webnovel

CRUSH (My Fireflies)

Karina menunggu pacarnya hampir 4 jam untuk merayakan tahun baru bersama. Namun, pacarnya tak kunjung datang dan tiba-tiba menelepon untuk meminta putus dengannya. Sumpah serapah terus keluar dari mulutnya dengan wajah berlinang air mata. Namun, alih-alih basah oleh air mata, hujan malah mengguyur Karina seperti disengaja. Lalu, seorang cowok tampan menghampiri dan memberikannya payung serta satu cup hot coffee. Tanpa berbicara apa pun. Kebaikan kecil itu membuat hatinya berdesir. Dan tanpa mereka sadari, benang takdir sudah terikat di antara keduanya. Membawa berbagai rasa, serta kenangan yang akan segera terukir. Lewat kepolosan cinta masa SMA yang penuh dengan drama dan juga ke-absurd-an teman-temannya yang juga ikut menghiasi kenangan. Ikuti kisah penuh warna mereka di sini!!

HuangVioren · Teen
Not enough ratings
243 Chs

Festival Sekolah (5)

"Heh, bisa-bisanya lo nyengir sekarang! Gue denger dari anak-anak yang lain, katanya lo ngikat anak orang di atas panggung, trus gantungin di atas langit-langit, dan lo juga ngeluarin cambuk—"

"Oh, soalnya gue baperan pas di atas panggung tadi. Maka dari itu, gue tadi dimarahin sama Kakak gue dan pak wakasek juga," potong Kaila.

Davira jadi bertanya-tanya tentang permainan apa yang mereka mainkan di atas panggung, hingga Kaila menjadi baperan seperti itu. Ada-ada saja, batinnya. Seperti orang kesurupan.

"Davira! Kita punya masalah!" sela seseorang di antara percakapan mereka.

Ya Tuhan, apalagi sekarang? Kenapa masalah terus saja mencariku? batin Davira. Padahal sekarang sudah waktunya untuk mereka pulang dan beristirahat, namun ada saja yang menghalangi.

Davira menghampiri Stella yang tadi memanggilnya. Bersamaan dengan itu, Karina dan Emy datang menghampiri Kaila.

"Kami tadi liat pertunjukan lo. Sumpah, lo lebay banget tau!" seru Karina yang entah mengapa wajahnya terlihat berbinar.

"Gue baperan tadi," jawab Kaila sekenanya. "Btw, muka lo kenapa?" lanjutnya.

"Ezra ngasih gue senyum yang manissss banget!" ungkap Karina. Sebenarnya pertanyaan tadi ditujukan untuk Emy yang hidungnya terlihat memerah, bukan untuk Karina.

"Bukan lo." Karina memayunkan bibirnya.

"Dicubit kucing kerasukan reog," dengus Emy. Kaila tertawa mendengarnya. Tentu ia tahu maksud dari kucing kerasukan reog tersebut. Yaitu ditujukan untuk Azri.

Saat berdebat dengan cowok itu tadi, tiba-tiba Azri menarik hidung mancung Emy keras sekali hingga memerah. Mungkin dia kesal karena kalah berdebat, namun juga tidak bisa memukul. Makanya ia memilih untuk mencubit saja.

"Lo emang sukanya sama yang liar-liar, ya."

"Seru aja buat jinakin kucing kerasukan reog gitu. Btw, dia ga ada ramah-ramahnya sama gue," decak Emy lagi.

Dan Karina hanya plonga plongo saja di antara mereka. Sungguh ia tidak mengerti arah pembicaraan kedua sahabatnya itu. Kucing siapa maksud mereka yang kerasukan reog? Membuat orang bingung saja.

Davira yang telah selesai berbincang dengan Stella pun kembali dan menghampiri ketiga sahabatnya.

"Kar, gue punya permintaan sama lo," ucap Davira mendadak. Karina mengerjabkan matanya beberapa kali. Apa maksudnya itu? Permintaan apa? Jangan-jangan ....

Karina mengerjabkan matanya berkali-kali. Dirinya deseret oleh Davira ke dressing room beberapa saat yang lalu, tetapi Davira belum mengatakan apa pun tentang mengapa ia dibawa ke sini sampai sekarang dan hanya memegang satu baju itu saja dari tadi.

"Hm ... itu ... maksudnya apa?" tanya Karina tak mengerti.

"Ini ... kostum."

Karina menepuk jidatnya. "Gue tau itu kostum buat pertunjukan besok, tapi apa maksudnya? Kok, gue dibawa ke sini?"

"Sekarang ini milik lo."

"Hah?"

***