setelah berlarian Valen pun duduk di atas pasir dengan nafas yang terenggah-enggah.

Tepat saat itu ia merasakan hangat di bagian pundaknya. Seketika itu Valen memegang pundaknya sembari menoleh kearah belakangnya.

"Pakai handuk kecil ini untuk mengeringkan badanmu!" Kata Justin sembari duduk di samping Valen.

"Darimana kamu mendapatkan handuk?" Tanya Valen dengan heran.

"Kamu tidak perlu tahu ... " Jawab Justin tanpa ekspresi.

Valen menarik nafas dalam.

"Baiklah, lupakan soal handuk! Sekarang, bolehkan aku meminta bantuan mu?"

Valen menatap Justin dengan ekspresi yang memelas.

"Bantuan apa?"

"Tolong antar aku pulang! Aku janji akan mencuci handuk ini walaupun aku tidak bisa mencuci. " Jawab Valen yang sudah mulai bosan karena tubuhnya terasa sangat lengket.

"Oke."

Setelah itu Mereka berdua berjalan menuju tempat parkir. Saat itu Justin melirik Valen yang masih kedinginan, dengan segera pangeran Justin menarik Valen ke pelukannya.

Valen langsung kaget melihat tindakan Justin.

"Aku hanya ingin membantumu! Jadi, jangan berpikir terlalu banyak!" Kata Justin tanpa melihat Valen yang sekarang berjalan di sampingnya dan menempel dengan tubuhnya.

"Terimakasih untuk kesekian kalinya!"Ucap Valen dengan malu-malu.

"Iya." Ucap Justin dengan singkat tanpa melihat Valen.

Setelah terdiam beberapa saat, Valen kembali melirik Justin. Dengan sedikit ragu Valen bertanya,"Apa kamu percaya cinta? "

"Tidak ... "Jawab Justin tanpa ekspresi.

"Kenapa? "

Sebentar lagi mereka sampai di parkiran. Tapi, Justin malah berhenti lalu menoleh kearah Valen dengan tatapan yang mengerikan.

"Karena aku tidak pernah mengenal cinta ... Lagi pula, dalam duniaku tidak ada yang lebih penting selain bertahan hidup. Cinta hanyalah kelemahan bagi Klan ku." Kata Justin.

Valen terdiam sambil menatap jauh kedalam mata Justin.

"Apa kamu bukan manusia? "

Mendengar pertanyaan Valen, Justin pun terdiam membisu karena ia baru sadar sudah membongkar identitas secara tidak langsung.

"Kenapa kamu hanya diam? " Tanya Valen dengan penasaran.

"Tidak semua pertanyaan butuh jawaban."

Valen menarik nafas dalam.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya apapun lagi. Tapi, bolehkah aku tahu siapa namamu? Dan dari mana kamu?" Kata Valen sembari berdecak pinggang karena dia baru ingat kalau belum kenalan dengan Justin dengan benar.

"Panggil saja Justin! Aku berasal dari ibu kota." Jawab Justin dengan singkat.

Valen tersenyum. " Halo Justin ... Namaku Valen, dan aku berasal dari ibu kota juga. Apakah kamu mau datang ke rumahku jika aku undang? Aku ingin memperkenalkan orang yang menyelamatkan aku pada orang Ayahku!"

"Akan aku pikirkan."

"Baiklah, kalau begitu ayo kembali ke Hotel ku dulu untuk mengambil barang-barang ku! "

"Oke." Justin mengangguk lalu membawa Valen kembali ke Hotel.

'Lelaki yang kemarin aku lihat berwajah pucat dan menyebalkan ternyata sengat tampan. Sekarang aku yakin kalau dia adalah manusia karena jika dia Vampir maka dia tidak mungkin berani terkena panas!' Batin Valen sembari tersenyum memeluk pinggang Justin dari belakang.

Setelah mengantar Valen ke Hotel, pangeran Justin pun segera pergi ke kamarnya dengan perasaan yang tidak enak.

'Sepertinya aku jatuh cinta pada gadis itu. Tapi, dia manusia biasa yang tidak mungkin bisa hidup dengan seorang Vampir. Apakah aku harus menggigit nya agar bisa hidup bersama? Tapi, aku belum menemukan apa alasan nya para Vampir itu memburunya!' Batin Justin sembari menatap keluar jendela.

Setelah membatin Justin segera bersiap-siap untuk pulang sebelum malam tiba. Karena dia harus kembali fokus pada tujuannya dan harus melupakan rasa cintanya dulu.