webnovel

DAD I'AM SO LOVE YOU

Namanya Jeon Jungkook, pria tampan yang di takdirkan bertemu dengan bayi mungil dibawah pohon tanpa nama. Dengan kebaikan hatinya. Jungkook membawa bayi itu bersamanya sampai dimana bayi itu tumbuh besar dan dinamakan Park Jimin. Semakin hari cinta semakin tumbuh diantaranya. Lika liku kehidupan cinta dari ayah dan anak angkat akan menjadi sebuah kecupan kehidupan sehari-hari.

Dewiyhulianaa · Celebrities
Not enough ratings
1 Chs

Chapter 1

Jeon Jungkook, putra kandung dari pasangan keluarga bahagia yang tercipta dengan penuh ke istimewaan. Hidupnya terlalu mewah untuk merasakan sakit nya perut jikalau magh melanda. Tak pernah merasakan sakit seujung kuku pun. Selalu di manja oleh kedua orangtua nya.

Disinilah definisi sebagai anak sultan dari kerajaan mungkin saja ada. Terlebih lagi pria muda ini begitu lengkap dengan kesempurnaan dibalik rencana Tuhan. Tampan, berbakat, muda dan kaya.

Pria yang lahir pada 1 September di London sebagai anak pertama dan satu-satunya. Begitu disayang dan dimanja sebab Keluarga Jeon begitu menantikan kehadiran sang putra pewaris tunggal seluruh kekayaan JEON Corp ini cukup lama, hampir 10 tahun.

Pria yang kini memantapkan diri sebagai CEO dari JEON Corp dengan embel embel CEO termuda yang pernah mengisi jajaran para nama CEO yang ternama. Bahkan dirinya harus rela bekerja sambil kuliah yang tentu tak jarang dia tinggalkan sebab urusan kantor yang mendadak tak bisa dia alihkan kepada karyawan. Tentu saja dengan kemudahan dalam belajarnya, dia adalah mahasiswa teristimewa.

Seorang yang tengah di bicarakan tersebut tengah berbicara di depan podium rapat yang di selenggarakan untuk mencapai kesuksesan. Meraih kesan untuk mencuri saham terbesar yang kini memuncaki rating di tahun ini. Jeon Jungkook, yang tengah berdiri untuk mengucapkan kalimat demi kalimat untuk merayu pemilik saham terbesar di Amerika Utara. Pria yang sering di juluki raksasa dunia bisnis, Leone Waltman atau panggil saja dia Kim Namjoon, pria asli Korea Selatan yang pindah ke Amerika untuk mengembangkan bisnis nya.

Kim Namjoon memperhatikan dengan seksama kalimat demi kalimat yang di susun oleh Jeon Jungkook tanpa ada kesilapan sedikitpun. Jungkook berdiri gagah tanpa ada rasa malu.

"Sekian penuturan yang dapat saya ucapkan. Terimakasih" ucap final nya. Tanpa ada kata harapan selanjutnya. Turun dari podium diiringi suara tepukan gemuruh dari setiap pebisnis yang kagum dengan cara bicara nya yang tegas nan luwes. Terbukti menurun telak dari sang pemimpin utama yaitu ayah nya sendiri, Tuan Jeon.

Jungkook kembali duduk dengan tenang di kursi yang telah di sediakan. Leone Waltman menoleh ke arahnya, tersenyum lalu mengacungkan jempol nya secara sembunyi, dibawah jarak pandang seluruh orang yang dapat melihatnya. Jeon Jungkook hanya menyeringai sebagai balasan, mencebikan bibirnya seakan meremeh. Di saat usia nya masih dalam keadaan belum matang, dirinya mampu mengambil alih seluruh atensi untuk berpihak ke arah nya.

3 Jam sesudah rapat. Yang tentu nya di menangkan oleh JEON Corp. Jungkook pulang dengan wajah sumringah nya, si pangeran yang hanya akan nampak pada posisi nya sebagai CEO, bukan di saat dirinya pulang ke rumah utama dengan ibunya pun juga ayahnya yang telah menanti kepulangannya.

Dengan langkah santai, dirinya masuk kedalam rumah megah bergaya modern. Jungkook menyapa para pelayan yang menyambutnya ramah dengan senyum khas nya. Tak pernah lupa untuk selalu bersikap sopan kepada siapapun termasuk pelayan sekalipun.

"Aku pulang" ucapnya sampai di ruang tengah yang luas. Sang ibu buru buru turun dari lantai dua untuk menyambut putranya. Seorang wanita yang telah sepuh. Usianya hampir menginjak 50 tahunan, namun tetap cantik di saat dirinya tersenyum lalu merangkul anaknya.

"Lelah ya pasti?" tanya nya dengan beberapa cubitan seperti biasa untuk Jungkook. Yang di tanya hanya menangguk lalu tersenyum.

"Tapi aku harus keluar lagi untuk acara temu makan malam bersama rekan kolega ma" merangkul ibunya lalu mengajak nya duduk. Sang ibu hanya mengikuti putra nya, duduk santai didekat putranya.

"Jangan terlalu keras. Kau sudah dewasa, mana calon menantu mama. Tidak ingin cepat memperkenalkan nya pada mama" sambil mengusap lembut poni Jungkook.

"Jangan bilang usia mama lagi, percayalah mama akan menemani Jungkook sampai tua nanti"

"Mama ingin percaya, tapi tuhan akan berkehendak lain siapa yang tau. Carilah menantu yang baik, pendamping yang bisa merawatmu, bukan seperti mama hanya mirip pun tak apa" dengan senyum semringah. Jungkook tertawa.

"Mama tidak ada gantinya di mata Jungkook" mencium pelipis mama Jeon dengan sayang. Merengkuh tubuh kecil mama nya masuk kedalam pelukan hangat serta penuh dengan kasih sayang. Jungkook akan selalu berjanji apapun keadaan nya dirinya akan berada di dekat mama nya sampai mereka akan berpisah. Dia bukan anak kecil lagi, dia bisa berpikir rasional dan jernih. Mengenai siklus kehidupan yang terus berjalan tanpa henti, datang dan pergi adalah jalur untuk menentukan banyak sedikitnya populasi di bumi.

.

.

Cuaca cukup terik untuk hari ini. Tangisan nya menggelegar di bawah pohon rindang di temani semilir angin yang menerpa tubuh nya tanpa balutan benang sehelai pun. Tubuh telanjang polos, putih bersih bersinar saat cahaya menerpa nya, namun tak menyengat. Tangannya melambai seakan meminta bantuan kepada seseorang agar menolongnya. Melihatnya di sini yang meraung dalam kesendirian di dalam kardus usang.

Sampai satu malam, diri nya yang harus menahan rasa dingin untuk ke tiga kalinya. Tanpa ada pelukan kasih sayang nan hangar dari ibunda nya atau setidaknya suara ayahnya yang mampu mengujami nya dengan kecupan dan senyuman. Dirinya hanya sendiri.

Sebuah tangan menghampiri nya, meraih nya untuk di bawa dalam pelukan hangat. Tangisannya reda, matanya belum mampu untuk melihat dunia dan siapa yang telah merengkuh nya di dalam kehangatan yang mendera. Tapi, seandainya dirinya bisa berterimakasih akan ia ucapkan dengan lantang.

Tangan besar itu membawa nya masuk ke dalam ruang yang lebih hangat lagi. Meninggalkan kardus tanpa ada keterangan mengenai bayi malang ini. Toh juga tak berguna.

Dirinya membawa seseorang yang lebih kecil menuju perumahan rumah nya yang mewah. Memasuki kawasan elit dengan hunian seharga milyaran dalam sebulan. Memasuki pekarangan rumah dengan satpam penjaga yang membukakan pintu untuk dirinya masuk.

Kembali merengkuh bayi kecil itu dalam gendongannya, sampai dirinya masuk mencari sebuah kehangatan yang lebih dalam lagi.

"Jungkook kamu sudah pulang?" mama Jeon terburu keluar dari dapur saat melihat putra nya pulang. Jungkook yang melihat ibunya langsung berjalan menghampiri mama nya. Memperlihatkan seorang bayi kecil dalam gedongan nya ke mama Jeon. Yang langsung terkejut dengan itu.

Menatap Jungkook tak percaya, putra kesayangannya ternyata telah berubah. Setetes air mata keluar dari pelupuk mama Jeon. Jungkook kaget, demi apapun dirinya baru pertama kali melihat mama tercinta nya menangis.

"Mama kenapa??"

"Hiks Jungkook... Kenapa tak bilang kepada mama sejak awal, kalau begini bagaimana reaksi papa mu sayang, dia pasti akan kecewa" tutur mama Jeon yang semakin di buat bingung oleh Jungkook.

Menggeleng tak mengerti, mencoba bertanya kembali.

"Dia anak wanita mana Jeon? Wanita mana yang kamu hamili?" ucap mama Jeon dengan linangan air mata yang tiada henti. Para pelayan mulai berdatangan untuk melihat kondisi sang pemilik rumah. Mereka berbaris layaknya tengah di pandu untuk baris berbaris.

Jungkook akhirnya paham mengenai kondisi mama nya yang menangis. Sebab kesalahan pahaman yang telah diterima oleh mama Jeon tanpa penjelasan terlebih dahulu.

"Mana tenang dulu, aku akan jelasin. Ini bukan seperti yang mama kira" membujuk sang mama agar lebih tenang. Jungkook mulai menjelaskan kondisinya. Pertama, saat dirinya keluar dari rumah dengan tujuan bertemu dengan rekan bisnis nya, di saat itulah mobil nya berhenti di dekat pohon rindang. Mendengar suara tangisan bayi yang keras, Jungkook tak dapat menampung rasa pensarannya. Akhirnya dia memilih untuk keluar dari mobil, melangkah pelan dengan tampang waspada menuju pohon rindang tersebut. Sampai matanya melihat tangan kecil yang melambai di dalam kardus usang. Segera dirinya meraih tangan itu, yang ternyata ada seorang bayi yang telanjang bulat didalam kerdus. Menangis keras, meraih tubuh bayi kecil itu dengan tangan besarnya. Merengkuhnya lalu membawa masuk kedalam mobil setelah melihat tanpa ada nya identitas yang jelas di dalam kardus. Seperti, nama ataupun wasiat dari orangtua.

Selesai menceritakan kisah dirinya, bayi tersebut menangis. Jungkook yang memang tak paham mengenai mengurus bayi di buat gelagapan, namun berbeda dengan mama Jeon yang malah tertawa lebar, para pelayan pun sama namun perlahan mereka mulai keluar dari zona cerita memilih meneruskan pekerjaan masing-masing.

Mama Jeon segera meraih bayi itu beralih masuk dalam gendongan nya. Menenangkan bayi seperti dulu saat dirinya mengurus Jungkook kecil.

"Mama jadi ingat masa kecilmu Jungkook, sangat lucu tapi rewel" ucap mama Jeon seakan meledek putranya. Jungkook meringis mendengar disaat kecil dirinya begitu merepotkan kedua orangtuanya.

"Mohon ampun mama, itu tidak di sadari oleh Jungkook yang sekarang" ucapnya mendrama lalu terkekeh. Mama Jeon hendak menyauti nya, namun ponsel Jungkook telah berbunyi lebih awal. Dengan begitu pembicaraan mereka berakhir, Jungkook mengatakan harus segera pergi bertemu dengan rekan bisnis nya. Menitipkan bayi tersebut ke mama Jeon yang dengan senang hati menerima si kecil. Membelai dan menimang serta memberikan lagu pengantar tidur untuk bayi tersebut.

"Bayi kecil milik mama ya sekarang. Tapi bukan anak, mama sudah tak pantas menjadi mama, panggil saya nenek ya... Ayahmu Jungkook. Dia sedang bekerja mencari nafkah untuk anak manis nya" mencubiti hidung mungil si kecil yang sama sekali tak terganggu. Malah semakin nyaman dalam pelukan nenek nya. Nasib beruntung si kecil yang telah di buang oleh ibu kandungnya masuk kedalam keluarga yang hangat. Keluarga yang kaya raya.

Papa Jeon pulang dengan teriakan melengking nya. Memasuki rumah namun tanpa sambutan dari istri tercinta nya. Dirinya kebingungan, namun pelayan menceritakan hal yang telah terjadi.

Papa Jeon memasuki kamar Jungkook. Melihat istrinya tengah mengeloni bayi kecil tanpa nama tersebut.

"Wah... Aku mendapat anak baru dalam beberapa jam" ucap nya riang nan pelan, namun cukup membuat mama Jeon kaget. Berbalik melihat kedatangan suaminya, berdiri menyambut sang suami yang tersenyum girang menatap istri serta bayi itu.

"Bukan anak, tapi cucu. Dia cucu kita" balas mama Jeon menanggapi perkataan dari papa Jeon.

"Kapan Jungkook menikah? Ahh anak biadap itu menghamili seseorang, akan kuhajar dia"

"Berani kau hajar. Akan ku hajar dulu dirimu tepat di hadapan putramu, ingat itu" ancaman balik mama Jeon tak gentar dalam nada pengucapannya. Papa Jeon terlihat kawatir, lalu tersenyum untuk menutup ketakutannya terhadap istrinya.

"Nama nya siapa?" tanya papa Jeon. Yang sedang di tanya memutar bola matanya, "belum di beri nama oleh ayahnya. Jadi jangan banyak tanya, lebih baik mandi lalu istirahat pak tua" balas nya dengan sarkas. Mendorong kakek baru itu keluar, "sebentar aku ingin lihat cucuku" mengerem kaki nya saat dorongan di punggung nya terasa menguat. Dengan kalimat tersebut mama Jeon mengizinkan papa Jeon untuk melihat bayi kecil yang tenang dalam tidurnya.

"Wah, dia manis sekali... Dia laki-laki atau perempuan?"

"Astaga! Jeon kapan kau berhenti untuk berbicara, kau harus ku mandikan. Bau tubuhmu menyengat" lalu mendorong kembali papa Jeon, atau kakek Jeon yang telah mendapat gelar barunya. Menjadi seorang kakek dan nenek saat anaknya belum menikah. Hal yang lucu.

TBC

Yulnajeonkuk presents

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Dewiyhulianaacreators' thoughts