webnovel

DENDAM MEMBAWA NIKMAT

Perhatian. Novel Dewasa. Harap bijak Dalam Membaca!!! Karin, 22 tahun. Putri seorang supranatural ternama di Indonesia. Sayangnya saat ibunya sedang tidak ada Karin mendapat kan musibah. . Jasad Karin di culik oleh Ki Joko dukun hebat,Ayahnya Garin Anggara, pemuda famous di kampus. Jasad Karin di tukar dengan jasad Widya yang sekarat. Tubuh Karin di gunakan Widya, sedang Jiwa Karin di bejenggu. Hampir saja dia ikut mati bersama tubuh Widya. Karin yang sudah menjadi Widya menikah dengan Garin Anggara. Secara sipil, Garin Anggara menikahi Karin Meydina, secara batin dia menikahi Widya Wicaksono. Jiwa Karin menangis di bawah kenikmatan pasangan suami istri, Garin Anggara dan Widya. Karin marah, dia ingin merampas jasadnya kembali. Jiwa Karin yang terluka mengembara ke dunia gaib mencari kekuatan untuk membalas dendam. Sayangnya, saat Karin ingin kembali, dia sudah terikat dengan tubuh Alara Yilmaz yang ingin membalas dendam dengan mantan kekasihnya Zein Heflin. Karin menjadi Alara Yilmaz, gadis cantik, bisu. Widya (Karin) hamil, Karin (Alara Yilmaz) kebingungan. Akan kah dia sanggup membunuh Garin Anggara yang juga ayah anaknya Karin (Widya). Sementara, di sisi lain, Karin menyukai dirinya sebagai Alara Alara (Karin) berhadapan dengan ibu tiri Alara, tersangka pembunuh Alara Yilmaz. Novel ini di persembahkan khusus bagi anda yang senang novel fantasi, Action, ,Supra Natural dengan Nuansa Romance. Selamat menikmati! Salam Hangat

Meri_Sajja · Fantasy
Not enough ratings
63 Chs

Memfitnah Alara

Tangan nyonya Mumtaz melayang di udara

PLAKK!!!

"Mumtaz ...apa yang kamu lakukan?!" nyonya Aelia Yilmaz muncul dari balik pintu perpustakaan.

"Ibuu...dia menampar ku!" nyonya Havva Mehrunisa menangis, dia bersikap seakan menjadi korban.

"KAMU...! KAMU KETERLALUAN...!" kata nyonya Mumtaz dengan emosi meledak..

"Mumtaz! Jaga Sikapmu!"

Nyonya Aelia Yilmaz marah.

"Mumtaz Berani sekali Kanu melakukan kekerasan di depan mata ku. Kamu tak beradab!" kata nyonya Aelia Yilmaz dengan wajah kecewa.

Menantu tertua keluarganya ini bertindak brutal di depannya. Nyonya Aelia segera merendam emosinya. Penyakit darah tingginya bisa kumat.

Nyonya Mumtaz lebih kecewa, mertuanya termakan omongan madunya.

Nyonya Havva Mehrunisa tersenyum samar. Tujuannya tercapai.

Nyonya Mumtaz Yilmaz melihat senyum madunya itu.

"Dia sudah melihat nyonya Aelia, karena itu dia sengaja memprovokasi aku!"_

Nyonya Havva Mehrunisa menyalakan bara ke hati ibunya ibu mertuanya,