Suasana kantin yang sebelum nya damai dengan setiap murid yang mengobrol sembari menikmati makanan nya, kini berubah rusuh akibat kedatangan dua orang gadis yang berjalan beriringan menuju salah satu meja kosong tepat di pojok kantin.
bisik bisik terdengar memuji kecantikan mereka, namun tak sedikit juga yang mencemooh dengan mulut mencebik.
Dua gadis tadi tak menghiraukan, mereka bahkan masih asyik mengobrol sebelum akhirnya memutuskan untuk memesan makanan sendiri sendiri.
Awal nya Kristal menawarkan diri untuk memesan, namun Daisy menolak karna masih ingin melihat menu makanan disana.
perutnya cukup pemilih dalam hal makanan, jadi Daisy tak ingin mengambil resiko sakit dan berakhir kembali ke kehidupan nya semula.
Yah.. Dua gadis tadi Daisy dan Kristal, Kristal sang murid baru yang sudah menjadi perhatian dari awal masa Orientasi, kini berteman dengan Daisy, gadis yang juga sama sama memiliki pesona kuat terhadap kaum Adam.
Daisy baru mengetahui jika Kristal adalah adik kelas nya, tinggi nya dan Kristal yang hampir sama membuat Daisy mengira jika mereka satu kelas namun berbeda ruangan.
Puas melihat lihat Daisy menjatuhkan pilihan makanan nya pada menu yang belum pernah ia rasakan, Mie ayam.
Daisy hanya tau rupanya saat salah satu maid di mansion nya memakan itu, namun saat Daisy hendak menyicipi, salah satu bodyguard nya datang dan melarang karna belum tentu makanan itu higienis.
namun di lihat dari bagaimana rupa makanan satu itu, Daisy yakin jika perut nya akan aman aman saja.
kembali ke tempat duduknya dengan senyum tipis nya yang tak menyusut karna mencium aroma sedap dari makanan yang ia bawa, Daisy menemukan Kristal yang sudah duduk dengan semangkuk bakso di depan nya, tak luput sebotol minuman berperisa jeruk yang sudah tinggal setengah.
"Lama banget sih.. lumutan tau nunggu nya" Daisy terkekeh kecil mendengar gerutuan Kristal, gadis itu pasti menunggu nya dulu agar bisa makan bersama.
"Ya maaf, kan udah di bilang mau liat liat dulu" Jawab Daisy sembari membuka bungkus sumpit kayu nya.
"Liat liat gak bikin perut kenyang Kar" Daisy mencebik, namun ia memilih tak menjawab karna melihat Kristal juga sudah menikmati Bakso nya.
Dalam keluarga Dexton, ia di biasakan agar tak berbicara selama makan, dan itu sudah menjadi kebiasaan nya hingga kini.
begitu pun dengan Mommy dan Daddy nya, Mommy nya akan tetap pada tempatnya jika tengah makan meskipun Honey--kucing kesayangan nya itu mengendus dan mengeong di bawah kaki nya.
juga Axton, akan melakukan hal sama meskipun ada segunung pekerjaan yang menunggu nya tak memberikan nya istirahat.
Daisy bergumam nikmat saat lidah nya mulai menyicipi rasa Mie ayam di depan nya, Ia tak menyangka jika makanan yang bodyguard nya larang dulu akan terasa se-enak ini.
Ia bahkan menghabiskan Mie ayam itu dalam beberapa menit, tepat saat Kristal bersendawa pelan dan menutup mulut sembari terkekeh malu.
Tring..
Bunyi notifikasi pesan yang terdengar membuat Daisy menyudahi meneguk minuman nya, ia mengambil ponsel yang tadi di letakkan nya di meja tepat berdampingan dengan ponsel Kristal.
Om 1.
perhatikan apa yang anda lakukan nona, beruntung makanan disana aman, kalau tidak, jangan salahkan saya jika kehidupan nona yang dulu akan kembali.
Daisy meneguk ludah susah, manik nya mengedar melihat para penghuni kantin yang nampak kembali sibuk dengan urusan mereka masing masing.
Tak ada tanda tanda bodyguard nya disana, namun seakan memiliki indra ke enam, para bodyguard itu pasti akan tau dengan cepat apa yang ia lakukan.
Daisy tak heran, justru ia akan merasa aneh jika para bodyguard itu tak mengikuti nya, jangan tanya karna apa, Papy nya itu akan sangat berlebihan jika berurusan dengan nya apalagi Mommy nya.
Daisy memilih tak menjawab, lagi pula makanan disini aman, bodyguard nya sendiri yang mengatakan nya tadi, jadi.. tak apakan jika ia sesekali mencoba, ia bisa beralasan Lapar jika nanti Papy nya bertanya.
"Kenapa Kar? cari siapa?" Krisyal bertanya saat dirasa teman baru nya itu celingak celinguk seakan mencari seseorang.
"Gak papa, tadi kayak ada yang liatin aja" Kristal terkekeh mendengar itu, apa Daisy memang baru sadar sekarang? padahal Kristal sadar jika sedari tadi banyak yang melihat mereka Terpesona.
Bukan maksud sombong Guys, Kristal hanya sadar diri jika kecantikan nya dan Daisy tak bisa di anggap remeh, ah.. dan jangan lupakan status nya sekarang yang sudah tersebar luas.
"Lo aja kali yang kurang peka, dari awal kesini gue juga tau kalau kita jadi pusat perhatian kali" Daisy memutar bola mata malas
"Lo aja yang terlalu ke-pd an" Kristal mengibaskan tangan menyangkal, hendak membuka mulut namun di urungkan saat merasa kantin yang tadi nya lumayan berisik kini sepi senyap.
Daisy yang juga merasakan hal sama turut mengerutkan kening, kedua nya menengok pada pintu masuk dan menangkap lima orang lelaki yang tengah melangkah santai memasuki kantin.
Empat orang di belakang dan satu orang yang berada di posisi terdepan.
Arshaka.. lelaki itu dengan pesona nya berhasil membuat seluruh kantin memusatkan pandangan ke arah nya.
Daisy meneguk ludah susah, jika gadis lain menatap lelaki itu memuja maka berbeda dengan Daisy yang menatap lelaki itu dengan sorot tegang.
Kejadian di toilet tadi masih terngiang di otak nya, meskipun ia masih tak tau kenapa Arshaka tadi pergi begitu saja, namun ancaman lelaki itu tak bisa di hiraukan.
Jalan terbaik yang ia tau sekarang adalah menjauh dari apapun yang bersangkut pautan dengan Arshaka.
maka dari itu sedetik saat manik setajam elang itu terlihat bergulir menatap ke arahnya Daisy memilih membuang pandangan.
Tangan nya meremas erat rok seragam nya mengalihkan rasa takut bercampur gugup yang membuat keringat dingin membasahi telapak tangan nya.
Daisy fikir ia bisa tenang saat mencoba mengabaikan, namun yang terjadi benar benar di luar perkiraan saat ekor matanya melirik kembali dan menemukan para lelaki itu duduk tepat di samping meja mereka.
Daisy rasanya akan terbakar setelah ini karna merasakan tatapan menghunus seseorang tepat dari arah sampingnya.
tentu Daisy tak perlu menengok untuk tau siapa itu, Dia yakin Arshaka adalah pemilik tatapan itu.
tanpa sadar Daisy semakin menggeser duduk nya kesamping kiri, menjauh dari tatapan Arshaka meskipun lelaki itu tak duduk tepat di sampingnya.
Kristal yang melihat tingkah aneh Daisy mengerutkan kening, apalagi melihat tatapan membunuh Arshaka yang tak biasa nya akan lekaki itu tunjukkan jika tak ada yang membuat kesalahan.
Kristal tak berbohong, tatapan Arshaka mampu membuat seseorang bergetar ketakutan.
jangan pun Daisy yang menjadi objek pandang Arshaka saat ini, ia sendiri saja merasakan jika bulu kuduk nya berdiri.
Beberapa saat suasana hening itu menguasai kantin, sampai satu gerakan disana membuat semua menahan nafas.
Daisy berdiri dan berlari keluar kantin begitu saja.
Tak ada yang menyadari jika Arshaka mengepalkan telapak tangan nya erat dengan rahang yang mengeras.
Sial.