Apartemen No. 2304, Royal Crown Tower.
Pukul 0755, 28 November 2023
Vex mendapati ruang kerja yang dimaksud oleh Claire adalah sebuah apartemen mewah dua lantai, dimana lantai 1 adalah ruang kerja dan ruang tamu, sedangkan lantai 2 adalah tempat untuk beristirahat dan bersantai.
Di ruang kerjanya Vex bisa menemukan berbagai informasi mengenai perkembangan industri senjata baik yang sudah diadopsi atau masih dalam pengembangan, aset angkatan bersenjata Amerika dan beberapa negara lain baik yang masih aktif atau yang baru dipensiunkan dan dijadikan elemen cadangan, serta kontak orang-orang yang memiliki pengaruh dalam perkembangan dan perdagangan produk militer.
Beeeeep beeeep!
Sambil memegang semangkuk sereal yang baru akan dinikmatinya Vex membuka pintu, dan tatapannya segera bertemu dengan seorang pria paruh baya berpenampilan super rapi.
"Tuan Vex, perkenalkan nama saya Bob, Nona Claire mengirim saya untuk membantu Anda."
"Masuklah Bob."
Vex membawa Bob menuju dapur sebelum berkata.
"Camilan dan minuman ada di Kulkas dan kabinet, brosur restoran dengan layanan pesan antar ada di dekat telpon, silahkan pilih sendiri."
"Terima kasih."
Tanpa sungkan Bob membuat secangkir es kopi sebelum duduk di hadapan Vex.
"Bob, dalam permintaan yang diajukan Nona Claire dengan jelas disebutkan kalau aku harus menyertakan perkiraan biaya seakurat mungkin. Hanya saja, Task Force yang akan dibentuk jauh lebih besar dari dugaanku. Jadi kita akan butuh bertanya dan menghubungi banyak orang."
". . . "
"Nona Claire sudah menyediakan kontak yang kita butuhkan, namun aku tidak tahu seberapa besar pengaruh Amethyst Security Group mengingat perusahaan tersebut adalah pemain baru. Aku khawatir orang-orang ada di kontak yang ia sediakan tidak akan membantu kita, dan percayalah sebagian besar diantaranya adalah orang brengsek."
Dengan kasual Bob menjawab.
"Jangan khawatir Tuan Vex, Nona Claire tahu kalau saat anda menjadi penasehat Menteri Pertahanan Federasi Afrika Tengah, anda membuat marah mafia senjata berbaju politisi, birokrat, teknokrat atau sebagainya dengan menggagalkan tender yang mereka menangkan. Nona Claire juga sudah memastikan agar orang-orang brengsek yang Anda khawatirkan akan membantu kita dengan sepenuh hati."
"Kau yakin? Asal kau tahu beberapa diantara orang brengsek tersebut beberapa kali mencoba membunuhku, dan aku menggagalkan tender mereka karena mereka memaksakan barang rongsokkan."
Bob tersenyum riang sebelum berkata.
"Sebagai informasi, beberapa diantara mereka segera mencoba melenyapkan Anda begitu tahu Nona Claire berniat menemui Anda, tapi seperti yang Anda lihat, Anda masih baik-baik saja hingga detik ini."
"Terima kasih untuk informasinya."
Vex menjawab dengan kasual, namun di dalam hati ia berulang-ulang mengumpat.
"Well, kalau begitu sebaiknya kita segera mulai."
Tanpa banyak kata Bob tersenyum kecil sebelum menghabiskan kopi di tangannya.
- - - - -
Apartemen No. 2701, Royal Crown Tower
Pukul 0840, 29 November 2023
Sambil tiduran di sofa dan menikmati wafel jumbo, Claire mempelajari profile Lucan 'Vex' McGuire, yang sebelumnya hanya ia baca sekilas.
Vex adalah anak tunggal dari sebuah keluarga kelas menengah. Saat kelas 2 sekolah menengah atas Vex kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan mobil. Ia lalu menolak beasiswa basket dari sebuah klub profesional, memilih masuk ke Airborne Ranger dan berhasil menyelesaikan pendidikan di usia 18 tahun.
Karir militernya penuh dengan penghargaan, dan meski ia dievaluasi memiliki kesulitan dalam mengikuti rantai komando, ia tidak pernah melakukan insubordinasi dan selalu menyelesaikan misi yang diterimanya dengan sempurna.
Pada usia 22 tahun ia menikah dengan wanita berdarah Jepang-Amerika dari sebuah keluarga pengusaha kelas atas, dan pada usia 25 tahun ia lolos seleksi SFOD-Delta.
Pada penugasan di Federasi Afrika Tengah, Vex dituduh melakukan penistaan terhadap dua mayat gerilyawan yang dibunuhnya. Pemerintah Federasi Afrika Tengah mati-matian membela Vex, tapi pembelaan tersebut diabaikan oleh pemerintah US of A. Vex lalu diberhentikan secara tidak hormat dari Delta.
Seminggu setelah ia ditendang keluar dari Delta, Vex bercerai dari istrinya dan kehilangan hak asuh atas anaknya yang waktu itu masih berumur empat tahun.
Vex lalu menyepi di pedalaman Louisiana dan tidak ada yang pernah berhasil menemuinya, baik itu kawan-kawannya atau para wartawan. Butuh dua tahun sebelum Vex kembali muncul ke permukaan, lalu menerima tawaran untuk melatih unit tembak runduk Angkatan Darat Federasi Afrika Tengah, sebelum akhirnya entah bagaimana ia diangkat menjadi penasehat Menteri Pertahanan, dan berperan besar dalam pembentukan ulang serta modernisasi Angkatan Bersenjata Federasi Afrika Tegah.
Vex diketahui beberapa kali mengamati mantan istrinya dan anaknya dari jauh, tapi ia tidak pernah mencoba memperebutkan hak asuh anaknya di pengadilan meski ia memiliki dana yang memadai untuk memenangkan pertarungan. Apalagi istrinya sudah menikah lagi dengan seorang dokter hewan dan melahirkan anak kedua.
Vex memiliki confidential-account di Swiss, pada enam bank berbeda dengan identitas berbeda, dengan nilai total simpanan mencapai USD 8,4 juta. Vex diperkirakan juga memiliki aset tidak bergerak dan aset cair di Federasi Afrika Tengah, namun pemerintah setempat menjaga dengan ketat detail informasi mengenai kekayaan Vex.
Claire menoleh ke arah Jenderal O'Neil sebelum bertanya.
"Kenapa Paman memberhentikan Vex secara tidak hormat?"
"Untuk menghindari pengadilan militer."
Jawab Jenderal O'Neil dengan kasual, ia terdiam untuk beberapa saat sebelum melanjutkan.
"Waktu itu pilihannya adalah memanggang Vex atau memanggang seluruh tim. Jadi aku memilih memanggang Vex meski sadar tuduhan yang ditimpakan kepadanya adalah tuduhan palsu."
Claire memiringkan kepalanya sebelum bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.
"Bukankah di combat knife milik Vex terbukti terdapat DNA gerilyawan yang dimutilasi dan dijadikan makanan anjing."
"Tentu saja di combat knife milik Vex terdapat DNA gerilyawan yang terbunuh, karena Vex lah yang membunuh salah satunya, dan sebagai informasi dua gerilyawan tersebut adalah Russian Merc."
". . ."
"Namun Vex tidak terlibat pada acara yang oleh orang lokal disebut sebagai jambore, semacam pesta api unggun dan alkohol untuk melepaskan kepergian rekan yang gugur agar mereka bisa menyeberang dengan tenang."
Claire segera bangun dan duduk bersila sebelum berkata.
"Ceritakan padaku apa yang tidak tertulis di laporan."
"Sebagai imbal balik menolak negaranya dijadikan basis operasi kaum fundamentalis anti Amerika, Federasi Afrika Tengah menerima bantuan militer, baik peralatan dan pelatihan. Hingga suatu saat negara muda tersebut menderita banyak korban di perbatasan akibat aktivitas penembak gelap."
". . ."
"Satu tim shooter dari Delta diturunkan untuk memberi asistensi dan berhasil membungkam aktivitas penembak gelap di perbatasan dalam dua minggu. Pada malam terakhir sebelum personel Delta ditarik mundur, Russian Merc mencoba membalaskan dendam anak didik mereka. Setelah berhasil membungkam sebuah sarang senapan mesin dengan senyap, kedua eks-Spetnaz lalu berpencar. Satu mencoba masuk lebih dalam untuk menghabisi seorang perwira tinggi, sedangkan satunya mencoba menyisir perimeter untuk menghabisi sniper Amerika."
". . ."
"Vex saat itu benar-benar mujur, eks-Spetnaz yang menyisir perimeter terluar berlutut tepat di sampingnya tanpa sadar Vex sudah mencabut combat knife miliknya. Setelah menetralkan Russian Commando yang mengunjungi posisinya, Vex lalu memperingatkan adanya infiltrasi dari lawan."
". . ."
"Seluruh Forward Base segera melakukan penyisiran, namun kau tidak bisa meremehkan Crazy Ivan. Eks-Spetnaz terakhir berhasil membunuh empat orang dan melukai belasan lainnya sebelum ia sendiri mendapat tambahan lubang di kepala."
". . ."
"Untuk membalaskan kematian rekan-rekannya yang gugur, personel lokal mengadakan jambore sementara Vex melanjutkan tugas jaga di perimeter. Entah bagaimana beberapa wartawan dari tanah air yang kebetulan ada di Forward Base berhasil mengabadikan acara jambore lalu menulis cerita dimana Vex menjadi tokoh utama. Sentimen negatif dari publik kemudian berkobar dan beberapa politisi menggunakanya untuk menekan Delta."
Claire mengangguk kecil sebelum berkata.
"Satu hal yang masih tidak kumengerti, kenapa psikolog yang kusewa menyimpulkan kalau Vex menyepi ke pedalaman Louisiana untuk menghukum dirinya?"
"Well, aku sendiri tidak tahu dengan pasti. Tapi bayangkan seseorang yang bersedia menukar hidupnya untuk menguasai sebuah seni. Lalu ketika ia berhasil menguasai seni tersebut hingga puncak tertinggi, tiba-tiba ia tidak bisa lagi mempraktekkan seni tersebut secara terhormat. Bayangkan ia kehilangan 60% identitasnya sementara kau menimpakan kotoran kepada 40% sisanya. Aku yakin jika hal tersebut menimpaku aku akan terdorong untuk menghancurkan dunia ini."
". . ."
"Kenyataan kalau Vex tidak menjadi musuh negara ini adalah suatu keajaiban tersendiri menurutku, dan sebagai informasi setiap kali Vex berada di kota dimana Potus akan berkunjung, Secret Service yang ditemani anggota FBI dan SWAT kepolisian lokal akan memintanya untuk menyingkir secara baik-baik."
". . ."
"Analis di Secret Service memasukkan Vex ke dalam daftar teratas orang yang patut diwaspadai karena memiliki motif sekaligus kemampuan untuk membunuh Potus."
Claire mengangguk-angguk kecil sebelum melahap potongan wafel terakhir.
*****