webnovel

Daughter of the goddess of the moon

Takdir seakan membuat gadis bernama Zalthea Scarlett itu menjadi benang merah. Di setiap pertemuan yang menyangkut dirinya akan berakhir menjadi ikatan abadi. Kelahiran tiga anak kembarnya yang berawal dari sebuah kesalahan yang membuat ia pergi dari rumah dan memilih tinggal di Alaska, Jauh dari keluarganya. Membuat ia bertemu dengan sang kakak kandung yang mencarinya selama ini. Banyak misteri dalam hidupnya dan ditambah ia bukanlah seorang manusia biasa melainkan salah satu mahluk immortal, werewolf !? Meski tak ada tanda–tanda pada dirinya bahwa ia adalah mahluk itu. Dan yang membingungkan lagi tiga anaknya memiliki wujud Werewolf sedari bayi. Hingga suatu hari ia bertemu dengan pria yang memiliki wajah mirip dengan kedua putrannya. Pria itu bernama Jacob Dracon Echevaliar. Werewolf yang di segani di dunia immortal dan di sebut sebagai King oleh mereka. Entah kebetulan apa yang terjadi Zea merasa sangat kenal dengan pria itu? Tapi bagaimana bisa? Dan saat Zea menemukan sosok wolf dalam dirinya. Wolf–nya malah memanggil sang king sebagai mate, atau pasangan abadinnya! Takdir macam apa ini? Dan apa kah Jacob juga meraskan bahka Zea adalah matenya? Padahal semuanya tau bahwa sang king sudah memiliki pasangan abadi. Apakah yang moon goddes takdirkan untuk mereka ? hanya moon goddes yang tau.

RaraAthava_110703 · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

Part 4.

Setelah membeli beberapa roti dan makanan ringan lainnya mereka melanjutkan perjalanan menuju Alaska. Mereka sampai di bandara Alaska, Internaional Ted Stevens Archorage.

Setelah turun dari bandara mereka melanjutkan perjalanan dengan kendaraan roda empat yang memang dimiliki oleh keluarga Zea, menuju kediaman yang akan ia tinggali bersama beberapa sahabat dan sahabat barunya.

Sekarang mereka sudah sampai di mensio yang dimiliki oleh kakak angkatnya tapi sekarang di atas namakan Zea.

Mensio berwarna putih itu jaraknya dengan komplek pedestarian cukup jauh. Mensio itu berada di dalam pedalaman Hutan Lindung Alaska. Bisa di bilang di balik taman bungan dan buah–buahan halaman belakang mensio mungkin sudah ada hamparan hutan yang sangat lebat. Di balik taman itu terdapat pagar kawat dengan papan larangan. Di dekat mensio itu ada tempat khusus untuk tempat tinggal para pengawal jaraknya tak jauh.

" Wow... ini rumah apa istana? Besar banget?"

Zea terkekeh menatap Delin, Laura dan Kiona yang terkagum dengan mensio di depannya. Menurut Zea mensio di depannya ini terlihat lebih kecil dari pada mensio yang di tinggali kedua orang tuannya di New york.

Zea memasuki mension bersama ke tujuh sahabatnya. Seperti yang di minta oleh Reila mereka pun tidur bersama, maksdunya berbagi kamar. kamar di mensio itu memang cukup banyak tapi Reila dan yang lainnya ingin tidur bersama. Reila akan tidur bersama Delin dan Diandra. Kalau Klea bersama Akia dan Laura bersama Kiona.

" Ze, beneran kamu gak apa-apa kalau sendirian aja? Kamu kan lagi menganduk Zea. Apa perlu aku satu kamar sama kamu?"

Diandra mendudukkan tubuhnya di samping Zea setelah malihat–lihat ruangan bersama yang lain. Karena Zea merasa lelah ia pun hanya meminta para pelayan menemani para sahabatnya berkeliling ruangan.

Zea menggeleng menjawab diandra. Laura ikut duduk di sofa samping Zea. " Udah berapa bulan, Ze?" tanyanya sambil mengelus perut rata Zea.

Laura, Delin, dan Kiona sudah mengetahui apa alasan Zea dan ke empat sahabatnya menuju Alaska. Bahka ke tiga gadis cantik itu tak menyangka gadis selembut Zea mengalami semua itu. Dan mereka salut dan terpukau dengan Zea. Gadis yang terlihat rapuh itu ternyata sangat kuat dan pantang menyerah pada masalah.

" Entahlah, Ra. Aku belum tau, aku juga belum sempat ke rumah sakit. Nanti aku akan meminta Sebatian, kepala pengawal di sini untuk memanggilakan Dokter khusus keluarga Meddison di Alaska."

" Enak yah, kalau jadi anak orang kaya?"

Semuanya mengangguk setuju dengan ucapan Reila. Reila mungkin termasuk anak orang terpandang tapi tidak sepeti Zea. Zea anak pengusaha ternama di New york.

" Enggak terlalu enak jadi anak orang kaya, ya kan Ze?" tanya Diadra yang tak setuju dengan ucapan Reila, adik angkatnya itu dan di angguki oleh Zea.

" Iya benar. Oh iya aku hampir lupa..."

" Kenapa Ze?" tanya Delin.

" Sebentar"

Zea berdiri kemudian berlari ke lantai dua di mana kamarnya berada. Tak lama setelah itu ia kembali dengan membawa beberapa map berwarna merah.

" Zea! Jangan lari–lari, bahaya" Ucap Diandra memperingatkan.

Zea memperlambat larinya dengan senyum manis menuju ruang tamu. Diandra hanya menggeleng–geleng melihatnya.

Reila mengerutkan keningnya bingung menatap map yang dibawa oleh Zea. " Apa itu Ze?"

Zea mengangkat map merah itu. " Ini berkas perpindahan yang tadi aku minta dengan Sebastia. Semua yang disini termasuk kalian bertiga. Kita akan sekolah di Senior high school di Anchorage. Kita semua " ucap zea menunjuk Delin, Laura dan Kiona kemudian menekankan kata kita semua.

" Gak perlu begitu juga Ze, kami kesini tuh buat berkerja bukan buat sekolah"

Zea menggeleng. " Kamu harus terima Kio, kalian juga, okey?" ucap Zea sambil menunjuk Delin dan Laura.

" Kalau kamu gimana Ze? Kamu lagi ngandung kan? gimana dong?"

Zea tersenyum. " Kalau soal itu kan ada Homeschooling. Supaya Ka Rendra gak curiga kalian harus sekolah sekalian melanjutin sekolah kalian yang terhenti. Kalian bisa bahasa inggris dengan baik kan? Biar gak susah komunikasinya." Mereka mengangguk pelan menjawab ucapan Zea.

" Tapi kalau misal Ka Rendra suruh pengawalnya mata–matain kamu di Alaska gimana dong? Bisa gawat kalau Ka Rendra tau kamu Homeschooling padahal kamu bilang ke sini tuh buat sekolah." Ucap Klea.

Zea tersenyum saat mendengar pertanyaan Klea yang sudah ia perkirakan. Karena Zea tau Klea pasti akan memikirkan sesuatu setelah ia mengatakan itu.

" Kalau soal Ka Rendra bakal nyuruh orang, aku pasti–in dia gak akan ketemu aku lagi. Aku ngancam dia kalau aku gak akan pulang kalau dia berani mata–matai aku. Pengawal Ka Rendra ini sudah aku bungkam dengan cara ku sendiri. Dia gak akan berani ngadu." Jawab Zea dengan senyum manisnya.

Semuanya sontak menggeleng-geleng tak percaya. Ternyata selain lemah lembut Zea juga pintar dan licik. Luar biasa sekali.

***