webnovel

Cute Alligators

Mengisahkan 3 jagoan yang menamai diri mereka sebagai Cute Alligators yang terdiri dari Patria si ahli kickboxing, alim dan baik hati, Juju si ahli karate playboy dan wibu akut, dan terakhir Prof. Wans si jenius yang memilki IQ diatas 160 dan memilki kemampuan meracik ramuan yang bisa menambah kekuatan kedua sahabatnya. Mereka selalu kompak dan solid dalam menghadapi musuh mereka yaitu Kill Rabbits. Namun pada suatu ketika kekompakan mereka mulai goyah karna kehadiran wanita cantik yang mampu membuat mereka jatuh cinta, wanita itu bernama Queen Salsa, yang memilki nama asli Marpuah Bolecuria. Dia adalah wanita jahat bertompel suruhan dari geng Kill Rabbits untuk menggoda para member Cute Alligators. Kill Rabbits sendiri terdiri dari Didi Blue, sebagai ketua geng dan memiliki kekuatan aneh yang berasal dari planet Neptunus, Qimons adalah member kedua yang memiliki kekuatan tentakel yang bearsal dari mutasi gen gurita, dan kekuatan mereka didukung oleh Prof. Rudolf yang seorang ilmuan handal namun memilkii kelemahan yang parah, yaitu paling tidak bisa melihat wanita cantik dan seksi. Lalu mampukah Cute Alligators melawan Kill Rabbits? Yuk simak kelanjutannya disini.

Eva_Fingers · Fantasy
Not enough ratings
373 Chs

Manusia Apa Bukan?

Mentari kian meninggi, hawa panas mulai terasa.

Marpuah masih duduk di dalam gubuk yang terletak di tengah sawah.

Dengan mata terus mengedarkan pandangannya, di luas hamparan padi.

"Juju lagi apa ya?" ucap Marpuah, dengan wajah yang sedikit mendung.

"Chucky, kira-kira aku cocok enggak sih sama Juju?" tanya Marpuah kepada sahabatnya si Chucky bebegig sawah.

"Kok, aku gak bisa lupa ya sama wajah Juju," Perlahan Marpuah pun mengembangkan senyumnya semakin lebar, kalau di film-film bisanya seorang gadis desa yang sedang tersenyum pasti wajahnya sangat cantik mempesona, tapi lain halnya dengan Marpuah, semakin dia tersenyum, semakin seram pula nuansa wajahnya.

 

"Biasanya, Pu'ah kalau lagi suka sama cowok, gak ampek kayak gini deh. Tapi kali ini, Pu'ah bener-bener gak bisa lupain Juju. Wajah Juju ganteng banget, kayak Hamish Daud hehe," Marpuah tersenyum lagi, tapi kali ini senyumannya sedikit terlihat lebih cantik, tapi sedikit banget cantiknya, yah, kira-kira cuman seujung kuku undur-undur saja.

 

"Pu'ah, apa harus mundur aja ya dari misi, Prof. Rudolf, soalnya Pu'ah gak mau, mempermainkan perasaan Juju, Pu'ah, beneran jatuh cinta sama, Juju," Marpuah kembali melirik ke arah si Chucky bebegig sawah.

"Chucky ngomong dong, jangan diem mulu, kasih solusi kek!" paksa Pu'ah, tapi Chucky masih diam saja, dia tidak mampu berbicara. Yah namanya juga bebegig sawah, kalau sampai bisa ngomong beneran kan rada serem.

 

Tapi namanya juga Merpuah, yasudah pasti kelakuannya bakalan gak jelas, di tambah lagi dia sedang tergila-gila dengan Juju. Gak tergila-gila aja udah gila apalagi tergila-gila, makin tambah gila.

Dan yang baca pasti juga ikutan gila, upps!

 

 

Rupanya otak Marpuah yang terus memikirkan Juju itu semua karna efek dari pelet Mbah Tresno.

Kesaktian Mbah Tresno memang tiada tara, Marpuah yang berniat menggoda Juju dan kawan-kawannya karna sebuah misi, tapi misi belum selesai, malah dia yang kecantol duluan dengan Juju.

Marpuah, kembali galau lagi, wajahnya kembali murung, dia sedang bingung memilih antara misi atau hati.

 

Dan di saat Marpuah sedang asyik melamun, dengan di temani si Chucky.

Tiba-tiba terdengar suara sopran memanggil namanya.

"PU'AAAAAAH!" panggil seorang wanita dari kejauhan.

Marpuah pun langsung tersentak dan mencari sumber suara itu.

"EH, EMAAAK!" teriak Marpuah sambil berlari menghampiri wanita itu. Setelah itu mereka berpelukan layaknya orang yang sudah 2 dekade tidak bertemu.

"Emak, kapan pulangnya, kok tau-tau udah di sini?" tanya Marpuah.

"Eh, panggilnya,  Mami dong jangan Emak ...," bisik wanita itu di telinga Marpuah.

"I-iya, deh, Mami," jawab Marpuah dengan wajah yang sangat keberatan.

 

Wanita yang ada di hadapan Marpuah, adalah seorang penyanyi dangdut keliling, yang suka manggung di mana saja, kadang di lampu merah, di acara kawinan, sunatan, kadang juga diacara gelut antar tetangga.

Nama asli wanita itu adalah Juleha Oktaviani Tumere Cume.

Tapi biasa di panggil  Jeng Oktaf Rada gak nyambung ya, tapi aslinya nymbung kok.

Sebenarnya nama Jeng Oktaf, adalah nama panggungnya yang di ambil dari ciri khasnya yang memiliki kekuatan suara mencapai 12 oktak, melebihi penyanyi kelas dunia seperti, Mariah Carey, Whitney Houston dan Geogia Brown, belum kalau dia teriak, kekuatan oktaf suaranya bisa naik menjadi 200 ampere, dan biasa membuat gendang telinga manusia berasap dan meledak.

 

Dan Jeng Oktaf, adalah ibu kandung dari Marpuah.

"Pu'ah, Mami, kangen banget, saking lamanya gak ketemu sama, Pu'ah!" ucap Jeng Oktaf dengan wajah yang super dramatis.

"Iya, Pu'ah juga kangen sama, Em, eh, Mami," jawab Marpuah.

"Ya ampun dua hari itu memang waktu yang sangat lama ya? Padahal pas Mami tinggal kamu masih kecil, tapi pas Mami pulang tau-tau kamu sudah segede ini," ujar Jeng Oktaf  hiperbola.

 

'Perasaan, sejak dua hari lalu, gue segini-gini aja' batin Marpuah.

"Eh, Pu'ah, pulang yuk, Mami udah masakin makanan kesukaan kamu tuh, gulai semut rangrang,"

"Wah, serius, Mi?"

"Iya, tadi sebelum pulang, Mami mampir di toko pakan burung, buat beliin makanan kesukaan kamu,"

"Ah, Mami so sweet, banget, Pu'ah, sayang banget sama, Mami muaaaah," Marpuah pun mendaratkan ciuman dan pelukan hangat kepada Mami-Emak-nya.

Tapi Jeng Oktaf mulai mencium bau sesuatu.

"Bau apa ini?" Jeng Oktaf melepas pelukannya, "kamu belum mandi ya?" tanya Jeng Oktaf kepada Marpuah.

"Hehe, iya, Mi. Pu'ah, tiap mau mandi suka lupa mulu," jawab Marpuah sambil nyengir tak berdosa.

Jeng Oktaf hanya bisa mengelus dada, dan sabar dengan kelakuan ajaib anaknya ini.

"Pu'ah, kamu kan cewek, yang rapi dikit dong, jangan sampai lupa mandi kayak gini," Jeng Oktaf melihat Marpuah dari atas ke bawah.

"Pu'ah, itu daster kan udah Mami pakek buat keset kaki, kenapa kamu pakek lagi?"

"Ya, abisanya, ini daster kesayangan Pu'ah, Mi, Pu'ah gak bisa hidup tanpa daster ini, sudah kaya belahan jiwa!" jelas Marpuah.

"Ya ya ya ya!" jawab Jeng Oktaf untuk mempersingkat waktu.

"Terus, itu sendal jepit kenapa di pakai lagi, kan talinya udah putus?"

"Iya, gak apa-apa, masih bisa di pakai kok, Pu'ah iket pakai tali rapiah,"

"Tapi, seingat Mami, tu sendal udah Mami buang buat ngelempar anjing gila!"

"Iya, udah Puah ambil lagi,"

"Emang, kamu gak di geragot sama anjingnya?"

"Enggak, Mi, malahan Pu'ah yang gragot anjingnya.

"HUAAAHHH!?" Jeng Oktaf melongo takjub.

"Mi, mukanya jangan begitu dong, Pu'ah, merinding," tukas Marpuah malu-malu.

Jeng Oktaf langsung bersikap Normal.

"Yaudah, ayo kita pulang, keburu makanannya dingin," ajak Jeng Oktaf.

"Nanti ya, Mi, Pu'ah mau curhat,"

"Aduh, ABG lagi mau curhat, yasudah mau curhat apa, Pu'ah, anak Mami yang cantik, mirip, Tylor Swift,"

"Gini, Mi, Pu'ah, lagi jatuh cinta,"

"Ya terus?"

"Menurut, Mami, pacarnya Pu'ah ganteng enggak?"

"Emang, pacar kamu yang mana?"

"Oiya, belum Pu'ah kenalin ya?" Pu'ah menepuk  keningnya sendiri, lalu dia mengeluarkan foto dari sakunya.

"Ini, Mi, namanya Juju pacarnya Pu'ah," Marpuah menyodorkan foto itu ke arah Mami-Emak-nya.

Posisi foto tengkurap, jadi gambar tidak terlihat oleh Jeng Oktaf.

"Gimana ganteng kan, Mi?"

"Ganteng apanya, gak kelihatan, Pu'ah!"

Pu'ah, melirik ke arah selembar foto itu.

"Oh iya, Pu'ah, lupa balik fotonya," Marpuah melebarkan senyumannya.

"Pu'ah, anak gadis kalau senyum jangan lebar-lebar, lihat tuh ada cabe nyelip di gigi,"

"Hehe upps!" Marpuah segera menutup mulutnya.

Dan Jeng Oktaf meraih foto itu lalu segera melihat gambarnya.

"HAH!"

Jeng Oktaf langsung melempar foto itu ke sawah.

"Ih, Mami, kok di buang?!"

"Pu'ah, i-i-itu pacar kamu?!"

"Iya dong, Mi, gimana ... ganteng, 'kan?"

"Itu manusia?!" Jeng Oktaf tampak meragukan setatus Juju.

"Ya, iya dong, Mi, masa jenglot!"

Hosh hosh huuuft ....

Jeng Oktaf sampai engos-engosan saking syoknya.

"Emang kenapa, Mi, pacar Pu'ah, ganteng banget ya?"

Jeng Oktaf geleng-geleng kepala bergidik ngeri.

"Terus kenapa?" tanya Marpuah yang penasaran.

Jeng Oktaf langsung memegang erat kedua pudak Marpuah, lalu menatap kedua bola mata putrinya itu dengan lekat.

"Pu'ah, kayaknya kamu kena pelet deh," tukas Jeng Oktaf penuh yakin.

"Hah?!"

"Biasa aja ngomong 'hah-nya' kamu belum sikat gigi ya?"

"Udah, Mi, minggu kemarin,"

 

 

 

To be continued