webnovel

Saya Memecahkannya

"Jangan meremehkannya. Puzzle itu benar-benar sulit, dan tidak ada seorang pun yang bisa memecahkannya. Tentu, kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada yang serius menanggapinya, tapi sepertinya masuk akal jika kita memperkirakan bahwa beberapa polisi yang mencoba puzzle itu telah gagal memecahkannya."

"Begitu ya. Lalu?"

"Akhirnya mereka memutuskan kalau puzzle itu hanya ulah iseng seseorang, dan

membuangnya… namun pencari informasi dari pihak saya berhasil mendapatkan salinan puzzle tersebut kemarin."

"Kemarin…"

Jadi itu alasan mengapa hal itu tidak dicantumkan di data. Bahkan ketika Misora bersiap untuk memulai penyelidikan, L telah memeriksa segala hal dari sudut yang berbeda.

"Saya memecahkannya." Kata L.

Sepertinya perkiraan tentang betapa sulitnya puzzle itu sekaligus menjadi ajang menyombongkan diri. Ia pasti banyak mengerutkan dahinya, pikir Misora. Meskipun ia tidak akan mengatakannya.

"Jika saya tidak salah, maka jawaban puzzle itu adalah dimana anda berada sekarang—Alamat pembunuhan pertama."

"221 Insist Street, Hollywood? Tempatku sekarang? Tapi itu berarti…"

"Tepat. Si pembunuh memberitahu mereka dimana ia akan melakukan pembunuhan. Tapi karena puzzle-nya sangat sulit sehingga tidak ada yang mampu memecahkan, maka tidak ada yang mengetahu tujuan surat itu…"

"Apakah LAPD menerima surat seperti itu lagi? Yang mengindikasikan bahwa akan ada pembunuhan kedua dan ketiga?"

"Tidak. Saya telah memeriksa seluruh Kalifornia, untuk memastikan. Saya menemukan bahwa tidak ada surat atau e-mail seperti itu. Sebenarnya saya ingin terus mencarinya, namun…"

"Jadi itu hanya kebetulan? Tidak, itu tidak mungkin. Jika di dalamnya benar-benar terdapat alamat, maka… jadi kenapa sembilan hari sebelumnya?"

"Jarak antara pembunuhan kedua dan ketiga juga Sembilan hari. Dari 4 Agustus sampai 13 Agustus. Ada kemungkinan si pembunuh menyukai angka sembilan."

"Tapi hanya ada empat hari antara pembunuhan pertama dan kedua… tebakan beruntung?"

"Masuk akal. Tapi sepertinya akan menguntungkan jika kita mengingat jeda Sembilan hari ini. Sembilan hari, empat hari, Sembilan hari, pembunuh ini memamerkan hasil kerjanya pada polisi. Bahkan jika ia hanya berpura-pura menjadi tipe pembunuh yang seperti itu, ada kemungkinan bahwa ada pesan di ruangan itu, selain Wara Ningyo."

Sesuatu yang disengaja.

Sebuah pesan yang lebih susah dimengerti dibanding Wara Ningyo… sesuatu yang sama menantangnya seperi crossword puzzle. Misora kini seakan mengerti mengapa L butuh bantuannya. Tidak mungkin detektif sepeti dirinya datang ke lokasi kejadian sendiri. Kau harus melihat lokasi kejadian dengan mata kepalamu sendiri, harus bisa meraih dan menyentuh barang- barangnya… dan hal seperti ini lebih membutuhkan kualitas dibanding kuantitas. Seseorang yang bisa melihat di lokasi kejadian dari prespektifnya sendiri, cara berpikirnya sendiri…

Tapi pemikiran itu juga menaruh banyak kerepotan untuknya. Jika ia juga harus menjadi kaki mata L… maka ini terlalu banyak untuk agen biasa sepertinya tangani.

"Ada yang salah, Naomi Misora?"

Tidak… lupakan."

"Baik. Untuk saat ini, mari kita selesaikan percakapan ini. Saya memiliki banyak acara."

"Tentu."

Ini adalah L, jadi tak perlu diragukan lagi ia sedang menyelidiki beberapa kasus dalam satu kurun waktu. Kasus di seluruh dunia. Untuknya, kasus ini hanyalah cabang investigasi lain. Siapa lagi yang dapat memepertahankan reputasinya sebagai detektif terhebat di dunia kalau bukan dia?

Detektif terhebat sepanjang masa, .

Detektif yang tidak memiliki klien.

"Saya akan menunggu kabar baik dari anda. Untuk meneleponku lagi gunakan nomor di baris kelima, Naomi Misora," kata L, lalu mematikan telepon.

Misora mematikan teleponnya juga dan memasukannya ke dalam tas. Lalu ia berjalan ke rak buku untuk memulai penyelidikan. Tidak ada apa-apa di ruangan itu selain kasur dan rak buku, jadi ini tidak akan ada banyak yang harus diselidiki.

"Tidak separang si pembunuh, tapi sepertinya Believe Bridesmaid sendiri juga cukup obsesif…"

Buku-buku itu ditata rapi di rak tanpa meninggalkan celah kecil. Misora menghitung cepat jumlahnya—lima puluh tujuh volume. Ia mencoba menarik salah satu buku keluar, namun itu cukup sulit untuk dilakukan. Menggunakan jari telunjuk saja tidak cukup, dan ia harus menggunakan ibu jari dan kelingking untuk menariknya keluar. Ia membolak balik halaman- halamannya, cukup tahu bahwa hal ini tidak berguna. Ia hanya menjaga agar tangannya tetap sibuk semantara ia memikirkan harus melakukan apa. Semuanya akan menyenangkan dan sederhana kalau saja pesannya tersembunyi di antara halaman-halaman itu, namun ia tidak berharap bayak akan hal itu. Berdasarkan data, seperti saklar lampu, setiap halaman dari buku telah dibersihkan, menghilangkan semua sidik jari—memberitahu bahwa bukan hanya si pembunuh yang terlalu berhati-hati, namun polisi yang juga sudah memeriksa setiap buku. Ia bisa saja berasumsi bahwa tidak ada pesan sama sekali. Atau pesan itu ditaruh di tempat yang polisi tidak akan tahu… sesuatu yang mungkin hanya seperti penanda buku biasa, tapi sebenarnya ada kode yang tersembunyi di dalamnya…

Tapi setelah membolak-balik beberapa buku lainnya, ia menggugurkan teori itu juga. Buku-buku di sini tidak meiliki penanda. Believe Bridesmaid sepertinya bukan orang yang suka menandai buku. Banyak pembaca rewel yang benci lipatan pada halaman di buku mereka. Yang mana itu berarti bahwa pembunuh yang kritis ini tidak memilih untuk melakukan apa-apa terhadap bukunya. Misora berjalan meninggalkan rak tadi. Kini ia melihat ke arah kasur, tapi hanya sedikit yang bisa diselidiki di situ. Tak ada apa-apa juga di bawah karpet… di balik wallpaper… tidak, tidak, mengapa ia harus menyembunyikan pesannya? Ia ingin pesan itu ditemukan. Bukan pesan namanya jika tidak dapat ditemukan. Ia mengirim crossword puzzle ke polisi… sangat egois. Ia membuat puzzle itu sangat susah… untuk membuktikan jika mereka bodoh."

Ia tidak bermaksud mengecoh mereka.

Ia ingin menghina mereka.

"Kau ada di bawahku, kau tidak akan bisa mengalahkanku,—itulah isi pesannya. Itu berarti… ia tidak ingin membuat segalanya berjalan lancar dan menghindar agar tidak tertangkap, ia menginginkan sesatu yang lebih besar… atau mempermainkan kami adalah tujuan utamanya? Siapa itu 'kami'? Polisi? LAPD? Masyarakat? Dunia? Tidak… skalanya terlalu kecil… Ini lebih ke hal pribadi. Jadi ini adalah pesan… atau sesuatu yang seperti pesan… Pasti ada sesuatu yang ada di ruangan ini… atau, tunggu…"