Byanca menghela napas kasar.
"Ayo, Hendra," ucapnya berjalan meninggalkan ruangan tengah.
"Baik, Nona."
Sampai Byanca meninggalkan rumah bernuansa putih tersebut, tidak sekalipun Devan menoleh ke arah pintu.
Anna yang sudah selesai membersihkan peralatan yang ia pakai selama seharian ini, kini menjadi bingung. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi.
'Apakah aku pulang saja?'
'Tapi, bagaimana jika Naila dan Dave melihat lebam di wajahku?' Anna bergelut dengan pikirannya sendiri. Jika saja kondisinya baik-baik saja seperti biasanya, mungkin ia tidak perlu bingung seperti ini.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pulang, Anna akan berpura-pura terkena flu saja agar Naila tidak akan curiga jika ia mengenakan masker.
Ya, hanya itu satu-satunya cara yang ada dalam pikirannya saat ini, sedangkan luka melepuh pada pahanya, mungkin ia bisa menahannya. Sebab tinggal di rumah ini ketika ia tidak melakukan apa-apa lagi merupakan sesuatu yang kurang baik, apalagi Nona Byanca sudah pergi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com