webnovel

Demons Eye Swordsman

Terry Yubiel, itulah nama seorang pendekar pedang mediocre yang tidak memiliki bakat istimewa, tetapi dia tidak menyerah dia terus berlatih mengasah ketrampilan pedangnya hingga dia memiliki julukan sebagai 'Blade Dancer', tetapi harapan yang dia miliki langsung hancur berkeping-keping ketika dia bertemu dengan jenius abad ini Friedrich Habsburg, dia dikalahkan hanya dalam beberapa langkah tanpa ada celah untuk membalikan keadaan, karena putus asa dia mengutuk dewa sekeras-kerasnya sambil menusukan pedang ke ulu hati, lalu dalam keajaiban, Dewa mendengar kutukan Terry dan memberikan dia kesempatan.

MolenLemon · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

Ch.1 kesepakatan

Hampa, itulah yang kurasakan sekarang.

"apakah ini akhirat?, rasanya tidak menyenangkan jika aku harus merasakan hal ini selamanya"

itulah yang kupikir dalam benakku karena aku tidak bisa merasakan mulutku maupun bagian tubuhku yang lain.

[Halo]

aku mendengar suara kekanak-kanakan muncul di benakku, mengganggu pikiranku yang sedang berkelana.

sebagai respons, aku langsung menajamkan indra ku untukmencari darimana datangnya suara itu.

[Jangan panik, kau tidak akan dapat menemukan ku, aku ingin memberimu penawaran, bagaimana apa kau ingin mendengar kesepakatan yang kutawarkan?, jika iya cukup jawab dengan benakmu]

tapi itu tidak berguna, karena seperti yang tadi telah kubilang perasaan hampa menyelimuti tubuh ku saat ini, karena tidak ada pilihan aku pun menanggapi pertanyaan suara itu

"penawaran?, siapa kau mengapa kau bisa muncul di pikiran ku?, apakah kau dewa? "

[Dewa dalam konteks yang kau maksud memang dapat dibilang eksistensi yang sama seperti aku, tapi aku lebih suka jika dipanggil dengan 'adminstrator', jika kau sudah paham maka jawab penawaran ku]

"baiklah, mari kudengar apa yang ingin dewa tawarkan ke hambamu yang tidak berbakat"

[hahahahaha, apakah kau marah kepadaku karena kau tidak memiliki bakat?, amarah mu salah alamat nak, di duniamu ada lebih dari 1000 dewa yang memiliki Otoritas berbeda-beda, diantara mereka aku hanya dewa menengah yang tidak bisa dibandingkan dengan dewa cahaya Estia maupun Dewa perang Athena, aku tidak bisa memberikan berkat sembarangan seperti mereka, aku mungkin bisa membangkitkan orang mati dengan cukup mudah, tetapi untuk berkat aku akan melakukan kesepakatan daripada sekedar memberi tanpa menerima, seperti yang sedang kulakukan sekarang]

"hmph, jadi apa isi penawaran nya"

[Hahaha, sepertinya kau sudah paham, lalu aku akan menjelaskan secara detail, serahkan padaku milikmu, apakah itu organ, bagian tubuh, emosi, barang-barang, maupun jiwa, dan aku akan menyerahkan berkat yang setimpal berdasarkan pentingnya 'itu' bagimu, untuk lebih jelas aku akan memberikan contoh, jika seorang wanita yang sangat ingin memiliki anak memberikan rahimnya kepadaku aku akan memberikan wanita itu pilihan berkat yang sangat kuat, dalam konteks yang lain itu seperti penyihir yang datang menawarkan pita suaranya kepadaku yang mana membuat dia tidak bisa merapal mantra apapun, sebagai gantinya aku memberikan dia berkat untuk bisa mengaktifkan mantra tanpa membutuhkan rapalan dan kemampuan telepati yang menggantikan hilangnga kemampuan dia untuk berbicara, dan banyak contoh lainnya, aku akan melanjutkan contoh yang lain jika kau belum paham]

"tidak dibutuhkan, aku paham"

[Lalu apa yang ingin kau tawarkan?, aku dapat menyarankan mu jika kau terlalu bingung, jika kau menawarkan emosimu kepadaku aku dapat membuat seluruh indra mu menjadi setajam binatang sihir, atau jika kau menawarkan matamu kepadaku aku dapat memberikanmu kepekaan absolut dalam area sekitarmu, aku cukup tertarik kepadamu jadi jangan mengkhianati ekspektasiku]

"aku akan menanyakan beberapa hal terlebih dahulu"

[baiklah silahkan tanya aku sesukamu]

"sudah berapa lama sejak kau menjadi dewa? "

[aku bingung apa yang akan kau dapatkan dari pertanyaan itu tapi terserah, aku menjadi dewa baru2 ini, dan ide untuk memberikan penawaran pun baru2 ku realisasi kan, jadi kau adalah yang pertama]

dalam benakku aku tersenyum pada kalimat terakhir.

"jika aku adalah yang pertama, bolehkah aku menerima hak khusus? "

[menarik, tapi itu tergantung hak apa yang kau inginkan]

"bagaimana jika aku menawarkan milikku lalu aku meminta yang kuinginkan, lalu kau akan menimbang permintaanku dan akan memutuskan apakah itu setimpal, dan jika tidak kau juga akan memutuskan untuk memberikan lebih banyak berkat atau meminta lebih banyak kepadaku tergantung pada siituasi"

lalu aku sepertinya merasakan suasana hati dari 'dewa' ini menjadi ceria, lalu aku mendengar suara kekanak-kanakan itu menjadi bersemangat.

[menarik manusia, kau memberikan masukan yang sangat berharga, karena aku dewa yang baik aku akan menerima saranmu dan akan memberikan kamu hak khusus lain, hak khususnya adalah kau akan dapat menerima berkat khusus yang tidak termasuk dari berkat yang kau dapatkan]

"Baik aku akan menawarkan.. "

'dewa' itupun mengantisipasi apa yang ingin ku tawarkan

"aku akan menawarkan jiwaku sebagai Rasul dari mu, dalam imbalan aku menginginkan aku untuk dilahirkan di dunia lain yang mirip dengan dunia yang kutinggali saat ini"

'dewa' itu sepertinya tidak mengharapkan ini.

[menarik, tapi menurutku itu tidak bisa, karena permintaanmu untuk dilahirkan di dunia lain cukup rumit, kau tahu, Dewa-dewa memiliki Otoritas mereka masing-masing, dan mereka tidak menyukai jika ada Dewa baru, karena Otoritas mereka akan melemah, terlebih jika Dewa itu berasal dari dunia lain, Dewa dari antar dunia biasanya saling mengenal satu sama lain, yang membuat permintaanmu akan mustahil jika kau memintanya ke Dewa-dewa besar yang sudah terkenal, tetapi kau beruntung karena aku baru menjadi Dewa belakangan ini yang membuat berkatku tidak dikenali oleh Dewa-dewa disana, tapi itu tentu akan berbeda jika kau menjadi rasul ku, karena Dewa disana pasti langsung menyadari ada yang salah dan langsung mengurus mu, jadi aku akan mengubah penawaran dari mu, bagaimana jika kau tidak menjadi rasul, tetapi kau akan mendapatkan pecahan jiwaku, yang akan kutanam di benakmu]

"apa yang akan kau dapatkan dengan menanam pecahan jiwamu kepadaku?"

[tidak ada, kau tahu]

[konsep penawaran ini ku lakukan bukan karena aku tidak dapat memberikan berkat secara percuma, tetapi itu karena aku menyukai perasaan orang yang mengorbankan sesuatu yang berharga bagi mereka untuk mendapatkan berkat, menyenangkan, itulah kuncinya, menanamkan jiwaku padamu akan memberikan ku akses untuk mengawasimu setiap aku inginkan, aku melakukannya karena aku sangat tertarik kepadamu]