webnovel

Perang Darat

Lampu di ballroom hotel di redupkan. Di layar monitor menampilkan video kilas balik perusahaan saat-saat masih berada di bawah dengan jumlah karyawan kurang dari 5 orang saja, hingga menjadi besar seperti sekarang.

Jason terkejut, penayangan video ini di luar acuan yang di buatnya, dia tidak pernah membuat video itu. MC acara pun sudah berganti. Tetapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Dia berusaha menghubungi MC acara. Ponselnya mati. Siapa yang berani mengganggu dan merubah isi acara ini? Jason kalang kabut di tempatnya. Demikian pula kedua orang tuanya. Video ini mengaburkan peran dan kerja keras Jason di perusahaan.

Video ini adalah kapsul waktu yang mengungkapkan sejarah dan informasi penting konsep berdirinya perusahaan dan cita-cita mulia para pendiri yang bertujuan mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Para tamu di buat merinding dan terpana, mereka dapat merasakan perjuangan yang tulus para pendiri Kim Zero, pendiri dinasti Kim di kerajaan bisnis pertanian di masa lalu dan memaparkan keberhasilan Opa Kim One yang berjuang keras menegakkan kerajaan bisnis ini selama 70 tahun

Lampu di ruangan itu di hidupkan, Opa Kim one berdiri tegak di atas panggung tanpa kursi roda di dampingi Gibson cucunya.

Para undangan di buat tersentak.

Apa yang terjadi? bagaimana mungkin Opa Kim dapat berdiri dengan tegak? Bukankah ia lumpuh sejak lama?

Dan Gibson sejak kapan dia ada di di sini?

"Saudara-saudara yang saya banggakan, Video yang baru anda lihat tadi adalah bagian dari kisah keluarga Kim. Video itu tidak berdiri sendiri, Video itu adalah pendamping dari buku yang berisi "Sejarah Keluarga Kim", sebagai bagian warisan sejarah bangsa yang berjuang di tanah air bersama founding Father di negeri ini, buku ini akan di bagikan secara gratis kepada anda semua, sebagai hadiah tahun baru dari perusahaan!" Opa menunjukkan buku itu tinggi-tinggi ke udara dengan perasaan bangga. Hadirin berdiri dan bertepuk tangan. Ini adalah kejutan. Mereka tidak sabar membaca buku tersebut.

Jason panik. Gibson telah meluluh lantahkan usaha dan kerja kerasnya selama ini, dia sudah siap mengambil alih perusahaan. Tetapi Gibson dengan mudah menghancurkannya. Wajah Jason Kim berkeringat, dia sungguh-sungguh di buat malu. Semudah itu dia dihancurkan. Kedua orangtuanya tidak kalah kecewa. Jonas Kim secara tak sengaja terlibat persengkokolan buruk yang mengakibatkan kecelakaan mobil yang menimpa Opa Kim One, sehingga dia hanya bisa duduk di kursi roda. Tapi siapa mengira Opa Kim bisa sembuh dari sakitnya. Kaki Opa Kim One tidak cacat. Dia malah berdiri kokoh di panggung. Dia sehat? Mereka selama ini tertipu! Opa Kim one menipu lawan-lawannya.

Dua pewaris, Gibson dan Jason, sudah berhadap-hadapan. Persaingan di antara keduanya sudah semakin jelas.

Opa Kim one Syailendra memanggil Jason Kim ke atas panggung. Pemuda itu melangkah dengan tangan terkepal. Dia sungguh-sungguh marah, malam ini berakhir tidak sesuai harapannya.

Opa Kim One memeluk pundak kedua pemuda itu.

"Dua orang pemuda ini adalah permata berharga di keluarga saya. Masa depan Kim n Brother Co."

Perkataan Opa disambut tepuk tangan gemuruh dan meriah oleh para hadirin. Opa Kim One berdiri adil diantara Gibson dan Jason Kim. Senyumnya mengembang bahagia.

Jason Kim tersenyum samar, senyumnya ini sangat berbeda ketika memberikan sambutan tadi. Sementara Gibson bertepuk tangan, ia berdiri dengan bangga, dengan pakaian teknisi / operator hotel.

Direktur hotel itu terkejut. Pemuda yang bekerja sebagai operator di hotelnya ternyata cucu opa Kim One.

"Tentu saja mereka berdua ini harus menunjukkan prestasi yang membanggakan dan menunjukkan hasil yang memuaskan! Kita tunggu hasil kerja keras mereka di akhir tahun mendatang!"

Tepuk tangan menggema, seiring bunyi kembang api yang melesat ke udara di luar hotel, memancarkan cahaya indah gemerlapan di langit malam.

Ini adalah kompensi yang adil keduanya.

Pertempuran di antara pemuda itu baru saja di mulai.

Keduanya harus di berikan kesempatan yang sama. Begitulah pemikiran di benak para tetua keluarga Syailendra.

Gibson menetapkan langkahnya memasuki perusahaan. Sedangkan bagi Jason, dia melakukan kemunduran. Dia harus berjuang keras meyakinkan kembali semua pihak terutama para tetua dan Opa Kim One yang berperan penting menentukan keputusan.

Jason Kim meneguk anggur merah di gelasnya dengan perasaan kecewa. Gibson telah mencuri kesempatan yang dimilikinya.

Pesta ini berakhir mengecewakan bagi Jason Kim.

**"**

Bisnis pertanian keluarga Kim bergerak dari hulu ke hilir, dari hutan, gunung, sawah, lautan dan daratan, dari desa ke kota, dari tak sebatas soal tanam menanam komoditas yang berprofit besar, namun diluar itu masih banyak potensi yang digali dan di kembangkan.

Tidak ada liburan dalam kamus Opa Kim, setiap waktu berharga. waktu adalah keuntungan.

Waktu adalah perjuangan.

"Manfaatkan waktu untuk bekerja, di saat orang beristirahat karena musim, saat itulah kita bekerja memanfaatkan musim", kata Opa Kim One kepada Jason Kim dan Gibson.

"Fokuslah pada poin yang menghasilkan koin!" Opa Kim selalu memotivasi mereka.

Jason dan Gibson dibesarkan dengan limpahan kasih sayang dengan cara yang sama dari Opa Kim semenjak mereka masih bayi hingga remaja. Jason dan Gibson disiapkan sebagai seorang pangeran pewaris kerajaan bisnis keluarga Kim yang telah berumur lebih dari 300 tahun.

Tidak ada perbedaan untuk keduanya, Gibson, putra Alvi Kim, anak kandung Opa Kim One, sedangkan Jason Kim, putra Jonas Kim, keponakannya. Kedua pemuda itu diberi kesempatan yang sama,

hanya saja setelah mereka tumbuh dewasa, kedua orang tua mereka membentuk keduanya dengan cara mereka sendiri.

Saat ini, kedua pemuda berada pada posisi saling berhadapan dan bertentangan.

Dalam hati Opa Kim One, cukup menyesalkan, mengapa Jonas bisa tumbuh menjadi seorang yang ambisius dan culas.

Opa Kim One bukan tidak tahu sepak terjang Jason Kim yang telah dipengaruhi ibu tirinya yang berambisi menggantikan posisinya sebagai presiden direktur.

Opa Kim One memanggil kedua pemuda itu di rapat para tetua Kim.

"Aku memberikan kesempatan yang sama kepada kalian berdua untuk memajukan perusahaan!" Opa Kim one bijak menggunakan kalimat 'memajukan' bukan 'persaingan' dan menciptakan

'tantangan' kepada keduanya. Para tetua yang berjumlah 4 orang tua itu manggut-manggut setuju. Bagaimanapun mereka tidak menginginkan perpecahan dalam keluarga Kim. Kedua pemuda tampan itu, mendapatkan tugas yang berbeda, di wilayah kerja yang berbeda dan sektor yang berbeda.

"Kalian berdua harus menggali sumber-sumber yang berbeda dari jenis usaha yang telah di kembangkan perusahaan. Kalian harus bisa mengembangkan sumber-sumber baru di bidang pertanian". Opa Kim One menatap keduanya dengan senyum samar.

"Gibson, kamu mengembangkan usaha di sektor perikanan, sedang Jason mengembangkan usaha hasil tanaman pangan!" perintah Opa Kim One, sambil menyerahkan map berisi dokumen proyek usaha yang menjadi tanggung jawab mereka berdua.

Kedua pemuda itu keluar dari kantor presiden direktur dan mengambil jalan berbeda. Jason belok ke kanan menuju ruang kantornya. Mulai hari ini, dia tidak lagi berkantor di tempat itu. Dia akan di tugaskan ke Surabaya.

Jason Kim mengutuk keputusan itu. Ia merasa di buang dan disingkirkan. Segala hasil usaha dan keberhasilan kerja selama ini dianggap nol. Dia mulai lagi dari awal. Rasa sakit dan kecewa memenuhi rongga hatinya.

Dia tidak ingin Gibson lebih unggul darinya.

*""*

Sementara Gibson mengambil jalan lurus menuju parkiran, pulang. Hari ini, adalah hari pertama dia bekerja. Tak ada lagi waktu untuk bersantai.

Ia tak berpengalaman di bidang itu, dia ahli IT, bukan pengusaha.

Ia harus segera ke kepulauan seribu. Proyeknya di mulai di sana.

*"*

Kepulauan Seribu

Perlu waktu 120 menit dari Muara Angke menuju pulau Pramuka dengan kapal kayu. Sebenarnya bisa saja lebih cepat sampai ke pulau itu dengan kapal cepat, tetapi Gibson ingin lebih mengenal kepulauan itu. Selanjutnya ia bergerak ke pulau Tidung¹ bertemu dengan para nelayan peternak ikan Kerapu.

Dalam 3 tahun ini, masyarakat di pulau ini sukses membudidayakan ikan Kerapu Macan², dan sudah menjadi program unggulan masyarakat dan mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) karena sangat cocok dengan kondisi dan sumber daya yang dimiliki Kepulauan Seribu serta adanya jaminan dan kepastian pasar.

Gibson bertemu dengan ketua Koperasi nelayan, Budi Sandi pemuda asli daerah dari suku Betawi. Pemuda itu sangat ramah menerima kedatangan Gibson.

Gibson mengenal Budi Sandi dari Facebook, pemuda ini sangat gigih memperjuangkan nasib nelayan di kepulauan itu.

"Kami ingin pembudidaya ikan Kerapu Macan secara mandiri. Kemandirian ini dapat tercapai jika ada dukungan usaha dari hulu hingga hilir kondusif. Saat ini iklim usaha perikanan semakin kondusif, serapan pasar dalam dan luar negeri terus positif, harganya pun makin stabil dan bagus," jelas Budi Sandi.

Seorang gadis berkulit putih dan berwajah cantik keluar dari dalam rumah. Dia membawakan minuman dingin. Dia tidak seperti gadis nelayan di pulau itu.

"Dia Nesia adikku, dia baru lulus dari sekolah perawat, dia bekerja di rumah sakit di Pelabuhan Ratu!" Kata Budi Sandi dengan bangga. Budi dan Nesia hidup hanya berdua, orang tuanya dulu bekerja di perusahaan besar., lalu berwiraswasta kecil-kecilan. Orang tua mereka itu tewas dalam kebakaran yang menghanguskan rumah mereka.

Usahanya bangkrut sebelum kebakaran.

Orang-orang menuduh, ayahnya bunuh diri dengan cara membakar rumah mereka sendiri secara sengaja karena tertekan dengan hutang-hutang yang melilit hingga tak mampu terbayar.

"Aku yakin, orang tua.kami telah di bunuh, kelak aku akan membuktikan kepada semua orang kalau mereka tidak bunuh diri", Budi Sandi menceritakan kisah hidup keluarganya, matanya memancarkan api amarah penuh dendam.

Nesia tertunduk. Kakaknya itu masih mendendam atas kematian orang tuanya itu.

....

Budi Sandi mengajak Gibson yang menyamar sebagai Sony Kurniawan, berkeliling pulau Tidung melihat-lihat lokasi budidaya ikan Kerapu Macan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) sebagai tempat pembesaran ikan kerapu macan.

"Ikan kerapu macan merupakan salah satu komoditas laut yang memiliki permintaan pasar yang banyak setiap tahun terus mengalami peningkatan permintaan, baik dalam negri maupun pasar internasional", Budi Sandi menjelaskan dengan penuh semangat. Mereka sepakat bekerja sama, membantu Gibson menghubungkan dia dengan para petani nelayan dan membuat MoU.

***

Surabaya,_

Jason mengalami kesulitan bekerja di lapangan, bertemu dengan para petani dan membuat perjanjian baru.

Jason kerepotan.

Pada dasarnya Jason bukanlah pekerja lapangan. Dia biasa bekerja di belakang meja. Meski di perusahaan dia bekerja dari karyawan rendahan, tetapi pekerjaan seperti Cleaning Service hanya dilalui dalam waktu 3 bulan saja, demikian pula dengan pekerjaannya sebagai staf ayahnya di perusahaan dilewatinya hanya selama 6 bulan. Selanjutnya karirnya terus maju hingga naik menjadi direktur keuangan.

Jason bertambah kesal mendengar kabar dari anak buahnya, Gibson telah menyelesaikan 5 MoU dengan para petani nelayan, dengan hasil kontrak jutaan dollar perbulannya. Hatinya panas.

Dia tidak ingin Gibson lebih sukses darinya.

...

Pelabuhan Ratu

Nesia menemukan korban tabrak lari tak jauh dari tempat kostnya. Wajah korban berlumur darah. Dia tidak bisa mengenali wajah korban.

Nesia segera melarikan korban ke rumah sakit dia bekerja. Setelah luka di kepala korban di bersihkan, barulah dia tahu, siapa korban tabrak lari itu, dia adalah Sony Kurniawan, teman kakaknya.

"Jangan-jangan dia...!?"

Seseorang sengaja membuat Gibson celaka.

Ini ketiga kalinya Gibson di serang.

Gibson menjalani operasi bedah kecil di kepalanya. Pemuda itu mengalami gegar otak.

Nesia tidak tahu banyak tentang Sony Kurniawan. Tidak ada surat identitasnya, dan tidak ada nomor HP yang bisa di hubungi. Nesia memanggil kakaknya Budi Sandi untuk membantunya.

_______

¹Pulau Tidung Besar adalah salah satu pulau berpenghuni dan berukuran besar diantara pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu

² Ikan kerapu macan dalam perdagangan komoditas hasil laut untuk masyarakat internasional di kenal dengan nama Carped cod.

Next chapter