webnovel

Crystal Pair

Sejak kecil, Liza tahu kalau dia berbeda. Liza diberkahi sepasang mata yang memiliki kemampuan aneh, yaitu melihat kristal cahaya gaib yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia. Selama ini Liza mengira kristal cahaya itu tidak berarti apa-apa, sampai suatu ketika ia terseret dalam sebuah kejadian tak terduga. Sejak itulah Liza mendapatkan suatu fakta mencengangkan tentang kebenaran jati dirinya yang ternyata adalah seorang keturunan penyihir putih legendaris yang pernah hidup di zaman abad pertengahan bernama Adera. Konon penyihir putih legendaris itu adalah penyihir yang mampu mengendalikan tujuh cakra dalam tubuhnya untuk mengeluarkan sihir dengan fungsi tertentu. Salah satunya adalah cakra jantung, cakra yang berfungsi untuk cinta dan penyembuhan. Dan berkat kemampuan sihir yang dimilikinya, Liza mampu menyembuhkan manusia dari serangan magis dan juga menolong mereka untuk menemukan jodoh sejati hanya dengan melihat pola-pola kristal gaib yang dia lihat. Itu seperti menemukan dan menyatukan jodoh kepingan puzzle. Sampai suatu hari, Liza memiliki keinginan untuk mencari siapa pasangan jiwa menggunakan kemampuan sihirnya itu. Namun anehnya, Liza masih belum menemukannya hingga sekarang. Keberuntungan jodoh seolah tidak berpihak padanya. Alih-alih mencari pasangan, Liza malah dipertemukan terus dengan Chistone, pria misterius yang memiliki pola kristal jodoh yang tidak terbaca. Siapakah sebenarnya Christone? Bagaimana bisa kristal jodoh pria itu tidak bisa terbaca oleh Liza? Lalu apakah nanti Liza bakal menemukan jodohnya? Follow untuk info dan update cerita di : @fenlykim

Fenly_Arismaya · Fantasy
Not enough ratings
235 Chs

Perintah Menangkap Christ dan Liza

Dugaan yang ada di kepala Christ, sepertinya sama dengan dugaan Liza dan lainnya. Jelas sekali. Sudah tidak diragukan lagi kalau ponsel Christ telah diambil sesaat sebelum pria itu kabur. Dan sudah pasti, kalau pihak musuh yang mengambil.

"Dia menghubungimu? Yang benar? Kau balas apa, Liz??" tanya Christ dengan tatapan ngeri.

Liza menutup wajahnya dengan dua telapak tangan dan menggelengkan kepala miris. Merasa bersalah.

Ternyata feeling tidak enak Liza itu benar. Bukan Christ yang menghubungi atau mengiriminya pesan. Harusnya Liza sadar, kalau aneh rasanya Christ menanyakan lokasi keberadaannya, mengingat Christ pasti sudah tahu kemana tujuan Liza dan dimana seharusnya Liza berada. Dan mestinya Liza tidak serta merta membalasnya disaat pesan itu terlihat aneh.

"Maafkan aku, Christ." Liza menunduk dalam. "Aku terlalu senang menerima kabar darimu. Tapi aku malah mengatakan keberadaanku--"

"Mengatakan keberadaanmu???" Suara Christ meninggi. "Yang benar saja, Liz!!"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com