Melihat gelagat yang kurang menyenangkan , Ririe berinisiatif, "Kamu mau ada urusan yaa ?kalo gitu turunin aku di mall di Simpang Lima aja yaa? ada yang mau aku beli disana," pintanya.
"Oooh gitu yaa...nanti kamu pulangnya bagaimana ?"
"Bisa. Aku naik taksi, angkot juga bisa sekali-sekali."
"Okee." Ardi menjawab singkat sambil menganggukan kepalanya.
Tidak banyak percakapan selama perjalanan dari kampus ke mall, Ririe menyadari ada yang engga beres dengan hubungannya tapi dia pun untuk sementara ini mendiamkannya saja.
Turun dari mobil dan masuk ke mall , ia merasakan kehilangan sesuatu, sesuatu yang akrab , menyenangkan hatinya diperlakukan layaknya seorang ratu olehnya. Hilang senyum tulus dan sapaannya yang membangkitkan harapan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengannya.
Huuh...ia pun menghembuskan nafasnya dengan cepat.
Ia berjalan memasuki mall dan menaiki eskalator mencari sudut tempat dimana ia pernah dengan Hasann duduk berdua saling berpandangan...naaah itu dia, dalam hatinya senang.
Ia pun duduk memesan segelas lemon tea hangat. Sementara menunggu pesanan datang Ririe membuka ponselnya dan mendapati pesan yang masuk dari Hasann.
Hm...ia pun tersenyum.
Ririe :"San..."
Hasann :"Ya Rie... baru selesai ngajar di kelas 6 B nih, sebentar lanjut di 6C. Kayaknya aku mau mengajukan buat ngajar juga di klas 9 nih ke ibu Hermin. Semoga aja dikasih kesempatan , lumayan juga buat nambah-nambah nih. Bagaimana kabarnya ?"
Ririe :"Aku baru selesai ujiannya tadi, coba tebak ada dimana aku sekarang ?"
Hasann :"Hmm...dimana yaaa ? di kantin kampus dengan segelas yoghurt ?"
Ririe :"Hehehehe...salah."
Hasann :"Dimana dong, ? coba kamu fotoin Rie"
Ririe pun berdiri dan melangkah kedekat kasir dan mengambil gambar 2 kursi dan meja bundarnya dengan ponselnya dan dia segera mengirimkannya.
Dia diam sambil menunggu reaksi dari Hasann, sambil bertanya-tanya apakah masih ingat dengan lokasi itu.
Hasann :"Haahahaha...masa kamu ada disana Rie? Sama siapa?"
Dia kaget campur senang melihat foto yang dikirimkannya dan tanpa harus ditanya rupanya Hasann masih ingat betul . Jelas Hasann ingat betul, karena ia pun terkesan waktu berada disana.
Ririe : "Aku sendirian , mau kemari San...?"
Hasann : "Aaaah !"
Ririe mendadak kangen berat berdua bersama Hasann.
Tapi sejenak kemudian Hasann kembali mengirimkan pesan.
Hasann : "Setelah Ulangan Umum nanti ya ! sekola ada libur 2 minggu. Nanti aku main ke Semarang. Tapi aku mau tidur dimana yaa ? paling-paling pulang hari lagi."
Ririe : "Capek doong ...engga usah deh San...nanti aja lagi ya ? kasihan kamunya."
Hasann : "Ooh ya sudah . Asal kamu baik-baik aja disana ya Rie."
Ririe : "Okee !"
Engga ada kegiatan kuliah selama menunggu hasil ujian keluar, dan setelah hasil keluarpun ada jeda waktu untuk kuliah semester berikutnya. Jadi praktis Ririe mendapatkan liburan cukup panjang.
"Bu...kalo liburan semester ini Ririe ke Bandung boleh yaaa ?"
"Ooh...? memangnya libur berapa lama Rie?"
"Libur semester ini bisa 2 sampai 4 minggu Bu...kalo boleh Ririe mau ke Bandung ya bu...ketemu teman-teman disana ? katanya merayu ibunya.
Ibunya agak biingung dengan rencana liburan anaknya ini, bukankah ia sedang menjalin cinta dengan Ardi yang ganteng itu ? kenapa sekarang tiba-tiba mau ke Bandung ? ketemu dengan teman-temannya, dan pasti ketemuan dengan Hasann juga disana, pikirnya.
"Mau tidur dimana nanti di Bandung Rie, ? kamu coba tanya bapak deh yaa,"katanya agak ragu.
"Kalo kebetulan ada kamar kosong , Ririe bisa sewa kamar di tempat kost yang dulu bu,"katanya sedikit menerangkan.
"Iyaaa...coba bicarakan sama bapak deh ya," katanya sambil pikirannya melayang kesana kemari. Ada apa rupanya dengan anak ini?
Malamnya,Ririe yang ada dikamarnya sedang berdiri didepan lemari bajunya , memilih-milih pakaian untuk dimasukan kedalam tas kopernya. Sebagian dia tumpuk disebelah kanan dan kiri ranjang tidurnya.
Tiba-tiba pintunya terbuka perlahan dan tampak ibunya berdiri di ambang pintu, sebentar ia memperhatikan anaknya yang sedang menyusun pakaiannya kembali di lemari, perlahan ia masuk dan duduk dikursi samping ranjang
"Beneran mau ke Bandung Rie? Kapan ? naik apa?" tanyanya.
"Hehehe...bapak udah ijinin bu, katanya gembira. Hari Selasa kayaknya nanti Ririe ke Bandungnya ya Buu? Naik kereta api aja, santai."
"Tempat kosnya sudah dihubungi Rie ? ada kamar kosong engga?"
"Sudah bu...ada ! hehehe,katanya dengan sumringah sekali. Tadi saya hubungi ibu pemilik kosan, ada satu kamar kebetulan lagi kosong, dan bisa Ririe sewa bayar harian."
"Ooh bisa gitu yaa ?"
"Iya kan Ririe engga sampai satu bulan Bu... ." Ririe langsung diam dan menatap ibunya. Ia pun merentangkan kedua tangannya sambil mendekati dan memeluk ibunya yang masih duduk.
"Jangan khawatir ya Buu...Ririe bisa jaga diri. Ririe cuma rindu sama suasana kota Bandung sama makanan dan teman-teman disana hehehe," katanya menatap sendu wajah ibunya, kemudian ia mencium pipi kiri dan kanannya.
Ibunya masih duduk dan memperhatikan anaknya. Tubuhnya yang langsing sedikit kurus, rambut agak ikal sebahu ,lesung pipitnya ,semangat belajarnya, cintanya , mengingatkan akan masa remajanya dulu.
Sejenak kemudian ,ibunya berdiri dari duduknya ,"Iya ibu percaya, sama Ririe," sambil membalas pelukannya tadi dan mengelus-elus kepalanya perlahan.
Ririe anak pintar dia langsung tau kalau orang tuanya mengerti keinginannya tanpa harus banyak bercerita.