webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · War
Not enough ratings
79 Chs

7.4 - Penguasaan Ruang Udara

Saat puluhan titik-titik hitam mengudara dari Levsait dan Raisait, Brigadir Lurek segera memberi instruksi melalui Kristal Komunikasi.

"Pertahankan formasi dan biarkan mereka memilih sudut serangan dengan leluasa."

""""Roger""""

Tujuh puluh sembilan Rider dari Resimen ke-4 Buriek Air Corps menjawab serentak tanpa sedikit pun keraguan, dan formasi tempur yang terbentuk dari 80 Rider pun terus bergerak menuju Levsait pada ketinggian 200 meter.

Rider dari Resimen ke-4 sama sekali tidak gelisah meski Rider dari Sandhur Air Corps sudah sepenuhnya menghilang di balik awan. Mereka juga sadar kalau Rider dari Sandhur Air Corps akan mencoba menyergap mereka dari atas dengan membelakangi matahari.

Satu-satunya yang ada di benak Rider dari Resimen ke-4 adalah, mereka harus secepatnya menghancurkan elemen anti serangan udara Sandhur Guard di Levsait.

Saat formasi tempur mencapai posisi 2 km dari tebing di ujung selatan Levsait, Brigadir Lurek segera tersenyum dari telinga ke telinga.

'Sepertinya tuan rumah sedang sibuk sehingga tidak bisa menyambut kita.'

Gumam Brigadir Lurek sebelum memberi perintah serangan melalui Kristal Komunikasi.

"Hancurkan setiap baterai balista dan footbow. Kita harus memastikan Skuadron dari Markas Besar bisa menyerang  Sandhur Guard dengan gangguan seminimal mungkin."

"""Roger!"""

Tiga kapten di Resimen ke-4 menjawab serentak sebelum memimpin skuadron masing-masing menuju baterai balista atau footbow yang mulai terlihat di kejauhan.

- - - - -

Begitu perintah diberikan, Kapten Ballan segera memimpin Skuadron B3 mengudara. Misi yang diterima Skuadron B3 adalah mengudara di ketinggian untuk memastikan Skuadron A1 - A3 dapat menyergap formasi tempur Buriek Air Corps tanpa gangguan.

Namun begitu ia dan seluruh Rider dari Skuadron B3 melewati awan, pandangan mata mereka segera di sambut titik-titik hitam yang bergerak mendekati posisi mereka dengan kecepatan penuh.

Tanpa menunda-nunda Kapten Ballan segera meraih Kristal Komunikasi, dan dengan suara agak bergetar ia melapor ke pusat operasi.

"Kapten Ballan kepada pusat operasi, koreksi terhadap intel dari Combat Air Patrol, kurang lebih 150 Rider dari pihak oposisi sudah berada di ketinggian."

[. . . ]

"Diulangi, kurang lebih 150 Rider dari pihak oposisi sudah berada di ketinggian, Skuadron B3 akan mencoba menahan mereka namun skuadron penyergap harus tetap berhati-hati."

[Kapten Yusak kepada Kapten Ballan, Skuadron B1 akan mengambil posisi di sisi kiri Skuadron B3.]

[Kapten Wiker kepada Kapten Ballan, Skuadron B2 akan melakukan manuver melambung dari sisi kanan.]

"Wilco Brother, dan semoga dewa-dewa dilangit bersama kita."

[Pusat operasi kepada Skuadron B1 - B3, bertahanlah, seluruh kekuatan Sandhur Air Corps akan segera diterbangkan, sementara Rider dari Sviek Air Corps dan Rivek Air Corps akan tiba dalam 5 menit.]

'Semoga Rider dari Sviek Air Corps dan Rivek Air Corps tidak terlambat.'

Gumam Kapten Ballan sambil mempersiapkan busur dan anak panah yang di secara spesifik didesain untuk digunakan dalam pertempuran udara.

Dalam sekejap Skuadron B3 sudah berada pada posisi 2 km dari formasi tempur Buriek Air Corps. Kapten Ballan dan seluruh anggota Skuadron B3 segera mengapit sadel menggunakan paha masing-masing sementara kedua tangan mereka siap menembakkan anak panah yang sudah diolesi racun.

Dalam pertempuran udara satu-lawan-satu atau dogfight maka kemenangan akan  ditentukan oleh keahlian Rider dan kualitas Cloud Hawk. Sedangkan dalam pertempuran udara skala besar kemenangan akan lebih ditentukan oleh jumlah, dimana volume salvo tembakan pertama sangat vital dalam menentukan momentum pertempuran.

Kapten Ballan sadar Sandhur Air Corps kalah jumlah, meski begitu tanpa ragu ia memimpin Rider dari Skuadron B3 menusuk ke formasi Buriek Air Corps. Hanya saja, tepat sebelum jarak tembak diperoleh, hujan anak panah tiba-tiba menghujani Rider dari Skuadron B3 dan B1.

"Mereka membelakangi matahari. Segera menyebar!"

Delapan Rider dari Skuadron B3 langsung tumbang dan jatuh menghujam ke tanah. Namun entah bagaimana, Kapten Ballan lolos dari salvo anak panah yang dilepaskan oleh 10 Rider dari Buriek Air Corps. 

Ia segera memberi perintah menyebar sementara salah satu Rider dari Buriek Air Corps yang sebelumnya melepaskan salvo anak panah berhasil mengidentifikasinya sebagai komandan skuadron dan langsung mengejarnya.

Dengan gesit Kapten Ballan melakukan manuver berbelok dengan sudut yang sangat rapat. Di antara Rider di Sandhur Air Corps, hanya ada 2-3 Rider senior yang akan mampu mengikuti manuvernya tersebut, namun Rider dari Buriek Air Corps tanpa kesulitan mengikutinya dan terus menempel ketat di belakangnya.

Saat Kapten Ballan melirik ke Cloud Hawk lawan, ia seketika terhenyak karena ternyata Cloud Hawk tersebut 2/5 lebih besar dari Cloud Hawk pada umumnya.

'Tidak heran mereka bisa melewati batas ketinggian bagi Rider pada umumnya.'

Kapten Ballan sadar kalau dengan ukuran yang lebih besar maka Cloud Hawk lawan pasti lebih cepat, lebih kuat dan lebih gesit. Jadi beradu manuver akrobatik bukanlah hal bijak. Tanpa ragu Kapten Ballan segera melakukan manuver menukik, ia berniat mengajak lawannya melakukan aksi nekad.

Namun sesaat setelah Kapten Ballan menukik, tanpa peringatan terlebih dahulu Rider lain dengan Cloud Hawk yang juga lebih besar dari  Cloud Hawk pada umumnya memotong manuvernya dari samping dan langsung menyambar tubuhnya serta mengoyaknya.

Cloud Hawk memiliki kesetiaan yang luar biasa dalam kepada Rider yang membesarkannya, karena itu begitu ia melihat Kapten Ballan dikoyak diudara, Cloud Hawk milik Kapten Ballan pun menjadi kalap dan langsung menyerang pembunuh rekannya. Sayangnya, dengan kondisi dua lawan satu dan terlebih lagi kedua lawannya lebih besar dan kuat, Cloud Hawk milik Kapten Ballan pun dalam sekejap berubah menjadi koyakan daging yang terjun bebas ke tanah.

Kapten Turiek, Rider dari Buriek Air Corps yang membunuh Kapten Ballan memandang langit di sekitarnya sebelum menyeringai dari telinga ke telinga. 

Dengan koordinasi yang sangat rapi Rider dari Buriek Air Corps memburu, menjepit lalu menghabisi Rider dari Sandhur Air Corps satu per satu. Dalam sekejap Rider dari Sandhur Air Corps berguguran hingga nyaris tidak tersisa.

Rider dari Sandhur Air Corps yang hendak menyergap formasi tempur yang bergerak menuju Levsait juga berhasil dinetralkan nyaris tanpa kesulitan.

Taktik tipu daya yang digunakan Marsekal Ducie sebenarnya cukup sederhana. Ia membiarkan Combat Air Patrol dari Sandhur Air Corps mengetahui posisi elemen kapal induk Buriek Navy, lalu memerintahkan formasi tempur yang akan melakukan serangan pembuka ke Levsait mengudara.

Begitu Combat Air Patrol dari Sandhur Air Corps melaporkan pergerakkan formasi tempur yang akan menyerang Levsait, Skuadron Khusus yang sejak awal sudah membayangi Combat Air Patrol Sandhur Air Corps dari ketinggian yang tidak bisa dicapai Cloud Hawk pada umumnya akan beraksi.

Begitu seluruh Combat Air Patrol dari Sandhur Guard berhasil dinetralkan, maka elemen kapal induk akan menerbangkan seluruh Rider yang mereka bawa untuk menghabisi kontingen yang dikirim oleh Sandhur Air Corps.

Sejak awal, Marsekal Ducie sudah menduga Sandhur Air Corps tidak akan langsung mengirim seluruh kekuatannya pada fase awal pertempuran dan akan membagi beban kerja dengan dua Region yang menjadi tetangga mereka.

Sebuah kesalahan fatal karena sejak awal Buriek Air Corps sudah siap jika harus membayar dengan harga yang cukup mahal asalkan pertahanan Sandhur Guard di Levsait dan Raisat bisa dihancurkan pada fase awal pertempuran. 

Kapten Turiek segera melapor ke pos operasi di salah satu kapal induk Buriek Navy kalau gelombang pertama Rider dari Sandhur Air Corps berhasil dinetralkan, dan pertempuran melawan Rider gelombang kedua dari Sandhur Air Corps, Sviek Air Corps dan Rivek Air Corps akan segera dimulai.

Di saat yang sama, begitu laporan dari Kapten Turiek masuk, ratusan Rider dari Markas Besar Buriek Air Corps segera mengudara. Misi mereka adalah melakukan penerbangan jarak jauh dan melintasi laut sepanjang lebih dari 300 km, lalu mengkonsentrasikan seluruh kekuatan untuk menghancurkan pertahanan Sandhur Guard di Levsait dan Raisait tanpa perlu terlibat pertempuran udara.

- - - - -

Pada umumnya Cloud Hawk mampu membawa beban hingga 250 kg, dan karena rata-rata berat Rider adalah 80 kg, maka kebanyakan Cloud Hawk di Air Corps dapat membawa senjata atau perbekalan hingga 170 kg.

Dalam misi serangan udara ke Levsait, selain busur, anak panah dan beberapa lembing, Rider dari Resimen ke-4 juga dibekali 30 kendi tanah liat masing-masing berisi 5 liter minyak lampu.

Taktik yang digunakan Rider dari Resimen ke-4 untuk menetralkan elemen anti serangan udara Sandhur Guard di Levsait adalah, lima Rider akan melemparkan kendi berisi minyak lampu ke kru balista atau konsentrasi elemen footbow, lalu lima Rider lainnya akan menembakkan panah api. Sebuah taktik yang bukan hanya pemborosan, tapi sangat sulit dilakukan dan beresiko tinggi.

Taktik tersebut dianggap pemborosan karena harga minyak lampu tidaklah murah dan dalam serangan udara taktik bumi hangus biasanya hanya akan menggunakan beberapa kendi minyak lampu dengan sasaran bangunan besar, bukan kru balista atau elemen footbow yang tersebar dan jumlahnya cukup banyak.

Taktik tersebut juga dianggap berbahaya karena mengincar kru balista atau elemen footbow dari atas Cloud Hawk yang terbang dengan kecepatan penuh sangatlah sulit. Di tambah lagi Cloud Hawk tidak bisa terbang di atas jangkauan balista atau footbow karena target yang kecil membutuhkan akurasi lemparan yang luar biasa tinggi.

Namun Rider dari Resimen ke-4 mampu melaksanakan taktik yang dianggap sebagai pemborosan dan sangat berbahaya tersebut dengan sangat baik.

Begitu Rider dari Resimen ke-4 berada di atas Levsait, lima Rider akan terbang sangat rendah dengan kecepatan penuh dan melempar kendi berisi minyak lampu ke kru balista atau elemen footbow. Lima Rider lainnya kemudian akan menembakkan panah api.

Dilihat dari akurasi lemparan kendi berisi minyak lampu, tembakan panah api dan kelincahan para Rider saat bermanuver, tidak perlu otak jenius untuk menyimpulkan kalau taktik yang digunakan Rider dari Resimen ke-4 sudah dipraktekkan ribuan atau bahkan puluhan ribu kali.

Saat ada Rider dari Resimen ke-4 yang tertembak jatuh dan masih hidup, Rider tersebut juga akan memilih melawan hingga titik darah penghabisan daripada tertangkap. Sebuah sinyal tegas yang menunjukkan kalau Rider dari Resimen ke-4 sudah siap mati demi keberhasilan misi yang diemban unitnya.

Dalam waktu kurang dari satu jam, 3/4 kru balista dan elemen footbow Sandhur Guard yang ada di Levsait berhasil dibakar hidup-hidup oleh Rider dari Resimen ke-4. Tidak berlebihan jika dibilang Levsait saat ini berubah menjadi lautan api, mengingat saat personel Sandhur Guard mencoba memadamkan api menggunakan air,  air yang digunakan justru membuat minyak lampu yang kental menyebar ke segala arah dalam kondisi masih tetap menyala.

Beberapa Rider dari Resimen ke-4 bahkan sudah mulai menyerang markas utama Sandhur Guard di Celah Railev, dan tepat saat persediaan kendi minyak lampu yang dibawa Rider dari Resimen ke-4 habis, Kristal Komunikasi di pundak Brigadir Lurek tiba-tiba menyala.

[Brigadir Jasik kepada Brigadir Lurek, Resimen ke-7 dari Markas Besar sudah mencapai posisi 8 km dari garis pantai. Bisakah kami masuk?]

Brigadir Lurek tersenyum sebelum menjawab.

"Kami kehilangan 18 Rider, tapi pintu Levsait berhasil dibuka selebar-lebarnya. Jadi silahkan berpesta sepuasnya dan jangan sia-siakan pengorbanan rekan kami yang gugur."

[Dimengerti dan akan kupastikan pengorbanan Rider yang gugur terbayar lunas. Kudengar Resimen ke-2 juga baru akan memulai serangan ke Raisait. Semoga semuanya berjalan dengan lancar.]

"Aku juga berharap semuanya berjalan dengan lancar."

Brigadir Lurek lalu memimpin 62 Rider dari Resimen ke-4 melakukan pengunduran, sementara dikejauhan 80 Rider dari Resimen ke-7 bergerak menuju ruang udara di atas Celah Railev dengan kecepatan penuh.

*****