webnovel

Dark Marriage

Aira, terbangun dari tidur panjangnya setelah ia jatuh dari jurang. Ia, tak mengerti akan apa yang terjadi ketika ia membuka matanya ia terbangun mengenakan gaun pengantin. Namun, bukan itu yang membuat dirinya merasa bingung, yang membuat dirinya merasa bingung adalah jika ia harus menikah di balik konspirasi. Lantas, konspirasi apa yang akan dilakukan oleh Aira, dengan menggantikan posisi Helena?

Meliana_Ahmad · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

Bukan Diriku

Perlahan, Aira membuka matanya menatap kesekeliling. sesaat ia menarik nafas pelan sembari menatap cahaya matahari yang tampak masuk ke sela sela jendela.

"Helena, apa kau baik baik saja?" ujar seseorang, tampak begitu sinis sesaat membuat Aira mendecih pelan dalam hati. Ahhh..., inilah yang saat yang ini ada dalam hatinya entah sejak kapan ia berada di tempat yang asing ini yang menyebut nama tempat ini sebagai kerajaan para permaisuri raja agung Indra, pemimpin kerajaan Avantazia, dan sejak kapan pula namanya berubah menjadi Helena?

"Helena, apa kau tidak mendengar diriku?" Bentak, perempuan itu dengan wajah yang tampak begitu angkuh.

"Cih, apa kau berpikir aku ini Tuli?" ujar Aira, sesaat menatap tajam perempuan itu bukan rasa takut yang ia dapatkan dari perempuan itu, melainkan sebuah rasa tamparan yang ia dapat dari perempuan itu.

"Aku adalah, ratu di Kerajaan ini. Kau, hanya putri seorang gudik yang beruntung!"

"Apa, aku peduli jika kau seorang ratu begitu hah..., Aku, bukan putri seorang gudik, aku ini seorang putri pengusaha dan berhentilah memanggil diriku dengan nama bodoh itu, dan panggil aku Aira!" ujar Aira, dengan suara tampak meninggi sesaat membuat perempuan paruh baya itu, tertawa ringan.

"Kau, hanya putri seorang gudik jangan menganggap dirimu hebat. Aku, masih berbaik hati setelah kau mencoba menghabisi nyawamu sendiri!"

"Jangan, menganggap dirimu sedang mengalami hilang ingatan. Karena, itu tidak akan mengubah keputusanku dengan Yang mulai!" ujar perempuan paruh baya itu yang telah menyebut dirinya sebagai seorang ratu, sebelum akhirnya memanggil beberapa pelayan dan pergi begitu saja.

"Tunggu, saja apa yang akan aku lakukan padamu. Sudah, kukatakan aku bukan Helena aku Aira!" teriak Aira, dengan suara tampak begitu kesal emosi, menatap perempuan angkuh itu. Sebelum, akhirnya ia merasakan dirinya ditarik begitu saja oleh para pelayan untuk masuk kedalam sebuah Jakuzi.

**

Sesaat, Aira tampak terpanah dengan penampilannya saat ini sesaat ketika ia menatap pantulan dirinya di depan kaca. Sesaat, ia melirik salah seorang pelayan yang tengah memasang sebuah Tiara di atas kepalanya.

"Kau pelayan disini?" ujar, Aira sesaat membuat pelayan itu mengangguk pelan sebelum akhirnya duduk di lantai dan meraih tangannya. Sesaat, ia tampak diam menatap pekerjaan pelayan tersebut yang saat ini tengah mewarnai kukunya dengan pewarna kuku warna merah.

"Sebenarnya tempat apa ini, dan kenapa aku harus mengenakan baju seperti ini?"

"Maaf, tuan putri Helena saya sebagai seorang pelayan tidak bisa mengatakan apapun pada Nona. Sebentar, lagi nona akan menikah dengan pangeran Edward dari kerajaan Naveen," ujar pelayan tersebut, sesaat membuat Helena langsung berdiri terkejut menatap tajam pelayan tersebut.

"Omong kosong apa yang kau katakan, kenapa aku harus menikah. Dan, berhenti memanggil diriku, dengan sebutan Helena!" ujar Aira, sesaat sebelum akhirnya ia merasakan pintu kamarnya terbuka.

"Ada apa ini, dan kau putri gudik kenapa kau berteriak dan tidak segera turun?"

"Maaf, Yang mulai Ratu Seleva, Nona Helena sudah siap!" ujar pelayan, tersebut sesaat membuat perempuan paruh baya angkuh tersebut mengangguk pelan dan segera menyuruh pelayan tersenyum untuk pergi dari hadapannya dengan sebuah tatapan mata memerintah.

"Sudah, aku bilang berhenti memanggil diriku dengan panggilan bodoh itu!" ujar Aira, sesaat membuat Yang Mulai Ratu Seleva menatap tajam Aira, dan tentu hal itu tidak berpengaruh apapun terhadap Aira sebelum akhirnya ia merasakan tamparan kembali dari perempuan itu untuk kedua kalinya.

"Aku, tidak ingin membuat diriku merasa dipermalukan, akan sangat disayangkan sekali putri seorang gudik seperti dirimu yang beruntung akan menikah dengan seorang pangeran, mengalami luka tamparan untuk kedua kalinya!"

"Aku, tidak ingin menikah. ini bukan diriku, dan berhentilah mengganggap diriku sebagai Helena!" sesaat Yang Mulai Ratu Seleva tersenyum sinis, menepuk pelan pipi Aira yang saat ini tampak memerah.

"Aku, tidak peduli. Sekarang, ayo ikut aku dan tutup mulutmu itu!" ujar Ratu Seleva, sebelum akhirnya menarik tangan Aira.

**