webnovel

Date A Live: The Execution Spirits

seorang pemuda lelaki korban kecelakaan disebuah jembatan membuat dirinya tereinkarnasi kembali, bukan ke dunia fantasi seperti yang dia inginkan melainkan kedunia Date A Live dari Light Novel yang terakhir ia baca. setelah tereinkarnasi kembali, ia berada ditubuh seorang anak lelaki berumur 10 tahun dimana ia dirawat oleh seorang pendeta yang mengasuh panti asuhan juga, dan memiliki semua ingatan yang tubuh ini miliki. Diingatan tersebut dirinya terkapar lemas dan darah membanjiri wajahnya sampai ia melihat sesosok yang tak asing dimatanya, seorang gadis berkuncir 2 dengan mata merah menyala dan mata kuning berbentuk jam sedang menginjak jasad ibunya, demi menghormati pemilik tubuh yang ia miliki saat ini, dirinya akan menghalalkan segala cara demi melampiaskan dendam yang dimiliki oleh tubuh asli orang ini.

Nara_Ryuko · Anime & Comics
Not enough ratings
38 Chs

Chapter 28 Inverse II

Angin terus berhembus membuat rambutnya terus berkibar tak karuang. Ketika sampai dilantai tempat kamarnya berada, Jester pun langsung melompat menuju kaca dilantai tersebut dan membuat Banderscath yang membawanya ikut hancur karena tekanan kaki yang dikuatkan oleh sirkuit sihirnya.

"ok sekarang waktunya ke kamarku "

Ia segera berjalan dikoridor mencari kamar yang ia tinggali. Tak lama kemudian ia akhirnya menemukannya lalu ia pun masuk kedalam ruangan tersebut dan segera pergi menuju kamar mandi.

Tak lama setelahnya, ia keluar dengan rambut berwarna putih meskipun warnanya akan pudar jika terkena air.

"baiklah... Mari kita mulai panggung pembukaan untuk mereka. "

Ketika ia hendak memegang gagang pintunya terdengar suara ocehan seorang perempuan dan pria yang tak asing sekali ditelinganya

" Bodoh! Bodoh! Bodoh! Padahal dengan kau setuju dan terima tawaranku Tohka bisa selamat"

"dan dia akan menjadi bonekamu begitu? Aku tidak akan buang mentah mentah tawaranmu itu"

Setelah mendengarnya, Jester yang berada dibalik ruangan yang telah mereka lewati langsung menggaruk garuk kepalanya "waduh... Lewat sini rupanya mereka. Sepertinya sistem lift sudah dirusak." ujarnya.

Merasa suara langkah kaki, serta hawa keberadaannya sudah menjauh dari mereka berdua, Jester segera membuka pintu tersebut dan meninggalkan sebuah surat yang ia simpan didalam lemari es kecil dikamarnya.

***

Sedangkan itu Shido yang masih bersama Miku terus berjalan meskipun tidak ada obrolan yang menarik sama sekali, bukan karena canggung tapi karena Shido sendiri yang tidak mau meladeninya mengingat Oberon sudah memberikan kepercayaan pada dirinya untuk menyelamatkan Tohka seorang.

"jika memang kau sebenci itu pada lelaki? Mengapa kau mau membantuku menyelamatkan Tohka? " tanyanya kepada Miku

Disini Shido mencoba kembali membuka obrolan dengan Miku dan berharap persentase sukanya pada dirinya naik agar bisa ia dapat menyegelnya.

"Hmm! Jangan pede dulu ya. Aku hanya penasaran kepada boneka bonekaku yang imut itu, mengatakan jikalau kau itu berbeda dari para lelaki yang lain. Jadi..."

Miku pun langsung mendahuluinya dan membelakangi Shido sembari berkata " aku akan buktikan jikalau kau itu sama saja dengan semua pria yang ada didunia ini"

Shido setelah mendengar perkataan itu pun menghela napas panjang " haaahhhh... Harusnya aku minta bantuan pada Oberon saja" ucapnya sembari menatap langit langit dengan wajah memelasnya

"Hei! Kau mendengarkanku tidak!!? Teriak Miku

Sedangkan itu Jester yang dari tadi mendengarkan mereka semua kini bersembunyi dibalik dinding koridor

"maaf saja ya. Jika aku menemanimu kau tidak akan bisa menyegel Miku ya meskipun Canon Event itu tidak akan bisa dihindarkan juga" ujarnya

Ketika ia berbalik kembali mereka sudah tidak ada sama sekali

"oke langsung saja ke lantai atas kalau begitu."

Ia melanjutkan jalannya lagi menuju jalan darurat dan diikuti dengan Jester yang selalu menjaga jarak 20 meter dari mereka berdua baik dikoridar maupun dilantai darurat.

***

30 menit telah berlalu

"kurasa yang ini pintu masuknya. Miku bisa buka'kan? "

"tanpa menyuruhku pun aku memang mau membukanya" jawab Miku dengan nada kesel

Jester kini bersandar disamping dinding 5 meter dari mereka sesaat mereka mulai masuk ia berjalan dengan tenang tanpa membunyikan suara sama sekali seperti layaknya hantu.

"Tohka!! "

Teriakan Shido terdengar sangat jelas sampai Tohka yang tertidur karena kekuatannya yang terus menerus ditekan oleh territory milik Ellen sampai terbangun

"Shido!! "

Ketika hendak mendekatinya, terdapat kaca tebal transparan yang membatasi mereka berdua

"wah wah... Sepertinya pangeran kita sudah datang" ucap pria disamping Tohka

"kau!? Siapa kau sebenarnya "

Ia pun mulai memperkenalkan diri kepada Shido yang berada disisi lain kaca

"perkenalkan namaku adalah Isaac Westcott"

"Westcott.... "

"ketua sekaligus pemimpin dari departemen D.E.M"

Shido pun terdiam setelah mendengar perkataannya disaat yang bersamaan, Westcott juga melihat Sandalphone sebuah senjata yang seharusnya milik Tohka dan ia pun langsung tertawa sembari menutup seluruh wajahnya kecuali mata.

" Ahaha... Ahahahaha..!! Aku tidak bisa mempercayainya. Ada seseorang yang bisa menampung kekuatan sebuah Spirits."

"kau!... Cepat lepaskan dia!! " teriak Shido

"oh tentu saja... Tidak mungkin aku tidak memberikan sebuah hadiah karena telah sampai diatas menara milikku"

Ikatan besi yang mengunci tangan serta kakinya terlepas dan tanpa waktu lama, Tohka segera berlari mendekati Shido yang berada disisi lain kaca tersebut.

Shido pun mengayunkan pedang tersebut kepada kaca tetapi tidak terjadi apa apa sama sekali

"sial!! "

***

Sementara itu Miku hanya menonton saja tidak membantu Shido sama sekali karena tujuan ia kemari hanyalah untuk melihat Shido bukan membantunya.

Sampai disuatu saat ketika dirinya mencoba menggunakan shockwave seperti yang ia lakukan dilantai 1 terdengar suara dibelakangnya yang berbisik

"Halo Itsuka Shido, kau mau Donat? "

Srroottt!!!....

Sebuah tusukan tangan menembus Jantung miliknya terlihat dari tangan yang keluar dari dada kirinya.

"Buakhh! "

Ketika melirik disampingnya tubuh Miku bergetar bukan main seakan akan ada sesosok iblis yang datang untuk menagih sebuah janji kepada dirinya

Ia langsung mencabut kembali tangannya lalu membiarkan Shido jatuh tersungkur dilantai.

"Shido!! "

Tohka yang menyaksikan itu langsung berteriak begitu keras melihat orang yang dicintainya langsung jatuh dilantai setelah ditusuk dibagian jantungnya.

"kukira siapa rupanya sang Jester sudah naik ke atas panggung kerajaan" ucap westcott dengan senyum sinis dan tatapan dinginnya.

"ya... Anggap saja ini balasan karena sudah memperlakukan pelawak dikerajaan dengan begitu rendah." ujar Jester.

Ia pun segera melirik sesaat Miku yang berada disamping dan kembali fokus pada misi utamanya.

Lalu pun jongkok disamping Shido

"oi aku tau menusuk jantungmu itu tidak akan membuatmu mati karena kekuatan dari Ifrit... Tapi bagaimana jika kepalamu yang dipenggal? Aku penasaran, apakah kepalanya tumbuh lagi atau justru menjadi dua seperti Hydra? "

Mendengar pancingan dari Jester Westcott pun mengikuti alur yang dimainkan "ya... Aku juga penasaran, kebetulan ada 2 Spirits juga disini mereka pasti merasakan rasa penasaran yang sama seperti kita bukan?"

"baiklah... Karena aku juga mau melihatnya juga... "

Ia segera kembali berdiri lalu mundur beberapa langkah " bisa lakukan itu untuk kami berempat Ellen? Kau juga punya personal dengan dia juga bukan? " ujar Jester dengan senyuman dibalik topengnya.

Ellen pun masuk dari balik bayangan dipintu masuk

"berhentilah memerintahku. Jika bukan karena Ike aku tidak mau melakukannya." jawabnya

Pedang lasernya ia keluarkan berdekatan dengan pipi Shido

"ugghhh... Tohka... Larilah! " ucap Shido yang masih merasakan sakit pada dadanya.

"apa yang kau katakan! Aku tidak akan meninggalkanmu" seruan Tohka.

Jester yang berada disana pun menguap terdengar dari suara dibalik topengnya

"hoaam... Drama mulu. Udah eksekusi aja sekarang "

Ellen pun langsung mengangkat tinggi pedangnya diatas disaat itu emosi Tohka terus bergejolak

"hentikan.. Kumohon hentikan..."

Pedang perlahan mulai diayunkan kebawah tepat ke leher Shido

"HENTIKANNn!!!...

Tatapan Tohka langsung menjadi kosong jiwanya seakan akan tertelan didalam sebuah kabut yang gelap dan muncul sebuah tangan besar hitam mengambil seluruh tubuhnya.

Listrik digedung tersebut langsung mati total dan sebuah gumpalan Kabut unguh kehitaman menyelimuti tubuh Tohka dan perlahan makin menyebar keseluruh area disekitarnya, bahkan sampai langit diatas gedung.

Shido yang sudah sembuh pun perlahan bangkit dan menyaksikan apa yang ia lihat sekarang ini

"apa itu... " tanyanya

"Inverse... Ketika sebuah Spirit yang masih memiliki rasa emosi manusiawi dan sudah berada dititik terendahnya karena semua yang dimiliki serta yang ingin dia lindungi menghilang dihadapannya. Energi negatif keluar secara paksa dari tubuh yang mengubah seluruh kepribadian serta kekuatannya. Itulah Inverse" ucap Jester yang menjelaskan itu kepada Shido.

"akhirnya... Inilah yang telah kutunggu tunggu!! " seruan Westcott

Ellen pun berjalan menghampiri Westcott sedangkan dirinya masih berada disisi Shido untuk berjaga jaga jika dia menyerang salah satu target yang masih tidak boleh dibunuh saat ini.

Kabut tersebut mulai hilang perlahan lahan dan penampilan Tohka pun terlihat begitu jelas. Dengan warna rambut yang lebih gelap. Dan Astral Dressnya yang berwarna ungu gelap serta ekspresinya yang begitu dingin menatap mereka semua.

"dimana aku...? " ujarnya

Dengan hati yang begitu senang, westcott pun segera menyambutnya dengan tutur kata yang sopan sampai sedikit tunduk untuk memberikan rasa hormat

"selamat datang di perusahaan D.E.M Princess" ucapnya dengan senyum sinis diwajahnya

"D.E.M ya... Aku belum pernah mendengarnya sama sekali. " jawab Tohka

"kalau begitu... Lakukan tugasmu sekarang Ellen" ucap Westcott

Ia pun mengiyakannya dengan menganggukan kepala dan langsung menerjang cepat kehadapannya.

Tohka yang menyadari akan hal itu langsung menghampit pedang laser milik Ellen hanya menggunakan 2 jari saja.

Melihat pedang tersebut dipegang olehnya ia segera terbang menjauh dan yang benar saja, Tohka langsung mengayunkan pedang ditangan kanannya kepada Ellen diudara.

Buushhh...

1 tebasannya saja langsung menciptakan sebuah shockwave yang cukup lebar membuat langit langit gedung diatasnya terbelah, membuat akses untuk keluar dari gedung tersebut jadi semakin mudah.

Ellen yang sempat menghindarinya pun segera kembali lagi ke sisi Westcott

"jadi bagaimana pendapatmu? " tanyanya

"ya... Dari data yang kulihat sekarang ini, tingkat Princess kali ini naik dari class B ke AAA"

Mendengarnya membuat Westcott cukup senang karena kekuatannya meningkat cukup drastis

"apa kau bisa mengalahkannya? " tanya Westcott melirik Ellen disampingnya

"ya tentu... Tidak ada yang bisa mengalahkan jika aku dalam kondisi yang baik" ujarnya sembari melihat sebuah luka tebasan dibagian perut kirinya yang berubah luka yang diberikan dari Mana yang pernah melawannya sebelum ia datang kesini.

"alah... Bilang saja Skill Issue luka gores doang dijadikan alasan " ucap provokasi Jester.

Ellen yang mendengarnya langsung menggertakan giginya karena kesal

"..."

"baiklah kurasa tak perlu berlama lama lagi. Ayo kita pergi sekarang Ellen"

"dimengerti. "

Territory mulai menyelimuti mereka berdua secara perlahan

"hei tunggu kau! " seruan Shido

Merasa terlupakan sesuatu, Westcott pun menyampaikan sebuah pesan "akan sangat disayangkan jikalau kau mati disini begitu cepat. Jester tolong bantu dia ya"

Hanya mendengarnya saja sudah membuat kupingnya panas sampai sampai ia melemparkan Azur Black Keynya kearah mereka, tetapi senjata itu terpental karena territory milik Ellen sudah dahulu menutupinya

"sampai berjumpa lagi Itsuka Shido..."

Mereka berdua pun langsung lenyap seakan akan melakukan teleportasi hanya dengan territory tersebut.

Kemudian pandangan Tohka pun langsung berpaling kepada mereka bertiga saat ini

"woy bocah, kudengar dengar kau sudah naik keatas sini dengan kekuatan Spirit itu ya? Boleh juga" tanya Jester kepada Shido yang berada disampingnya

"tcihh... Jangan sok akrab kau ya"

"ya kau beruntung karena kemampuanmu itu kau sudah tidak jadi donat lagi" balasnya

Ketika mereka berdua saling mengoceh Tohka pun langsung melepaskan serangan kearah mereka berdua

Wussshh...

Grrrtaakkk...

Tembok dibelakang mereka hancur sampai melewati gedung ini.

"kalian... Manusia sangat sangat meremehkanku.. " ucap Tohka dengan nada tinggi

Karena sifat mereka barusan yang membuat ia marah mau tidak mau harus tidak ada obrolan lagi terutama membicara formasi ataupun rencana kepada mereka berdua

"ya... Tadinya aku mau mengatur rencana dulu pada kalian bertiga " ucap Jester melirik mereka berdua yang kini sudah saling berdekatan kembali

"tapi sepertinya kuberitahu sekalipun kalian tetap tidak mau mendengar"

Buussshhh!...

Melesat dengan begitu cepat kini dirinya berada dihadapan Tohka dan langsung melancarkan tinju ke arah kepalanya.

Ia yang tahu akan hal itu, langsung mencoba menahannya dengan menangkap pukulan tersebut tetap

Plak...

'tidak mungkin padahal dia seorang manusia... '

Tangannya justru terpental kebelakang dan dalam waktu singkat Jester memutar tubuhnya 360° dan melakukan tendangan kepada kepalanya.

Bughh...

Buushhh...

Kepalanya terbentur ke tembok sampai hancur, tetapi dirinya masih bisa berdiri walaupun tetap merasakan sakit dikepalanya.

"kutanya kembali, siapa yang meremehkan sekarang?..."

Bukannya merasa kesal, Tohka justru tersenyum karena terkesan dengan kemampuannya yang jauh lebih kuat ketimbang gadis yang menyerang dirinya beberapa waktu yang lalu.

"hmm... Aku terkesan, aku ubah kembali pemikiranku sebelumnya. Kau siapa namamu?" tanya Tohka

Jester pun membungkuk layaknya seorang pangeran dan terus menatap Tohka "codename: Jester, sudah waktunya menjatuhkan Tuan putri tempat tidurnya"

Keduanya saling melesat dan langsung mengadu serangannya masing masing, Jester dengan 3 Azur Black Key ditangan kiri dan Tohka dengan Nahema miliknya.

Keduanya saling bertatap tatapan seakan akan sebuah rival abadi. Shido beserta Miku hanya bisa diam melihat pertempuran tersebut.

"oi apa yang kita lakukan sekarang Miku? " tanya Shido

"tidak tau! Aku tidak tau!! Apa kau tidak lihat pergerakan mereka barusan? " tanya kembali dengan nada tinggi

"ya aku tapi memang kita mau diam saja. "

Tohka pun terpental tepat diatas mereka, kemudian ia langsung menumpuh kakinya pada dinding serta bersiap untuk melesat lagi untuk kembali meladeni Jester

"Boleh juga kau badut!! "

Melihat Tohka yang berada didekatnya, ia langsung berteriak memanggil namanya "Tohka!! Sudah cukup, ayo kita kembali pulang ke rumah! "

Ia pun perlahan mendarat dilantai dan mendengar nama tersebut yang keluar dari mulut pria tersebut.

"Tohka..."

Dalam sekejap kepalanya langsung merasakan sakit yang luar biasa hanya mendengar ataupun menyebut nama itu saja.

Lalu ia pun segera melukai telapak tangannya sendiri dengan pedang Nahema milkknya.

"sialan !! Trik macam apa yang kau lakukan padaku!! "

Ayunan pedangnya langsung diarahkan kepada Shido dan ketika sudah mendekat, Miku pun langsung menggunakan kekuatan suaranya sebagai perisai

"AAAAaaaa.... "

Seketika Shido pun melirik kesampingnya

"Miku?! "

"hahhh... Kau memang tak bisa diandalkan sama sekali ya Shido" keluhan Miku melihat Shido tidak berbuat sesuatu.

"habisnya aku tidak punya ide sama sekali! Ditambah kau lupa jika ada orang itu disini" ujarnya sembari menunjuk Jester yang berada di belakang mereka.

"oi oi... Gak tau terima kasih sudah ditolong ya, bagaimana jika kau coba saja menyegel dia lagi. Bukannya kau melakukan penyegelan kepada semua Spirits dengan cara itu? " saran Jester kepada

Shido pun mulai berdiri tegak kembali bersamaan dengan Jester yang datang menghampirinya.

"baiklah, jika memang itu satu satunya cara. Karena sumpahmu untuk menyelamatkan Tohka kali ini aku akan memberikan kesempatan padamu"

"Gabril: Rondo"

Ia pun memutar tubuhnya 360° lalu mengetuk lantai dengan ketukan dari kakinya.

Secara tiba tiba muncul sebuah pipa pipa besi dihadapannya beserta disekitaran Tohka untuk menyalurkan sebuah suara dari mulut Miku.

Miku pun menarik napas panjang lalu mulai mengeluarkan suaranya "haaaa..... HAAAAaaaaa..."

Gelombang suara keluar dari setiap pipa pipa besi tersebut dan gelombang itu mengikat seluruh tubuh Tohka membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.

"apa apaan ini... " ucapnya dengan nada datar

Jester pun tersenyum tipis dibalik topengnya "sepertinya berhasil" ujarnya

Tohka melihat sekelilingnya dan sadar akan dirinya tidak bisa bergerak karena gelombang suara yang disalurkan dari mulut Miku, Tohka kemudian terus memaksa tubuhnya untuk menggerak dan menggenggam kedua pedangnya

"akan kubuat kau diam..."

Secara tiba tiba suara dari Miku mulai melemah dan tidak bisa mengeluarkan sebuah suara lagi yang membuat ikatan dari Tohka menghilang.

"sudah beraninya kalian menipuku dengan menyebut nama itu... Baiklah kalau begitu akan kuhancurkan kalian semua"

Tohka pun terbang tinggi keluar dari area dalam gedung. Ia pun mengangkat pedang tersebut kelangit dan tiba tiba kabut sebelumnya muncul mengitari dirinya sebagai pusat, lalu munculah sebuah kursi singgasana berwarna abu abu yang perlahan hancur menjadi berkeping keping dan menyatu dengan pedang Nahema miliknya.

"dengan Paverschlev milikku"

"Paverschlev... " ujar Shido

"paver apa tadi? Nama senjatanya alay bener" ujar Jester yang mencoba memprovokasinya

"baiklah kalau begitu manusia... Kaulah yang pertama kalian yang akan mencobanya" ucap Tohka yang mengarahkan ujung pedangnya kepada Jester disisi kiri Shido

"maaf dah kenyang, siapa juga yang mau jadi kelinci percobaan"

Ia pun tersenyum tipis setelah mendengarnya dan segera mengangkat tinggi pedangnya yang perlahan mulai diselimuti aura kegelapan

"kita lihat apa kau bisa mulutmu masih bisa bicara setelah kubungkam dengan pedang ini"

'hahhh... Pokoknya setelah lolos ini aku akan minta orang itu untuk memberikanku sebuah kompensasi setelah ini' ujar Jester dalam hati.

Ketika hendak mengayunkannya, muncul sebuah semburan es dari sisi kanannya

Buusshhh!!...

Tohka yang menyadarinya pun menahannya dengan tangan kirinya.

"apa yang kamu lakukan kak Tohka" ucap Yoshino yang cukup khawatir melihat kondisi Tohka yang tidak seperti biasanya.

"tciihh... Mengganggu! "

Hanya dengan mendorong tangannya ke Yoshino, menciptakan sebuah angin dan membuat Yoshino terpental

"ahhh... "

Sedangkan itu dirinya yang melihat keadaan seperti itu, ia menyimpulkan jika kekuatan dari pengaruh Miku telah lenyap setelah apa yang dilakukan Tohka sebelumnya.

"sekarang bersiaplah untuk lenyap dari dunia ini! "

Seketika Miku pun langsung memeluk Shido dan membelakangi Tohka karena ia sudah merasa tanggung jawab dan janji dia untuk menyelamatkan Tohka bukanlah bualan semata. Jadi ia berniat untuk melindungi Shido

Ia yang merasakan perasaan itu dari Miku pun segera menurunkan tangan Miku dari dirinya

"kau tidak perlu khawatir, aku hanya ingin menyelamatkan tuan putri saja"

Seketika Ia pun berjalan memdekati Tohka yang kini berada diatas langit gedung tempat mereka berdiri.

"Tohka!! " teriak Shido

Fokusnya dari yang ke Jester kini berubah kepada Shido yang perlahan membuat kepalanya kembali pusing kembali

"ngghh... "

Ia langsung menggelengkan untuk mengembalikan fokusnya kepada Shido

"penipu! "

Ia kembali lagi mengumpulkan aura kegelapan pada pedang sekali lagi karena sempat diganggu oleh Yoshino

"Nahema!... Paverschlev...!!" teriaknya

Pedang diayunkan dan menciptakan sebuah shocwave besar berwarna unga kehitaman. Ayunannya menyapu bersih apapun yang ada dihadapannya sampai pertarungan clone Kurumi dan Banderscath ikut lenyap mengenai serangan tersebut yang tebasannya sampai membuat sebuah lembah kecil ditengah tengah pusat kota.

Miku yang sempat memejamkan mata kini melihat sebuah kehancuran kota dan tidak ada siapapun yang tersisa.

Ditengah tengah pertempuran itu, Tohka pun tertawa puas akan hasil yang ia berikan kepada mereka.

"ahahahaha!! Rasakanlah itu dasar manusia manusia penipu"

"hee... Kau puas sekali ya, tetapi sepertinya kau melupakan sesuatu " ujar Kaguya.

Ketika ia melihat diarah mana suara itu berasal, ia melihat Kaguya beserta Yuzuru menggendong Shido dengan kemampuan Spirit yang berupa element angin.

Mereka berdua pun segera mendekatkan posisi Shido yang kini sedang melayang di udara dengan Tohka

"yo... Tohka aku datang"

"kau... Bagaimana... " ucapnya dengan ekspresi terkejut.

"oh ya hampir lupa"

Dalam sesaat, Shido pun membuang Sandalphone yang perlahan memudar

"maaf ya jika aku tidak sopan, sudah waktunya putri tidur harus diberikan ciuman untuk membangunkannya"

"ciuman katamu-"

Dalam sekejap ia langsung menempelkan bibirnya dan menatap mata Tohka dengan begitu dalam.

***

Sementara itu Jesteryang kini sudah kembali menjadi Oberon karena rambutnya terkena air pipa didalam gedung beserta topengnya yang sudah jatuh ntah dimana sedang berpegangan pada besi bangunan dibawah mereka.

"nasib NPC gini amat dah... "

Ia melirik kesamping dan cahaya matahari menyinari kegelapan hari ini...

Oberon pun tersenyum karena akhirnya ending dari arc Inverse ini sudah berakhir, dan akan memasuki Arc Mayuri sampai senyum tersebut hilang karena besi tersebut mulai bergerak kebawah

"Woaahh!! Help!!... Somebody Helpp!!! " teriak Oberon

Mendengar suara teriakan tak asing tersebut ia segera mendekati asalnya dan yang tak lain dan tak bukan adalah Oberon yang sedang bergelantungan pada sebuah besi.

"akhirnya ada yang dengar juga. Ayo bantuin dong, udah keram tau 10 menit gelantungan disini"

"tunggu sebentar biar kubantu-"

Shido dengan sigap langsung membungkukan, dan saat hendak mengulurkan tangannya.

"sebaiknya itu tidak perlu nii-sama" ujarnya kini berada disamping Shido

"Ma- Mana... Kamu tidak apa apa? " tanya Shido

Lalu ia pun membalasnya dengan senyum kecut diwajahnya "ya seharusnya jika seandainya orang ini tidak menyuruhku menjalankan tugas darinya"

Sedangkan itu Oberon didalam hatinya malah kaget bukan main 'Woilah cik di animenya tidak begitu'

"jadi gimana rasanya diambang kematian begitu hmm... " ujar Mana dengan senyuman lebar yang tertuju kepada Oberon

"yaelah setidaknya lancar'kan? Sisi baiknya kau pun bisa masih hidup sampai sekarang'kan? " jawab Oberon

"ah ya... Itu benar, kalo begitu ayo kita tinggalkan saja dia, kita masih ada sesuatu yang harus kita urus bukan? " tanya Mana kepada yang lainnya

"benar juga soal kejadian kemarin!"

Semuanya segera bergegas terbang menjauh dari sana dan meninggalkan Oberon seorang diri ditambah hampir semua Spirit tidak begitu menyukainya kecuali Tohka dan Yoshino tapi karena paksaan dari Kaguya beserta Yuzuru dan juga Mana akhirnya mereka tidak sempat menolongnya sama sekali dan membiarkan mereka meninggalkan ia seorang diri

'ya... Oke kalo gitu mau kalian, sejujurnya aku tidak begitu menyukai cara ini. Awalnya kukira setelah kejadian ini aku akan memihak kalian karena aku tidak terlalu menyukai disisi D.E.M yang selalu memanfaatkanku'

Kemudian ia memegang kedua besi tersebut lalu mengayun ayunkan tubuhnya kedepan belakang dan mendarat dilantai bawahnya

'karena kalian yang mulai menyalakan sumbu api itu, biarkan aku yang menuangkan bensin kepada kalian'

-To Be Continued-