Meski ada keraguan di benak Jelita Wiratama, jelas sekarang bukan saat yang tepat untuk memikirkan keraguan itu.
Azhi Wiratama berteriak di depan Jelita Wiratama, "Saudari sepupu, saudari sepupu, cepatlah, kita harus pergi ke tempat lain!"
Ketika semua orang meninggalkan gedung lalu berdiri di atas lapangan yang kosong, Dimas Mahendra berkata, "Sebaiknya kita hancurkan gedung ini secepat mungkin."
"Oke, ketika aku keluar, aku akan membuat aba-aba." Jelita Wiratama mengangguk dan memahami kekhawatiran Dimas Mahendra. Bagaimanapun, ada terlalu banyak ruang belajar di gedung ini yang dapat mengejutkan dunia, dan mungkin masih ada bahaya yang tidak diketahui yang masih tersembunyi. Demi keselamatan semua orang, gedung ini harus dihancurkan. Setelah Jelita Wiratama memastikan kondisi sepupu Wiratama, dia melepaskan lentera abadi dan kemudian menghancurkan gedung tersebut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com