webnovel

Date A Live: The Execution Spirits

seorang pemuda lelaki korban kecelakaan disebuah jembatan membuat dirinya tereinkarnasi kembali, bukan ke dunia fantasi seperti yang dia inginkan melainkan kedunia Date A Live dari Light Novel yang terakhir ia baca. setelah tereinkarnasi kembali, ia berada ditubuh seorang anak lelaki berumur 10 tahun dimana ia dirawat oleh seorang pendeta yang mengasuh panti asuhan juga, dan memiliki semua ingatan yang tubuh ini miliki. Diingatan tersebut dirinya terkapar lemas dan darah membanjiri wajahnya sampai ia melihat sesosok yang tak asing dimatanya, seorang gadis berkuncir 2 dengan mata merah menyala dan mata kuning berbentuk jam sedang menginjak jasad ibunya, demi menghormati pemilik tubuh yang ia miliki saat ini, dirinya akan menghalalkan segala cara demi melampiaskan dendam yang dimiliki oleh tubuh asli orang ini.

Nara_Ryuko · Anime & Comics
Not enough ratings
38 Chs

Chapter 30 D.E.M Battle Royal

Setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut Jester semua terdiam sejenak seakan akan waktu berhenti.

"tunggu... Apa maksud dari semua ini?" tanya salah satu murid disana.

"lagian dia pikir kita mau Battle Royal dengannya? " tanya murid yang lain

Semuanya saling berbincang satu sama lain dikursi penonton sampai tiba tiba jendela yang menghalangi arena pecah karena lemparan senjata api milik Nike

"kuhitung sampai 10 dari sekarang. 10..."

"9"

Para murid mulai panik seketika saat Jester mulai menghitung, sampai salah satu murid mengatakan sesuatu dikerumunan mereka

"teman teman... Dengar. Dari pada kita bertarung satu sama lain, bagaimana jika kita melawan dia secara bersamaan? "

"ide yang bagus, dia hanya sendiri. Mana mungkin dia sanggup melawan 30 orang sekaligus "

"5..."

"4..."

Disisi lain Artemisia merasa linglung melihat temannya Nike jatuh tersungkur didepan matanya ditambah peringatan hitung mundur yang terus berkurang setiap detiknya

"3..."

"2..."

"sa...tu... "

Dalam hitungan detik dirinya sudah lenyap dipandangan mereka semua

"dimana dia!!?" ujar salah satunya

"cepat semuanya perhatikan sekitar kalian jangan sampai dia berhasil menyerang salah satu dari kit-"

Grrrtaakkk...

Suara tulang patah terdengar darinya dan langsung membuatnya terhempas mengenai anggota yang lain.

Orang yang berhasil menghindar dan tidak terkena hempasan anggota tadi, melihat Jester dengan kuda kuda yang kuat dan tangannya yang seperti mengeluarkan sehabis menyerang orang tersebut.

"1 tumbang, tersisa 40 orang lagi"

Dirinya pun langsung melempar Azur Black Key miliknya kelangit langit dan menghancurkan semua lampu diatas mereka

.

"sial dasar pengecut"

Bughh!

"cepat cari senjata yang ia lempar, jika dapat beri aba aba kesemuanya untuk tiarap! "

Beruntung 3 diantara mereka membawa semua glowstick dari kantung celana mereka, jadi 3 orang sibuk mencari senjata api yang dilempar oleh Jester.

"nah... Ini baru yang kusuka" ujar Jester dengan perasaan senang

Artemisia hanya bisa melihat disekitar orang yang memegang glowstick saja, ia selalu mendengar suara teriakan dan rintihan rasa sakit dari mereka semua.

Sampai tibalah ada seseorang yang berteriak dengan keras

"semuanya! Aku ketem-"

Sreng!!

Senjata itu langsung terbelah menjadi 2 bagian dan secara bersamaan terdengar suara teriakan

"jangan mendekat! Pergi! PERGI!!! "

Grrtakk!!

Suara patahan sebuah tulang terdengar lagi sampai ia sengaja menyisakan Artemisia seorang

"wah... Sepertinya akan ada sesuatu yang menarik terjadi disini." ucap westcott yang melihat mereka berdua dari tempatnya.

Ellen hanya terus melihat dan menganalisis kekuatan serta keterampilannya dalam bertarung dari tadi.

'memang dalam pelatihan militer ini tidak adil,tapi sayang sekali lawan yang kita hadapi adalah Spirits. Hanya hukum rimba saja yang akan menentukan siapa yang memangsa dan siapa yang dimangsa' ujar dalam hati Ellen

Artemisia yang kini hanya tersisa dirinya sendiri, mulai mengambil pedang laser milik Nike yang tergeletak ditanah, dan langsung menyalakannya dengan tatapan tajam tertuju kepada Jester

"aaaggghhh... Akhirnya tidak ada yang menganggu sama sekali" ujar Jester yang sedang melakukan peregangan pada kedua lengannya keatas

Disini Artemisia merasakan sebuah emosi amarah keluar dari dalam dirinya yang langsung ia lontarkan kepada Jester

"bisa-bisanya kau lakukan itu kepada teman sekelasmu! Apa kau memang tidak punya hati!!? "

"hahhh... Dasar bocah... Memang ada yang bilang aku mau berteman pada kalian semua? Kalian semua itu hanya rekan saja dalam melawan Spirits. Dan kau adalah salah satu orang paling bodoh yang memikirkan sebuah perasaan manusiawi dalam peperangan. Kau pikir lawanmu akan memberikan belas kasihan? "

Artemisia terdiam mendengar ocehannya sama sekali tidak memiliki dampak sekali kepada orang itu

" BERISIK!! Akan kubuktikan betapa hebatnya kekuatan pertemanan! "

Wunggg!!

Angin berhembus cukup kencang darinya dan seketika Territory muncul mengurung Jester sebanyak 2 lapis.

"hoo... Akhirnya dia memakainya, aku penasaran apakah dia bisa lolos dari salah satu anggota berbakat disini" ujar Westcott yang sedikit tersenyum sinis setelah melihatnya.

Tekanan udara mulai menipis begitu drastis membuat dirinya tidak bisa bernapas sana sekali.

3 murid yang memegang glowstick sebelumnya perlahan mulai bangun melihat kondisi pertarungan saat ini dimana Jester dikurung didalam Territory milik Artemisia.

"sepertinya kita sudah tau siapa pemenangnya, Territory milik Artemisia setara dengan 1 Territory milik nona Ellen. Dengan begini Orang itu tidak akan bisa sombong lag... "

Bugh!!

Semuanya langsung terkejut bukan main, bukannya menggunakan Azur Black Key miliknya, ia menggunakan tinjunya untuk mencoba menghancurkan Territorynya

"Hhhhh...!"

Jester membuat gerakan gelombang daru kedua tangannya didepan bersamaan dengan tarikan napas dan langsung dihempaskan dengan tinju ditangan kanannya

Bugh!!

Tretek!!

"tidak mungkin! Baru kali ini Territory bisa dibuat retak hanya sebuah pukulan! "

Ia melakukan hal yang sama lagi tetapi ia melakukannya pada telapak tangan kanannya dan langsung menghantamnya begitu kuat sampai menghancurkan 2 Territory sekaligus

Bugh!!

Tretek!... Takss!!

Jester pun jalan perlahan mendekati Artemisia dihadapannya. Sedangkan disini ia tidak bisa bergerak sama sekali setelah melihat apa yang dilakukan oleh Jester

Jester pun langsung memperkuat kakinya dengan sirkuit sihir dan melesat begitu cepat melewati Artemisia dan hanya dengan satu ayunan tendangan ke kepalanya membuat dia langsung jatuh mencium lantai dengan begitu keras sampai membuatnya retak.

Brughh!!

Setelah menghantam kepalanya sampai tersungkur dilantai ia segera membungkuk dan mengatakan sesuatu kepada Artemisia

"perlu kau tau, kalian hanyalah batu loncatan untuk mencapai tujuan balas dendamku. Aku tidak punya waktu untuk bermain main dengan batu bata yang sudah rusak"

Ia kembali berdiri tegak dan berjalan dengan kedua tangan ia masukan kedalam kantung celananya menuju pintu keluar ruangan latihan.

Setelah meliaht hasil latihan yang memukai dari seorang Jester, Westcott pun menanyakan tentang peringkat apa yang pantas diberikan oleh Ellen hanya dari hasil analisis pertamanya

"jadi bagaimana menurutmu tentang data dari panti asuhan itu"

"Strenght B, Speed A, Endurance A+,Luck B jika ku total dari semua analisis dia ada diperingkat -A"

" -A ya... Sepertinya kau akan memiliki saingan Ellen" ujar Westcott melirik Ellen dengan tatapan dinginnya

"hmm... Dia hanyalah anak anak, dimasa depan nanti akan kutunjukkan langit sesungguhnya kepada dia" jawab Ellen

Westcott pun keluar dari dalam ruangan diiringi dengan senyum tipis diwajahnya

'sepertinya tujuanku akan menjadi semakin mudah dengan adanya 2 orang itu'

'akan kuberikan monster yang kau inginkan sejak dulu Elliot'

- To Be Continued