webnovel

Naruto dan Jiraiya

"Kalian berdua keluarlah! Mereka sudah pergi sekarang," ucap Emera sambil berbalik.

Wajahnya berubah datar karena memikirkan kembali yang telah dilakukan Jiraiya. Di satu sisi, Emera menginginkan pelajaran cakra dari Jiraiya karena bagaimanapun Jiraiya merupakan salah satu dari Sannin legendaris. Akan tetapi di sisi lain, Emera juga merasa bersalah dan merasa kasihan pada wanita yang menjadi korban Jiraiya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bila Jiraiya tidak akan menyerangnya.

*Tap!* *Tap!*

Naruto dan Jiraiya turun dari sebuah atap bangunan.

"Terima kasih sudah menolong kami, ya, Gadis Kecil. Aku sangat berterima kasih dengan itu, Jika kamu tidak membantu kami, aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan padaku nanti." ucap Jiraiya sambil tersenyum pada Emera karena bersyukur telah diselamatkan sebelumnya.

"Namaku adalah Emera, jangan panggil aku dengan sebutan Gadis Kecil." Emera mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil terlihat kesal dengan itu. "Aku tidak akan menasehatimu untuk tidak menghentikan tindakanmu ini. Bahkan jika aku memberikan nasehat padamu, aku yakin orang tua sepertimu akan keras kepala dan mengulangi hal ini." Sambil melipat kedua tangannya.

"Hahaha, kamu benar-benar tahu tentang orang tua sepertiku, ya, Gadis Kecil." Jiraiya menertawakan pada dirinya sendiri yang telah berhasil dibaca Emera.

"Hmph!" Emera mendengus kesal dan menutup matanya pada yang dikatakan Jiraiya.

'Orang tua ini sudah tidak ada obat, sih. Tidak peduli seperti apa aku mengatakannya, aku sangat yakin dia akan mengabaikannya dan mengulangi lagi sesuatu yang disukainya. Yah, setidaknya dia adalah orang yang sangat bertanggung jawab saat masalah serius sedang terjadi. Jadi dari pada mengurusi kepribadiannya yang buruk, lebih baik aku memintanya untuk melatihku sambil berpura-pura mendukung tindakannya.'

"Maaf karena sikap guruku ini, ya, Emera-chan. Dia memang selalu seperti ini. Tolong terbiasalah dengannya walau aku yakin itu akan sangat sulit karena kamu merupakan seorang gadis." Naruto tersenyum lebar sambil mengatakan itu.

Dia merasa malu dan tidak nyaman dengan sikap Jiraiya sehingga ia lebih suka menertawakannya untuk mencairkan suasana di antara mereka. Tidak peduli seberapa rendah IQ (Intelegent Quality) Naruto saat ini, dia pastinya menyadari jika Emera merupakan seorang gadis dan tidak akan suka jika ada seorang pria mesum di sekitarnya.

Emera membuka mata kanannya dan melihat pada Naruto sementara mata kirinya masih terpejam. "Ya, tidak apa-apa. Begini-begini aku sudah bertemu dengan berbagai macam tipe-tipe orang, mulai dari yang baik dan mudah berteman sampai jahat dan menyebalkan sampai-sampai aku ingin selalu memukul mereka. Dalam sekali lihat, aku bisa tahu jika kamu adalah seorang anak yang baik dan tidak akan melakukan hal-hal terkutuk seperti itu,"

Yang dikatakan Emera sudah pasti bohong. Dia tidak pernah mengembara dan hanya ada sedikit orang yang pernah ditemuinya. Dia sendiri mendapatkan informasi tentang Naruto yang baik dan Jiraiya yang memiliki sikap tercela dari anime Naruto yang telah dia tonton kemarin. Dia tidak benar-benar memiliki kemampuan untuk menilai orang dengan baik.

Emera mengatakan ini agar dia terlihat seperti orang yang hebat, selain itu dia ingin mendekati Naruto karena misinya membuatnya menyentuh Naruto menggunakan telapak tangannya. Bahkan jika bukan karena Naruto merupakan target misinya, ada baiknya mempertahan hubungan baik dengan Naruto karena dia merupakan protagonis dunia ini.

Emera mungkin masih belum menonton keseluruhan dari anime Naruto dan belum tahu sampai mana kekuatan Naruto akan berkembang nantinya. Tapi satu hal yang dia ketahui, dunia ini pasti akan memihak pada Naruto dan membantu dalam setiap kesulitan yang dihadapi.

"Eh? Apa kamu ini benar-benar merupakan seorang pengembara, Emera-chan? Kupikir kamu hanya mengatakan itu pada mereka untuk mengecoh saja." Naruto tercengan.

Pasalnya, dia sendiri juga menyadari betapa bahayanya dunia luar untuk orang biasa. Kecuali orang itu adalah ninja yang hebat atau orang kaya yang bisa menyewa banyak pengawal, sangat berbahaya bagi warga sipil biasa melakukan perjalanan dari desa ke desa. Sekalipun berhasil sampai ke desa sebelah, tidak ada jaminan di sana mereka tidak mendapatkan masalah.

"Tentu saja, walaupun aku ini muda dan terlihat lemah sebagai seorang gadis kecil, tapi begini-begini aku memiliki tubuh yang sangat kuat. Jika musuhku hanya memiliki kekuatan tingkat Genin, aku yakin bisa mengalahkan mereka dengan mudah. Dengan kekuatan fisikku saja, aku mungkin bisa mengalahkan tingkat Chunin bila bersungguh-sungguh." Emera membuka kedua matanya dan menunjukkan wajahnya yang penuh percaya diri pada Naruto.

"Eh!" Naruto terkejut sampai tersentak ke belakang karena karena rasa terkejutnya ini.

Sekarang dia masih berada di tingkat Genin dan tidak terlalu lama lulus dari akademi Shinobi. Emera yang mengatakan bisa mengalahkan Genin, membuat Naruto beranggapan bahwa Emera bisa mengalahkan Naruto dengan mudah. Naruto akan merasa malu jika dia kalah saat melawan gadis kecil yang usianya bahkan tidak genap 10 tahun.

'Mengabaikan kekuatan Kagebunshin-nya, aku rasa aku memang bisa mengalahkan Naruto dengan mudah saat ini. Tapi ini belum pasti. Kalau dia memiliki plot armor saat melawanku, mungkin dia bisa menang dengan jarak yang tipis. Aku lebih suka jika tidak harus mengusiknya.'

'Tenang saja, diriku sendiri. Jika aku bertarung dengan Naruto menggunakan hanya Taijutsu, aku yakin setidaknya itu ada di dalam latih tanding dan tidak akan berbahaya. Dan bahkan jika itu di dalam pertarungan sungguhan, aku sangat yakin dia akan membiarkanku hidup memperhitungkan tentang sikapnya yang naif dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak terbunuh.'

'Jadi masih aman-aman saja selama dia tidak bersama orang dewasa yang berpikir dengan rasional seperti Sasuke.'

"Apa kamu yakin bisa mengalahkan ninja sekelaa Genin hanya menggunakan Taijutsu? Aku tidak yakin akan hal itu." Jiraiya mengangkat alisnya, bereaksi dengan pernyataan Emera tentang dirinya yang bisa mengalahkan Genin.

"Selama tidak terkena Genjutsu, sih, aku yakin bisa memenangkan pertarungan," jawab Emera dengan lebih sopan dan mengurangi rasa percaya dirinya.

Kalau sampai Jiraiya ingin menguji kekuatan Emera dan mengajaknya bertarung, maka ini akan menjadi kuburan untuk Emera. Bagaimanapun Jiraiya tetaplah seorang Sannin legendaris dan tidak akan semudah itu untuk ditumbangkan.

'Bukan masalah besar jika aku bertarung melawan Jiraiya. Lagi pula, dia seharusnya mengakui jika dirinya adalah salah satu dari tiga Sannin legendaris setelah pertarungan di antara kami selesai. Tapi akan tetap menyakitkan dan membuat prestasi jika sampai aku melawannya.'

"Kalau begitu, bagaimana jika kamu melakukan latih tanding melawan muridku ini? Seharusnya kamu tidak keberatan jika merasa akan menang, 'kan?" tantang Jiraiya dengan sambil mengeluarkan aura sombong.

"E-Eh? Eh! Ap-Apa! Kenapa aku harus bertarung melawannya, Ero-sennin!" teriak Naruto yang tidak terima pada tantangan Jiraiya.

Soalnya, yang memberikan tantangan, 'kan, adalah Jiraiya. Tentu saja Naruto yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali merasa kesal akan hal itu.

Sudut mulut Emera sedikit terangkat sebelum dia mengatakan, "Oke, tentu saja. Siapa yang takut untuk melawan bocah sepertinya."